-Author's POV-
Setelah meninggalkan kantor pusat Cho Corp., Hyemi terlihat biasa saja. Raut wajahnya terlihat tenang dan sedang duduk manis di bangku belakang. Gadis itu meminta Donghae untuk kembali ke tujuan awal mereka, yaitu ke apartement Changmin.
Sejauh ini tidak ada masalah sebenarnya, hanya saja setelah sampai di tempat tujuan, Hyemi tetap bergeming di tempatnya. Sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda bahwa gadis itu akan segera turun. Ah, bahkan sepertinya gadis itu tidak sadar mobil yang Donghae kendarai sudah berhenti.
Donghae tidak tahu apa yang Hyemi dengar di telepon sebelumnya, tapi kalau melihat Nona-nya sampai melamun begini sudah pasti itu bukan hal yang baik.
Akhirnya dengan perasaan campur aduk, Donghae segera turun dari mobil lebih dulu. Lalu pria itu memutari mobil dan membuka pintu mobil untuk Hyemi. Melihat Hyemi masih tidak bergerak, Donghae lanjut melepaskan sabuk pengaman gadis itu. Dan saat Donghae berniat sedikit mundur untuk memberi ruang pada Hyemi untuk keluar, Hyemi justru menahan ujung kaosnya dengan pandangan menerawang ke depan.
"Aku lapar," gumam Hyemi.
Donghae tersenyum kecil dan menggapai tangan Hyemi yang masih menahan bajunya, perlahan menggenggamnya dengan lembut. "Kau memang ke sini untuk makan siang. Cepat turun dan pergi makan."
"Ayo, kau juga ikut makan siang bersamaku dan Changmin Oppa."
"Iya, ikut saja." Celetuk seseorang yang tiba-tiba sudah berdiri tepat di belakang tubuh Donghae, membuat Hyemi dan anak buahnya itu terjingkat kaget sebelum buru-buru melepaskan tautan tangan mereka.
Astaga!
"Oppa! Mengagetkan saja!" Kesal Hyemi saat melihat sang pelaku adalah kakaknya sendiri, Changmin. "Sejak kapan Oppa disitu?!"
Changmin tersenyum lebar, "Itu tidak penting. Ayo, kita langsung masuk saja ke dalam. Aku sudah beli bir." Dengan bangga Changmin mengangkat plastik belanjaannya yang penuh dengan beberapa macam bir.
"Ini masih siang, Oppa." Sahut Hyemi dengan malas sebelum keluar dari mobil.
"Eyy biar saja, aku sedang ingin minum." Lalu Changmin beralih pada Donghae yang masih terdiam kaku di samping mobil, "Ayo, ikut kami."
Donghae menggelengkan kepalanya, "Terima kasih, tapi aku tidak ikut."
"Hm? Sungguh?" sambung Hyemi.
"Ya." Donghae membalas tatapan Hyemi dengan lembut.
"Baiklah, kalau begitu kau langsung istirahat saja, aku akan pulang dengan Changmin Oppa nanti." Kata Hyemi seiring dengan Donghae yang masuk kembali ke dalam mobilnya.
Tidak ada kata pamit yang bagaimana, Donghae hanya melambaikan tangan pada Hyemi sebelum menunduk sekilas pada Changmin.
Dan sepeninggal Donghae, detik selanjutnya Changmin dan Hyemi langsung masuk ke dalam gedung apartement. Sepasang kakak beradik itu jalan beriringan dan sibuk dengan isi kepala masing-masing.
Namun saat mereka sampai di depan pintu apartement Changmin, pria itu tidak langsung membuka pintu rumahnya. Pria itu terdiam beberapa saat sambil menatap Hyemi lekat.
"Kau ingin mengatakan sesuatu?" tanya Changmin.
"Terlihat jelas ya?" Hyemi tersenyum bodoh yang hanya dibalas anggukan kepala oleh Changmin, "Kalau Oppa.. apa yang akan Oppa lakukan kalau orang terdekat Oppa tiba-tiba menghindar dan menjauhi Oppa?"
Changmin bersandar pada tembok di samping pintu, "Bukankah sudah jelas? Kita harus terus berjalan 'kan?"
"Huh?"
KAMU SEDANG MEMBACA
For a Baby
FanfictionPernikahan bukanlah akhir perjuangan hidup. Pernikahan bukan berarti akhir dari sebuah hubungan. Sesungguhnya, pernikahan adalah awal perjalanan baru. Kehidupan baru. Hanya pasangan-pasangan dengan cinta yang kuatlah yang bisa terus bertahan, mengha...