Part 12

441 50 15
                                    

-Hyemi’s POV-

“Tunggu,” dengan cepat aku mencekal sebelah tangan Donghae, “Sepertinya ini salah.”

Bukannya menjawab, Donghae malah memiringkan kepalanya dengan tatapan bingung.

Sejenak kupejamkan mata dan menarik nafas dalam, lalu menghembuskannya perlahan sebelum kembali menatap lurus pada anak buah semata wayangku ini. “Aku memang tidak mau diantar pulang ke rumah, tapi bukan berarti kau bisa membawaku ke sini. Apa kau sadar di mana ini dan siapa yang kau bawa ke sini?”

Donghae mengangguk pelan, terlihat ragu.

“Kau sadar tapi kau tetap melakukannya?”

Lagi, anak buah semata wayangku itu hanya mengangguk.

Astaga! Aku tak bisa berkata apa-apa lagi!

Detik selanjutnya aku sudah menarik kembali tanganku darinya, beralih memegangi sebelah kepalaku yang terasa sedikit pusing. Tidak habis pikir mengapa Donghae membawaku ke kamar hotel!

Benar, kamar hotel! Setelah kehujanan dan Donghae membawaku ke sebuah butik untuk mengganti pakaian kami yang basah, aku masih biasa saja. Saat dia membawaku ke sebuah café untuk makan siang di sore hari juga, aku tidak menolak. Tapi setelah itu, kini dia membawaku ke kamar hotel! Suite room! Tidak, maksudku, untuk apa?

Tidak kah ini terasa aneh baginya? Datang ke hotel bersama seorang wanita? Ahh jangan bilang lelaki pendiam itu tidak melihatku sebagai wanita? Maksudku—

“Jangan berpikir macam-macam.” Tiba-tiba Donghae memegang tanganku, “Istirahat.”

Kali ini aku yang memandang bingung padanya, “Apa?”

Lee Donghae, benar-benar, kebiasaan sekali. Tanpa menjelaskan apapun padaku, dia justru langsung menarik sebelah tanganku ke arah ranjang, lalu memegang kedua bahuku dan memaksaku untuk duduk di sana.

Ah.. istirahat? Dia ingin aku istirahat di sini? Karena saat di perjalanan aku bilang tidak mau pulang ke rumah?

“Tapi, kau…” hmm bagaimana menanyakannya?

“Aku pergi.”

“Tidak, aku tidak bermaksud untuk mengusirmu!” selaku dengan cepat, “Memang tidak pantas jika kita hanya berdua di tempat ini, tapi aku juga tidak mau sendirian. Bisakah kau tetap di ruang depan? Setidaknya sampai aku tertidur saja.”

“Baiklah.”

Aku tersenyum lega sebagai ucapan terima kasih. Setelah itu Donghae juga berbalik pergi menuju ruang depan, tapi belum sampai satu menit anehnya pria itu kembali lagi ke kamar. Berjalan lurus ke arahku sambil menyodorkan ponselnya.

Tentu saja aku bingung, tapi saat aku melihat layar ponselnya yang sedang menyala barulah aku mengerti sekaligus kaget. Nama kontak yang sedang menelepon ponselnya mengejutkanku.

[Shim Changmin]
Incoming Call…

“Bagaimana kau bisa…” aku tak mampu melanjutkan kalimatku, sedangkan Donghae langsung menerima telepon itu dan menempelkan ponselnya ke telingaku. Menyebalkan sekali dia hari ini.

“Halo, Oppa?” sapaku dengan terpaksa, lalu beralih memegang ponsel itu dengan tanganku sendiri.

“Oh, kau yang menjawabnya. Kenapa ponselmu mati huh?” suara itu terdengar kesal.

“Ahh baterai ponselku habis, maaf.” Dustaku dengan lancar, padahal faktanya aku sengaja mematikan ponselku setelah menerima pesan dari Hyojin.

Yup, pesan yang berisi bahwa dia ingin makan bersamaku. Lucu sekali. Selera makanku bahkan hilang hanya dengan melihat nama kontaknya.

For a BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang