Nael melongokkan kepalanya dari kamar Rendi, Masuk kedalam ruangan yang minim penerangan itu dengan hati-hati kemudian dengan perlahan membuka kain jendela hingga cahaya pagi masuk melalui sela-sela besi itu.
Rendi mengerjap pelan kemudian berbalik badan untuk menghindari sinar matahari yang mengenai dirinya lalu kembali tidur.
Nael duduk dibangku kecil disamping ranjang, tidak melakukan apa-apa hanya duduk sambil memperhatikan punggung Rendi yang tertidur.
Beberapa saat kemudian ia bangkit dan memukul pelan bahu Mas nya untuk membangunkan.
"Bangun Mas, Udah pagi"
Rendi mengernyit sebelum akhirnya membuka mata, ikut tersenyum simpul saat melihat wajah sang Adik.
"Belum pakai seragam?" tanya Rendi dengan suara parau khas bangun tidur. Nael menggeleng kecil sebagai jawaban, setelahnya Rendi dibuat salah tingkah karena Nael sedari tadi memperhatikan dirinya.
"Kenapa sih? ada yang salah dari Mas?" Kekeh Rendi, ia merapikan tatanan rambutnya yang berantakan.
"Mas udah enakan? gak kedinginan lagi?"
"Engga, kan udah dibuatin sup sama Nael" jawab Rendi lembut kemudian ia mencubit pipi tirus milik sang Adik dengan gemas.
"Jangan lebay, Mas tau kamu juga kedinginan tadi malam. Kenapa gak dirumah aja?"
"Nael juga mau liat Mas nyanyi, tapi nyatanya Mas juga gak kelihatan. Jauh banget" Jelas Nael.
Rendi kembali terkekeh kemudian benar-benar berlalu untuk ke kamar mandi setelah mengusap surai Adiknya.
|
|
|Pagi ini Haikal, Nael, Cakra dan Aji sudah menggunakan seragam masing-masing. Mereka duduk rapi dimeja makan, sedangkan ketiga Kakaknya yang lain masih sibuk dengan urusan masing-masing.
Mark,
Pagi-pagi sekali ia sudah ditelpon oleh rekan kerjanya, hingga 1 jam berlalu ponsel itu masih setia berada di genggamannya. Sampai saat ini juga Mark belum selesai hingga ia harus meninggalkan acara sarapannya bersama Adik-adik. Tenang saja, ini jarang sekali terjadi.Rendi,
Setelah dibangunkan oleh Nael ia memang beranjak untuk mandi dan siap-siap untuk ke Restoran —Tempat usahanya. Tak sampai membutuhkan waktu lama ia turun dari dan menghampiri ke-empat Adiknya di meja makan. Sebuah dompet tebal dari balik saku celana ia keluarkan, beberapa lembar uang berwarna hijau ia berikan pada masing-masing Adiknya.Jevan,
Mahasiswa semester awal memang beda. Jevan tidak ada jadwal pagi ini, jadi ia membuat keputusan akan sarapan dengan Mak Kelly kali ini, mengingat beberapa hari sebelumnya mereka belum quality time karena kesibukkan Jevan. Dua lapis roti tawar dengan susu kental manis sebagai selai Jevan makan dengan senyum sumringah melihat Mak Kelly makan whiskas yang ia beli dengan uangnya sendiri.Ya begitulah kira-kira pagi hari mereka.
|
|
|Cakra sekarang berada di halte setelah pulang bimbel. Matanya menjelajahi satu-satu motor jalanan yang ramai karena jam kerja kantor sudah lewat, Mencari keberadaan Haikal yang sedari tadi belum muncul juga.
"Abang!!" Panggil Cakra saat menemukan Haikal berada di depan fotocopy sebelah tempat bimbel mencari-cari dirinya.
Haikal menghampiri dirinya, motor beat berwarna hitam itu di diletakkan disamping halte. Helm masih berada dikepalanya, Haikal mendudukkan dirinya tepat di samping Cakra.
"Yok pulang" Ajak Cakra, ia sudah berdiri sembari menggunakan hoodie yang tadinya menggantung di lengannya.
"Bentar, gue masih emosi"
KAMU SEDANG MEMBACA
Nael and His Family
FanfictionMata indah itu, tak pernah menyiratkan kebencian. Senyum indah begitu tulus, tak pernah dipaksakan. Usapan lembut yang Mama lihat penuh kasih sayang. Mama jatuh hati pada Nael. [Brothership] [Not BxB] < 1000 kata