bola basket

185 13 0
                                    

Salsha telah berdiri di depan gerbang sekolah menantikan kedatangan sang ayah yang akan menjemputnya , ia arahkan matanya menuju arloji yg melingkar di pergelangan tangan nya , jarum jam tsb mengarah pada angka 2 , terik matahari sudah sangat menyengat ke kulit putihnya . Salsha mengeluarkan sweater dari tas gendong yg berada di belakang punggungnya , ia kenakan sweater biru muda dg motiv rajut yg membuatnya semakin terlihat cantik.

“ ayah lama bgt sih ” gerutunya , ia sudah berdiri dari 15 menit yg lalu , kalau tau begini tadi dia akan ikut dg carisa saja .

                 ☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️

  Sorak Sorai semakin gemuruh saat ke 2 tim basket dari ke 2 sekolah memasuki lapangan . SMA purnama akan menghadapi musuh bebuyutannya , SMA sabit. selama 10 tahun belakangan ini , mereka bersaing ketat pada semua bidang terutama basket.

  Dg tatapan tajam iqbaal mendribble bola dg lincah , membawanya terbang hingga mencetak angka . Kembali gemuruh para penonton memenuhi lapangan , membuat gadis manis yg tengah duduk pun ikut berdiri dan merayakan uforia kemenangan tim basket dari SMA nya . Ia melompat lompat girang , sang pujaan hati mencetak angka di detik- detik terakhir pertandingan .

“ yeeeeee ... Kita menaaaaaang ..!!!! IQBAAAAAAAAL I LOVE YOUUUUUU” teriak Salsha sekencang - kencangnya agar iqbaal mendengarnya .

Pria di sebrang sana hanya menghembuskan nafas beratnya , sudah ribuan kali gadis itu membuatnya malu , lihatlah apa yg dia lakukan sekarang !, Ia bahkan bersorak di antara pendukung SMA sabit , apa ia mencari ajalnya ? .

Salsha mulai jenuh menunggu sang ayah , ia kembali memasuki area sekolah dan menutuskan untuk menemui sang pangeran sebelum pertandingan dimulai, namun sayangnya pertandingan telah dimulai sejak 20 menit yg lalu , ia hanya bisa menyaksikan iqbaal yg sudah berdiri ditengah lapangan dg keringat yg membasahi sekujur tubuhnya.

“ duduk di mana ya?” gumam Salsha yg mendapati penuhnya tempat duduk yg tersedia disana , matanya melebar seakan mendapatkan ide , ya ia berbalik dan mendapati kursi kosong yg berada di sebrang lapangan sana .

“ikut sini aja lah , asal jangan teriak kalo si ganteng menang ” gumamnya sendiri saat menyadari bahwa dirinya berada di suporter lawan .

“ IQBAAAL ...” semua mata kini tertuju pada Salsha , gadis yg sedari tadi menahan suaranya agar tak membuat kegaduhan kini malah kelepasan saat iqbaal menambah poin sebagai penutup kemenangan tim nya . Dg segera Salsha menutup mulut nya dg ke 2 telapak tangannya , tatapan itu membuat bulu kuduknya merinding .

“ hehe maaf ya , tadi aku numpang sini , abisnya disana penuh ”

“ permisi ” dg buru - buru gadis itu melesat meninggalkan tatapan kejam dari para pendukung tim sabit .

“ cewe lu ?” iqbaal menoleh ke sumber suara , dilihatnya Sony kapten tim sabit yg duduk disampingnya .

“ bukan ” jawab iqbaal dg buru - buru, sony hanya terkekeh kecil .

“ kenapa gak lu jadiin pacar ? ”

“ lu suka sama dia ? , Kenapa ngak lu aja?”

“ kayak nya dia cinta mati sama lu ”

“ terserah lu ” iqbaal berlalu meninggalkan Sony yg masih duduk ditengah lapangan .

“ eh baal , permainan lu gokil ” teriak Soni yg memuji penampilan iqbaal . Iqbaal tak menggubris ia tetap pergi menjauh dari Sony dan memilih untuk segera berganti pakaian .

Di lorong yang sudah sepi , iqbaal membereskan tasnya , memasukan seragam basket yg telah basah kuyup karena kringatnya sendiri .

“ selamet ya sayang ” iqbaal menoleh mendapati gadis manis yang telah berdiri dihadapannya membawa botol minuman dingin .

“ stop panggil gue sayang ” Salsha memanyunkan bibirnya , sudah banyak kata sayang yg iqbaal tolak , menyebalkan .

“ nih , kamu pasti haus kan ?” kini botol dg embun di permukaannya telah berhadapan dg wajah tampan iqbaal , tanpa basa basi Iqbaal menyambarnya kemudian menenggak isi botol tsb, membiarkan buliran ya membasahi tenggorokan Iqbaal yg sedari tadi sangat dahaga.

“ Iqbaal boleh anterin aku pulang ngak?”

“ ngak !”

“ yyaaaaah , padahal aku udah tungguin kamu sampe sore cuma buat pulang bareng sama kamu , tapi kamunya gak mau , aku pulang sama siapa dong ?”

“seraah ’

“ iqbaal gak boleh gitu , membiarkan perempuan pulang sendiri saat sudah sore itu bukan perilaku terpuji tau ”

“ jalan berdua dg orang yg bukan mahrom juga bukan perilaku terpuji ” tutur Iqbaal membalikan perkataan Salsha .

“ tuh kan Iqbaal mah gitu , gak kasian sama aku?”

“nggak”

“ ish .. ngeselin ! ”

  Salsha berbalik kesal , apa ada manusia sesabar dirinya , yg mengejar cinta dari seorang yg lebih mirip dg tembok berjalan ini ?

“ aduh lupa ” gumam Salsha , ia mengeluarkan benda pipih dari saku roknya dan mulai menghubungi seseorang .

“ iya ayah ”
“....”

“ iya ini Salsha bentar lagi nyampe rumah ”

"......”

“ ngak ko , Salsha dianter , udah ya yah bye ” dg buru buru ia menutup sambungan tlp nya bersama sang ayah , ayahnya pasti sangat khawatir , anak gadisnya belum pulang kerumah .

“ baal pliis ”

Iqbaal menyerah , ia tak mau mendengarkan rengekan menggelikan dari mulut Salsha .

Detak Jantung Terakhir ( IDR ×SA )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang