Saat makan malam bersama orang tuanya, Junhui tak henti-hentinya memikirkan semua sikap Mingyu siang tadi: dari mulai menyuruhnya duduk di pangkuan, baru bersedia makan setelah disuapi, mengekorinya ke kamar mandi, tidur di pangkuannya, menghapus pesan dan kontak Wonwoo di HP Junhui, sampai menciumnya setelah menutup matanya dengan pita.
Aneh.
Kenapa Mingyu seperti menyukainya?
Tidak mungkin!
Seorang Kim Mingyu yang merupakan superstar tidak mungkin menyukai Moon Junhui si orang biasa.
"Junhui, apa kau tak mendengar pertanyaan Mama?"
"Eh? Maaf, Ma. Pertanyaan apa?" tanya Junhui yang baru tersadar dirinya sempat terhanyut dalam lamunan.
"Sebulan lagi Xiening akan menikah. Jadi rencananya Mama dan Papa akan pulang ke China sekitar dua minggu lagi untuk membantu persiapan acara sekalian mengunjungi keluarga besar. Kau mau ikut atau tidak?"
Junhui begitu bahagia mendengar kabar salah satu sepupunya akan melepas masa lajang. Apalagi sang sepupu adalah si cantik Liu Xiening, satu-satunya murid yang tetap menemani Junhui di saat sebagian besar murid menatap jijik dan melontarkan caci maki.
Sayangnya mereka lost contact dikarenakan kesibukan masing-masing. Selain itu, Xiening sangat menikmati kebebasannya saat berkuliah di Kanada; yang mana hal tersebut membuat Junhui begitu iri karena dirinya menjadi "tahanan" orang tuanya di Korea.
Oleh sebab itu, Junhui tak pernah lagi berkomunikasi dengan sang sepupu demi mencegah rasa iri di hatinya kian bertambah.
Junhui hampir berseru "aku ikut!" saat momen dirinya di-bully teman-teman mereka berkelebat dalam ingatan. Bibirnya seketika melengkung ke bawah, menyadari bahwa sebagian tamu undangan di pernikahan Xiening nanti pastinya merupakan teman-teman SMA mereka yang tentunya mengetahui tentang skandal Junhui.
Dan bisa saja mereka akan menghina Junhui seperti apa yang dulu mereka lakukan? Kini, Junhui pun dicekam kekhawatiran, ketakutan serta trauma teringat dengan hari-hari kelam di tiga bulan terakhir masa SMA-nya.
"A-aku tidak mau ikut," lirihnya sambil menggeleng pelan.
"Sudah Mama duga," gumam sang ibu seraya mengusap-usap punggung putranya.
"Apa kau takut bertemu teman-teman lama?" tanya sang kepala keluarga yang hanya dijawab anggukan oleh Junhui.
"Jangan egois, Junhui. Pernikahan sepupumu jauh lebih penting dibanding rasa takutmu. Xiening pasti senang bertemu denganmu lagi."
"Sudah, jangan dengarkan Papa." Nyonya Wen merapikan rambut sang putra. "Mama mengerti kalau kau tidak mau ikut."
"Mama terlalu memanjakannya," tukas Tuan Wen. "Apa Mama lupa bahwa dia itu sudah dewasa? Junhui seharusnya sudah mampu mengambil langkah bijak dalam menyikapi segala permasalahan hidupnya; jangan malah terus menerus berlindung di balik kebaikan orang tua seperti ini."
Nyonya Wen menatap tajam sang suami. "Papa! Putra kita masih trauma!"
"Bagaimana mungkin dia bisa lepas dari trauma jika dia sendiri tak pernah sekalipun mencoba berdamai dengan masa lalunya?"
Tak mau mendengar lagi ucapan menusuk dari ayahnya, Junhui memutuskan untuk bangkit berdiri kemudian melangkah cepat menuju kamar.
"Ingat! Pulang lah bila kau memang merasa dirimu seorang pria dewasa!"
Junhui mengabaikan seruan lantang sang ayah. Ia tak peduli bila dianggap tidak sopan oleh orang tuanya; lebih baik demikian daripada melawan yang pasti akan berujung menerima tamparan lagi seperti yang dialaminya beberapa minggu lalu saat meminta kebebasan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Look at Me [WONHUIGYU]
FanfictionYang Junhui tahu, dirinya hanya menyukai Mingyu. Di sisi lain, Wonwoo mengetahui apa yang Junhui sebenarnya tidak ketahui. _______ _____ Junhui tentu merasa bersalah pada Wonwoo. Namun ia sendiri tak mampu membayangkan bila Wonwoo lah yang lebih dul...