rapat

79 6 4
                                    

Suasana ruangan terasa mencekam, saat herman memasuki ruang kelas diikuti salsha dibelakangnya, gadis mungil itu membawa tumpukan map-map di lengannya .

"Dengar ! , hari ini kita akan membahas tentang pertandingan turnamen bulan juni mendatang " titah herman seraya menyalakan layar proyektor di hadapannya .

Di Sana tertera jadwal pertandingan, dan daftar tim basket yg mendaftar, beberapa tim ternama juga tercantum di sana, pertandingan rutinan ini diadakan enam bulan sekali , dan diikuti oleh seluruh SMA di Jakarta pusat , pemenangnya akan dijadikan perwakilan ibu kota /provinsi untuk   mengikuti turnamen tingkat nasional.

Sma Purnama sendiri baru 2 kali mengikuti turnamen nasional, belakangan ini sma purnama hanya mendusuki posisi ke dua ditingkat ibu kota , sudah 5 tahun berturut-turut sma mentari selalu mewakili Jakarta ke jenjang nasional .

" berdasarkan data yg sudah manager kalian kumpulkan akhir - akhir ini , tim ini adalah 10 besar tim terkuat di Jakarta"

1. Mentari
2. Purnama
3. Sabit
4. Fajar
5. Senja
6. Renjana
7. Guntur
8. Gerhana
9. Galaksi
10. Angkasa

"Tim kita selalu masuk peringkat 2 setiap tahunnya , untuk saat ini Sma mentari selalu menjadi peringkat satu dan mengalahkan tim kita ”

"Tahun ini , saya tidak mau dengar kalian bangga dengan angka selain satu yg kalian peroleh."

"Kita harus jadi pemenang tahun ini ! , faham kalian !!" teriak herman

"Faham coach " jawab mereka serentak.

"Map yg kalian pegang adalah data tim lawan kalian yg sudah ditelaah oleh saya dan salsha , didalamnya ada kekurangan dan kelebihan setiap tim dan detail kelebihan para pemainnya "

"Waah , gilaaa .. Keren banget emang, gak salah sekolah ini jadiin lo pararel 1 sal ." celetuk leo dengan tatapan kagumnya.

"Gak main-main manager kita ini, garang kali. " adrian menambahkan celetukannya .

Salsha hanya tersenyum simpul, ia tak menyangka keahliannya dalam menganalisa dan merangkum sangat berguna bagi tim ini . sudah hampir 3 tahun lamanya ia merasa tak berguna, hanya menjadi beban sang ayah dan lain sebagainya, baru pertama kali dalam hidupnya ia merasa dibutuhkan , salsha menoleh ke arah herman dengan senyum tipis di bibirnya, sebenarnya ia merasa bersyukur telah bertemu herman, walaupun ia sedikit jengkel dg sikapnya , tapi setidaknya herman tidak pernah menganggap salsha lemah , dan tidak pernah memperlakukannya seperti orang yg tak berdaya , justru sebaliknya, ia selalu memberi kesempatan salsha beropini, menelaah sesuatu bahkan selalu bergantung pada salsha , sungguh itu membaiat salsha sangat tersanjung.

" kalian pelajari semuanya , jangan buat keringat manager kalian terbuang sia-sia, mulai sore ini kita adakan latihan khusus , semua anggota wajib mengikuti latihan ini , tanpa terkecuali !"

"Satu lagi , musuh kita bukan hanya 9 Sma yg ada di daftar 10 besar , tapi musuh kita adalah 37 Sma lainnya dari jakarta , jangan pernah meremehkan musuh , sekecil apapun itu , faham !"

"Faham coach "

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 31, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Detak Jantung Terakhir ( IDR ×SA )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang