2. The Blind Date

556 83 10
                                    

Pria itu memang seperti apa yang Soonyoung katakan : ((sangat)) tampan. Tapi Junhui tidak menyukai tipe wajahnya. Karena pria itu tampak seperti orang galak yang tak ada ramah-ramahnya. Astaga ... Junhui benar-benar tak berani menghampiri pria itu. Bolehkah ia kabur saja?

Tanpa diduga, pria tersebut bangkit berdiri lalu menghampiri Junhui yang kini mematung sekitar dua meter dari meja.

"Maaf, apa tatapanku sudah membuatmu merasa tidak nyaman? Aku tadi hanya memastikan apakah kau orang yang dimaksud oleh Soonyoung atau bukan."

Jujur, Junhui cukup terkejut dibuatnya. Meski tak memberi senyuman, sikap pria ini tak seburuk yang ia bayangkan. Dan apa itu tadi suaranya? Astaga ... Junhui ingin terus mendengarnya!

Yang membuat Junhui terbelalak adalah, pria itu menarik sebuah kursi yang terletak di bawah meja guna mempersilakan Junhui untuk duduk di sana.

Meski masih segan, Junhui memutuskan untuk duduk. Pria itu pun kembali duduk di tempatnya semula yakni di depan Junhui.

Setelah itu Junhui lekas mengulurkan tangan --meskipun dalam hati ia mempersiapkan diri bila sang pria tak bersedia menjabat tangannya.

Mengejutkannya, pria itu menjabat tangan Junhui sambil tersenyum manis. Tersenyum manis. Junhui bersumpah dirinya langsung mengabadikan momen tersebut dalam ingatan.

"Wonwoo, Jeon Wonwoo."

"Mm-moon Junhui."

Junhui seketika menepuk mulutnya sendiri akibat mendadak gagap di depan Wonwoo.

Memalukan.

Wonwoo tersenyum sekilas sebelum mengakhiri jabat tangan mereka. "Sepertinya aku bukan orang yang kau harapkan?"

"Uhh ... Iya," Junhui mengernyitkan dahi. "Darimana Wonwoo-ssi tahu?"

Wonwoo mengangkat kedua bahu, "Gerak-gerikmu."

Kepala Junhui menunduk dalam, menunjukkan penyesalan karena sudah mengecewakan Wonwoo.

"Kau benar ... Aku pikir Soonyoung akan menjodohkanku dengan seseorang yang pernah bertemu denganku sebelumnya. Dan maaf tadi aku sempat merasa tak berani menghampirimu. Wonwoo-ssi tampak menakutkan."

Wonwoo mencondongkan badan ke arah Junhui, memberinya atensi penuh, "Aku memang begini."

Junhui mengangkat wajah dan menggeleng berkali-kali. Dilihatnya, kini tatapan pria berkaca mata tersebut tidak semenakutkan tadi.

"Tidak apa-apa! Akunya saja yang berlebihan karena sebelumnya tak pernah melakukan kencan buta. Jadi ... Jadi ... Maaf canggung ... Aduh--" Junhui kembali menepuk mulutnya sendiri. Ia benar-benar bingung harus bicara apa dengan pria datar seperti Wonwoo.

"Santai saja. Kau mau makan apa? Biar aku yang pesankan."

Junhui lagi-lagi menggeleng cepat. "Tidak usah. Biar aku saja. Wonwoo-ssi mau pesan apa?"

"Double cheeseburger, french fries dan cola."

"Oh oke. Tapi kenapa ya Soonyoung membuat kita bertemu di sini? Di sini menunya membosankan. Aku lebih suka makan di restoran China."

"Tempat ini adalah ideku," ujar Wonwoo datar.

Junhui sontak menepuk mulutnya lagi lalu tersenyum lebar setelahnya. Tanpa membuang waktu, ia segera beranjak untuk memesan makanan karena tak kuat menahan malu di depan Wonwoo.

Awalnya malam makan tersebut terasa canggung. Namun lama kelamaan, Junhui menikmati kesunyian yang melingkupi mereka. Lagipula, Junhui fokus menyantap hidangannya. Ternyata nikmat juga makan di restoran cepat saji setelah sekian lama tak pernah melakukannya.

Look at Me [WONHUIGYU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang