"Anak Mama yang paling manis, apa Mama harus merelakan mu sekarang, Nak?"
Mama, terimakasih sudah menjaga dan menyayangi Nael selama ini..
Nael Sayang Mama
Kalau Nael pergi, Nael tetap jadi anak mama kan?
Sampai jumpa lagi, Mama...
Mama membuka matanya, tampak sinar dari arah jendela membuat mama sekejap memicing. Setengah sadar mama melihat sekitar.
Ia di rumah."Nael?" lirih mama.
"Anak ku?"
"Nael..."
"NAEELL!" teriak mama.
Mama memaksakan tubuhnya untuk berdiri dan berjalan keluar kamar.
"NAEEEL!" panggil mama, berharap anak manis itu akan menjawab dan memenuhi panggilannya.
Namun yang menghampirinya justru sang sulung, Mark mendatanginya dengan wajah khawatir.
"Mama?" panggil Mark, ia menyentuh dahi ibunya tersayang.
"Mama kenapa? Mimpi buruk lagi?"
"Adik kamu mana? Na-Nael dimana?" tanya mama bergetar.
Mark terpaku dengan pertanyaan tersebut. Dirinya benar-benar dibuat membisu dengan pertanyaan Mama tiap bangun tidur selama kurang lebih 2 minggu ini.
"Na-nael.." ragu Mark.
"Iya adik kamu. Kemana dia?"
"Dia udah minum obat?"
"Mama... " Panggil Mark.
"Lebih baik kita sarapan dulu, semuanya udah nunggu di meja makan, Ma." Ajak Mark membawa sang ibu.
Sarapan hari itu sangat hening, sama sejak 2 minggu yang lalu. Hanya dentingan sendok dan garpu yang mengisi suara makan pagi itu.
Cakra dan Aji yang selesai duluan segera pamit dengan Mama dan Abang-abangnya. Sebelum pergi tidak lupa mencium tangan Mama, walau tanpa sepatah kata.
Haikal yang sedari tadi hanya memainkan buburnya itu pun menyelesaikan sarapannya. Makanan yang tidak sepenuhnya tersentuh itupun ditinggalkan, ia melajukan motornya meninggalkan rumah yang kian hening.
Mark yang sedari tadi menyuapi sang ibu hanya bisa menghela napas panjang. Begitu juga dengan Rendi dan Jevan. Semua sudah begitu berbeda
"Mark..." panggil Mama.
"Iya, Ma?" jawab Mark dengan sigap menunggu permintaan Mama. Sedikit terkejut dengan Mama yang sudah mulai mereda emosinya.
"Lusa tanggal 1 kan? Jangan lupa bawa Nael buat Check Up ya, dia selalu saja kabur-kaburan." ucap Mama yang sontak membuat 3 anak laki-lakinya tertegun.
"Mama!" seru Jevan. Ia menghentakkan piring makannya.
"Nael udah gak ada, Ma!"
"DIA UDAH GAK SAMA KITA!!"
"NAEL UDAH MENINGGAL, MA!"
"JEVAN!" Teriak Rendi. Ia mendorong pelan dada Jevan memperingatkan adiknya untuk lebih berhati-hati dalam berbicara. Apalagi ia berteriak didepan sang ibu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nael and His Family
FanfictionMata indah itu, tak pernah menyiratkan kebencian. Senyum indah begitu tulus, tak pernah dipaksakan. Usapan lembut yang Mama lihat penuh kasih sayang. Mama jatuh hati pada Nael. [Brothership] [Not BxB] < 1000 kata