Berbagai macam hidangan diatas meja sudah rapi tertata oleh tangan ajaib Aji. Beberapa kursi yang diangkat oleh Jevan dan Haikal dikeluarkan kebelakang halaman mereka, niatnya malam ini mereka akan merayakan kepulangan Mama setelah sekitar 2 bulan bekerja diluar kota.
Api unggun sangat sosok di suasana malam yang cukup dingin, dan beberapa jagung serta ubi sudah disiapkan sebagai kudapan malam ini. Tak lupa pula Cakra dengan 1 dus kaleng milo sebagai minumannya.
Nael sedari tadi masih sibuk dengan hidangan utama. Satu ekor Ayam yang dibumbukan sudah masak diatas piring besar miliknya, juga dengan satu mangkuk besar mi goreng sesuai permintaan Haikal.
Sedangkan Mama yang masih berada diperjalanan sudah ditunggu oleh Mark dan Rendi di bandara. Kepulangan Mama akan langsung disambut oleh kedua putranya terlebih dahulu.
Sebuah pelukan hangat dari Mama akhirnya sampai pada Rendi dan Mark, serta kalimat selamat datang diucapkan karena Mama sudah pulang dengan selamat. Dua koper yang dibawa oleh Mama sekarang sudah berada ditangan Rendi, dan Mama yang sudah digandengi oleh kedua putra tampannya itu menuju mobil.
"Selesai perpisahan Mama langsung buru-buru beresin barang-barang Mama, udah gak sabar ketemu kalian tau" Adu Mama, saat ini Mark sedang menyetir dengan Mama disebelahnya sementara Rendi setia mendengarkan dari belakang.
"Adik-adik pada buat makanan buat rayain kepulangan Mama, gak apa-apa kan Ma? nanti kalau Mama capek bisa langsung tidur aja kok" ucap Mark
"Aduh gak apa-apa, Mama gak capek.. Justru kalau ketemu sama Anak-anak Mama pasti capek nya hilang" Jelas Mama kemudian
"Jangan kaget ya Ma kalau lihat Jevan udah rada item, soalnya kerjaannya keluyuran mulu sejak dikasih motor" Kekeh Rendi dan dibalas oleh gelak tawa Mama.
|
|
|Setelah tiba dirumah, kelima Anak Mama yang lain langsung berhambur dalam dekapan Mama. Menumpahkan semua rindu yang mereka tampung sejak awal Mama pergi keluar kota. Mama dengan senang hati menerima semua bentuk kasih sayang itu, cukup terharu karena semua persiapan dari Anak-anaknya diluar dugaan.
Mama diiringi seperti ratu menuju halaman belakang, sesuai dengan rencana mereka akan menghabiskan waktu malam ini bersama Mama.
"Biarin Mama istirahat dulu dek.. capek itu" ucap Mark setelah melihat Aji dengan sifat posesifnya ingin selalu bergelayutan di lengan Mama.
Aji sudah berkecut wajah dikatakan seperti itu hingga ia merengek minta dibela oleh Mama.
"Gak apa-apa kok Kak, Mama gak capek kok"
Usai Mama mengucapkan itu justru Cakra yang menggandeng lengan Mama yang satunya, membuat Mark merotasikan matanya dengan lelah.
Setelah Mama duduk disinggasananya, Mama di sambut oleh aroma masakan yang menggiurkan. Aroma lezat dari Ayam yang di bumbui oleh rempah—seperti itu pikir Mama.
Sudah tidak perlu ditanyakan lagi, Mama pasti sudah tahu siapa yang memasak semua ini. Dengan senang hati Mama memanggil Nael hingga usapan lembut itu sampai pada surai hitamnya.
"Makasih udah masakin Mama ya Nak"
Nael tersenyum lebar, hatinya menghangat setelah mengucapkan kalimat itu, lelah nya seperti terbang terbawa oleh angin malam itu.
Sekarang posisinya Mama ada ditengah ketujuh putranya, disisi kiri dan kanan nya ada Aji dan Nael.
"Selama Mama pergi apa ada masalah?" tanya Mama pada seluruh Anaknya seraya menggunakan jaket tebal yang diberikan oleh Jevan.
"Mak Kelly udah lahiran Ma!" Celetuk Cakra seraya mengangkat tangannya. Ya, pengaduan tidak penting yang membuat Jevan merotasikan matanya.
Mama hanya terkekeh dan cukup maklum, karena Mama tau Cakra yang paling berperan dalam perjodohan Mak Kelly dengan Pak Tancho waktu itu.
Bahkan Mama sempat mengatakan akan membantu dalam proses persalinan Mak Kelly nanti, namun ternyata Mak Kelly lebih dulu lahiran sebelum Mama pulang.
"Bang Jevan tu Ma, sekarang udah berani pacar-pacaran" Adu Cakra, memang anak itu yang paling banyak bicara.
"Kemarin Abang lihat dia boncengin cewek Ma!" Ucap Haikal memprovokasi
"Apaansih orang dia cuma numpang.." Namun wajah Jevan yang terlihat sedikit memerah membuat Mama mengerti, anaknya ini sedang malu-malu untuk mengakui maka Mama kembali dapat makluminya.
"Mama mau terimakasih sama Anak-anak Mama karena udah nurut, gak macam-macam selama Mama gak ada. Mama udah sering ninggalin kalian buat kerja tapi kalian gak pernah marah atau protes, Mama terimakasih untuk itu ya Nak..." Ucap Mama kepada seluruh Anak-anaknya.
"Mama, Kami gak akan pernah marah atau protes sama Mama karena kami tahu itu udah tugas Mama sebagai dokter"
"Mama hebat bisa mengobati orang sampai kepelosok disana, Kami bangga sama Mama"
Setelah Rendi mengucapkan itu mereka mendekap satu sama lain, Mama kembali merasakan hangat itu setelah sekian lama ia merindukannya. Mama bersyukur akan itu.
"Oke, karena makanan sudah tersedia. Jadi mari kita sikat!" ucapan Haikal seolah sebagi pemandu acara malam ini.
"SIKAAATTTT!!!"
Akhirnya mereka makan dengan lahap, begitu pula dengan Mama tak jarang pula Mama dengan segala perhatian menyuapi Anak-anaknya satu persatu. Jagung dan ubi yang sudah dibakar dijadikan sebagai kudapan seraya menonton konser yang dibuat oleh Mark, Rendi dan Haikal. Mereka bertiga sudah seperti grup band dengan Mama, Jevan, Nael, Cakra dan Aji sebagai penontonnya.
"Mas Rendi!!! AAAA BIAS KU!" Teriak Cakra sebagai penggaduh suasana.
Mark memetik gitar, Rendi yang menepuk cajon dan Haikal yang bernyanyi. Malam itu sangat riuh karena teriakan histeris Cakra dan Aji.
Malam itu berbalut suka, bersama terangnya rembulan mereka membuka tabungan rindu bersama Mama.
See you!💚
KAMU SEDANG MEMBACA
Nael and His Family
FanfictionMata indah itu, tak pernah menyiratkan kebencian. Senyum indah begitu tulus, tak pernah dipaksakan. Usapan lembut yang Mama lihat penuh kasih sayang. Mama jatuh hati pada Nael. [Brothership] [Not BxB] < 1000 kata