Dua hari kemudian, tepat sebelum toko tutup, Soonyoung datang seorang diri untuk membombandir Junhui dengan berbagai pertanyaan mengenai kencan butanya bersama Wonwoo.
Junhui yang terlalu malu untuk mengungkapkan apapun, hanya bisa menutup wajah dengan kedua tangan sambil menggelengkan kepala berkali-kali.
Melihat reaksi Junhui, Soonyoung tanpa sadar berseru kencang, "Oh? Jangan-jangan kalian langsung melakukan seks seusai makan malam?"
Terkejut, Junhui refleks mendorong pundak sang teman hingga Soonyoung hampir terjatuh. "Bukan begitu! Aku kira temanmu yang akan dikenalkan padaku itu adalah Mingyu. Tapi ternyata orang lain."
Soonyoung menarik napas secara dramatis, kedua tangannya bahkan ditempelkan ke dada.
"Oh shit! Aku tak tahu rasa sukamu pada Mingyu sedalam itu sampai kau lupa bahwa Mingyu sepertinya takkan lagi membuka hati untuk seorang laki-laki."
"Ssssh! Jangan keras-keras! Bagaimana kalau karyawan yang lain dengar? Aku tak mau mereka tahu bahwa bos mereka itu seorang gay!"
"Tapi kau benar-benar menyukai Mingyu! Sekarang aku harus bagaimana? Wonwoo sepertinya--"
"Permisi? Aku mendengar namaku disebut-sebut?"
Junhui refleks bersembunyi di balik punggung Soonyoung kala menyadari kemunculan sang topik obrolan secara tak terduga.
"Eh? Hehehe kau mau apa ke sini?" tanya Soonyoung sembari menyikut pinggang Junhui. Junhui menggeleng cepat, ia malu setengah mati karena yakin Mingyu mendengar apa yang mereka bicarakan tadi.
"Mau beli gitar akustik."
"Kenapa tidak minta antar padaku?" tanya Soonyoung lagi. Kali ini ia berhenti menyikut pinggang Junhui.
"Kau tak bisa dihubungi sejak tadi, Hyung."
Junhui pun menarik napas panjang lalu berupaya bersikap profesional lagi. Mingyu juga tidak menunjukkan sikap yang mengindikasikan ia mengetahui isi percakapan Junhui dan Soonyoung tadi.
Bagus, itu tandanya Mingyu tak tahu bahwa Junhui menyukainya.
Sialnya, untuk kesekian kali Junhui harus rela tertampar kenyataan karena saat bertransaksi, Mingyu menyerahkan kartu kredit beserta ... kartu namanya!
Junhui hampir berteriak girang namun ia tak mau menarik perhatian para karyawan lain. Dan anehnya Soonyoung tampak frustasi karena menepuk keras jidatnya sendiri. Ada apa dengan Soonyoung? Kenapa ia tampak tidak senang Junhui diberi kartu nama oleh idolanya?
"Terima kasih sudah menyukaiku," bisik Mingyu ketika Junhui mengembalikan kartu kreditnya.
Sejak saat itu, Junhui sering melakukan panggilan video dengan Mingyu di tengah malam. Berbeda dengan image-nya yang cool di layar kaca, ternyata Mingyu yang Junhui kenal itu cukup humoris.
Sisi lain yang tidak ditampilkan di layar kaca adalah, Mingyu itu mudah kesal dan tersinggung. Bila Junhui telat mengangkat video call-nya atau meminta Mingyu mengulangi ucapannya, maka siap-siap saja Junhui akan diomeli sang gitaris tampan karena menilai Junhui tidak perhatian kepadanya.
Walaupun demikian, rasa suka Junhui terhadap Mingyu semakin membuncah. Ia merasa jadi penggemar paling beruntung di dunia karena diberi kesempatan mengetahui berbagai sisi dari idolanya.
Harusnya, pikiran Junhui hanya dipenuhi oleh sosok Mingyu. Akan tetapi, sejak kencan buta itu terjadi, yang memenuhi pikiran Junhui adalah Wonwoo.
Dalam lubuk hati, Junhui mengakui dirinya sangat berharap Wonwoo tiba-tiba menghubunginya. Tak peduli untuk apa. Yang jelas Junhui ingin sekali mendengar suara beratnya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Look at Me [WONHUIGYU]
FanfictionYang Junhui tahu, dirinya hanya menyukai Mingyu. Di sisi lain, Wonwoo mengetahui apa yang Junhui sebenarnya tidak ketahui. _______ _____ Junhui tentu merasa bersalah pada Wonwoo. Namun ia sendiri tak mampu membayangkan bila Wonwoo lah yang lebih dul...