Part 2

866 61 2
                                    

-Hyemi’s POV-

Pagi ini sedikit berbeda.

Biasanya beberapa hari belakangan ini aku terbangun dan mendapati diriku seorang diri di ranjang besar ini, membayangkan apa yang sedang suamiku lakukan di luar sana sebelum akhirnya aku menangis. Tapi pagi ini betapa bahagianya aku karena Kyuhyun juga berada disini, tertidur lelap menghadap dan memelukku. Pelukannya selalu terasa hangat.

Aku tidak bergerak sedikitpun agar Kyuhyun tidak terbangun, aku hanya tersenyum dan memandangi wajah tampannya yang sedikit terluka.

Cho Kyuhyun…

Sungguh, aku tidak pernah menyangka akan berakhir disini bersamanya. Semua orang tahu Kyuhyun adalah pewaris dari keluarga kaya raya, seorang pengusaha ternama. Sedangkan aku? Oh ayolah, aku sadar diri, aku bukanlah siapa-siapa. Tapi sungguh menakjubkan takdirku ini, Kyuhyun yang sehebat itu justru mencintaiku dan mati-matian ingin menikah denganku.

Ya, jujur aku bahagia dengan takdir ini karena aku juga mencintai Kyuhyun. Namun karena cinta inilah aku dan Kyuhyun harus melewati masa-masa yang teramat sulit.

Dimulai dari orangtua Kyuhyun yang menentang hubungan kami, karena latar belakang keluargaku tidak sebanding dengan mereka. Waktu itu, Kyuhyun membawaku ke rumah keluarganya untuk meminta restu yang sama sekali tidak kami dapatkan, hingga Kyuhyun berlutut dan berkata ia akan tetap menikah denganku. Aku terharu saat itu, namun juga menangis pilu karena saat itu juga ayahnya menghajar Kyuhyun dengan sadisnya. Kyuhyun banyak terluka karena hal itu. Dan karena Kyuhyun tetap bersikeras dengan keputusannya, akhirnya orangtua Kyuhyun membiarkan kami menikah. Dengan syarat, pernikahan kami tidak boleh dipublikasikan.

Setelah itu masa-masa sulit kami berlanjut dengan orangtua Kyuhyun yang sama sekali tidak memperbolehkan sepeser hartanya untuk kurasakan. Sungguh, aku sakit hati. Sehina itukah diriku di mata mertuaku sendiri?

Namun Kyuhyun yang notabene satu-satunya pewaris di keluarga itu, berkata dengan tenang, “Tidak perlu. Hyemi itu istriku, jadi aku yang akan memenuhi kebutuhan hidupnya dengan kerja kerasku sendiri. Lagipula aku tidak pernah mengambil sepeser pun dari perusahaan selain hakku.”

Woah.. Kyuhyun berkata seperti itu!

Tepatnya 3 tahun berlalu, dan selama itu adalah masa yang paling sulit untukku. Sungguh sulit. Karena 3 tahun pernikahanku dengan Kyuhyun, kami masih belum dikaruniai anak. Kyuhyun memang tidak marah dan menyinggung apapun mengenai anak, tapi lagi-lagi orangtua Kyuhyun yang menghinaku. Mertuaku itu berulang kali berkata rumah tanggaku yang tanpa anak ini adalah karma karena tetap menikah meski tak direstui.

Jelas, aku sakit hati untuk ke sekian kalinya.

Aku juga tidak diam, aku pun penasaran dengan diriku sendiri karena baik dari ayah maupun ibuku tidak ada yang mengidap penyakit turunan. Aku sudah mengecek kesehatanku berkali-kali di berbagai rumah sakit, namun hasilnya tetap sama. Tidak ada apa-apa. Aku sehat. Hal itu membuat aku nyaris putus asa mengingat ucapan mertuaku, rasanya ingin menyudahi semua sakit hati ini dengan pergi selama-lamanya.

“Aku tidak masalah jika mengadopsi anak dari Panti Asuhan, kita adopsi saja 4 atau 5 anak. Ah kita adopsi bayi untuk jadi anak bungsu. Bagaimana?” itu kata-kata Kyuhyun yang menghidupkanku kembali.

Dan tahu bagaimana reaksi mertuaku? Mereka tidak setuju. Cih.

“Tidak ada anak adopsi. Anak itu harus darah daging Kyuhyun sendiri. Siapa kau berani merusak keturunan keluarga kami yang terhormat?!” itu yang ayah mertuaku katakan.

“Tidak harus dirimu, relakan Kyuhyun memiliki anak dari wanita lain yang benar-benar sehat. Atau cara lain yang lebih baik, cerai saja dengan putraku.” Itu kata ibu mertuaku.

For a BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang