Hadiah tersebut berupa boneka beruang besar warna coklat muda, terbungkus plastik transparan bermotif love warna pink serta diikat seutas pita berwarna senada.
Atensi Junhui tentu seketika terfokus pada boneka menggemaskan itu. Ia melompat-lompat kegirangan sambil tersenyum lebar tanpa menyadari dua pria di dekatnya tengah saling menatap tajam.
"Aaaaa Kim Junhui sudah datang!"
Mingyu menyerahkan boneka tersebut meskipun tatapannya masih terpaku pada sang rival.
Setelah menerima, Junhui menghadapkan boneka itu ke arah sang pemberi.
"Terima kasih sudah mempertemukan aku dengan Junnie Appa, Mingyu Hyung~" ucapnya dengan suara menirukan anak kecil.
"Hyung? Bukan Daddy?" tanya Mingyu dengan raut wajah dibuat seserius mungkin.
"No no no!" tolak Junhui sambil menggeleng berkali-kali. "Kau masih terlalu muda untuk jadi seorang Daddy."
Mingyu memutar mata malas. "Aku hanya setahun lebih muda darimu, Jun Hyung."
"Tetap saja kau belum saatnya memiliki seorang anak," gerutu Junhui sambil melangkah menuju sofa.
Setelah duduk, pria bermata besar itu sibuk sendiri; melepas pita dari plastik boneka lalu mengikatkan pita tersebut pada kepalanya sendiri karena malas berjalan menuju tempat sampah.
Junhui benar-benar tidak menyadari kesibukannya tersebut membuat dua pria tampan di dekat pintu merasa gemas melihatnya --sekaligus merasa kesal akibat diabaikan begitu saja.
Setelah pita terpasang rapi di kepala, kedua tangannya dengan sangat hati-hati mengeluarkan boneka dari dalam kemasannya. Dengan alasan yang sama yakni malas berjalan menuju tempat sampah, ia pun melipat-lipat plastik tersebut kemudian menyelipkannya di bawah sofa.
Lantas dengan sangat antusias, ia membenamkan wajah pada kening boneka tersebut dan menggeleng-geleng pelan untuk merasakan kelembutan dari bulu-bulunya.
"Lembut, Gyu~ lembut," gumamnya seraya memeluk sang calon teman tidur dengan erat. "Kim Junhui lembut sekali. Anakku lucu sekali. Mingyu-ya, terima kasih~"
Mingyu berjalan menghampiri Junhui kemudian duduk di sebelahnya tanpa ada sedikitpun jarak di antara tubuh mereka.
Seakan sengaja untuk menyulut kecemburuan di hati sang rival, Mingyu memeluk pinggang Junhui lalu membenamkan wajah di sudut lehernya.
Junhui tak merasa terganggu sama sekali; ia masih sibuk mengagumi boneka barunya, hadiah dari sang idola. Ia bahkan tak menyadari Wonwoo melangkah pergi meninggalkannya.
Beberapa detik kemudian Junhui merasakan keanehan: napas Mingyu terasa panas. Ia langsung meletakkan boneka di ujung sofa supaya bisa menghadap ke arah Mingyu dan memusatkan atensi kepadanya.
"Mingyu-ya ... Kau sakit?" Junhui menyentuh kening pria itu dengan punggung tangan. "Astaga! Kau demam. Kau harus ke Dokter. Ayo aku antar!"
Mingyu menggeleng lemah, kedua matanya mulai terpejam.
"Aku hanya ingin di sini bersama Jun Hyung."
"Jangan begitu. Kalau sakitmu semakin parah, para penggemarmu pasti akan tahu. Mereka akan sangat mengkhawatirkanmu."
"Para penggemar tahu yang aku butuhkan hanyalah beristirahat. Jadi izinkan aku beristirahat di sini, Hyung. Aku membutuhkan kehadiranmu."
"Tapi--"
"Sssh. Aku baik-baik saja."
"Uhh ...."
Dengan perlahan, Junhui melepas bucket hat, kaca mata serta masker yang dikenakan oleh Mingyu lalu meletakkan barang-barang tersebut di atas meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Look at Me [WONHUIGYU]
FanfictionYang Junhui tahu, dirinya hanya menyukai Mingyu. Di sisi lain, Wonwoo mengetahui apa yang Junhui sebenarnya tidak ketahui. _______ _____ Junhui tentu merasa bersalah pada Wonwoo. Namun ia sendiri tak mampu membayangkan bila Wonwoo lah yang lebih dul...