TR : 3

5 6 0
                                    

                      Sebelum Lanjut Ke Bagian Selanjutnya
                       Mohon Untuk Vote Terlebih Dahulu!!!

                   Silakan Komen Pada Setiap Typo Yang Ada!!

-------------------------

3. Masa Lalu.

Jemari lentik gadis cantik tersebut lalu mengusap album yang ada di pangkuan nya. Otak nya saat ini, tengah bekerja menggali secuil memori masa lalu. Mengingat pertemuan pertama dengan kedua laki-laki yang amat penting di hidup nya itu sampai sekarang .

Flashback on

Di atas sepeda kecil yang melaju dengan pelan ada anak usia 5 tahunan. Gadis kecil itu tengah menggayuh sepeda milik nya, berkeliling di sekitaran kompleks perumahan elit di daerah Bogor, tempat tinggal nya.

Ketika melewati sebuah lapangan volly, saat asyik menggayuh sepeda diiringi nyanyian tak jelas dari gadis itu tiba-tiba, Ia mendengar ada suara kencang yang meneriaki nya.

"Awaaass, De--", teriak orang itu tertahan.

Terlambat

Sebuah bola sudah terlanjur mengenai badan sepeda yang di tumpaki gadis kecil tersebut, sehingga menyebabkan oleng.

Bruukkk

Sepeda yang di kendarai langsung ambruk mengenaskan, dengan ban sepeda bagian belakang yang masih berputar. Naas nya, Sang gadis tertindih sepeda nya sendiri.

Atas kejadian tersebut, entah harus di kasihani atau justru di tertawakan. 

Sebagian anak-anak yang bermain volly tadi, ada yang tertawa cekikikan, pula ada juga yang terkejut bukan main, lalu ada yang merasa miris, serta sisa nya cuma hanya diam tak peduli.

Dari arah lapangan tersebut, dua anak laki-laki buru-buru menghampiri bocah kecil yang terjatuh itu.

"Awwsss," rintih bocah itu dengan mata berkaca-kaca dan hidung kembang kempis menahan rasa sakit serta gigi  kecil nya menggigit bibir bagian bawah.

Dua anak lelaki tadi kini sudah berada di hadapan gadis kecil tersebut.

Mereka sedikit tercengang melihat paras anak itu. Sungguh menggemaskan sekali. Bagaimana tidak, ekspresi nya membuat orang yang melihat nya gemas dalam sekali tatap.

Dengan mata berkaca-kaca, hidung merah, bibir melengkung ke bawah. Sungguh rasa nya ingin mencubit dan meledakkan tawa. Jangan lupakan pipi nya yang tembam berwarna merah muda ketika terpapar sinar matahari yang begitu terik ini. Walaupun masih bocil alias bocah cilik. Namun, jangan salah, aura kecantikan nya sudah menguar dari dalam diri nya.

Mengingat saat ini bocah itu sedang kesakitan dan membutuhkan bantuan, lantas kedua nya segera menepis pikiran yang barusan berkelana itu.

Salah satu dari mereka, membantu menyingkirkan sepeda yang menindih tubuh mungil nya. Sedangkan, yang satu nya berusaha membantu Si bocah untuk berdiri dan di giring  ke tepian. Kebetulan sekali disitu ada tempat duduk dari kayu.

"Duh! Dek. Lutut kamu ternyata berdarah," kata salah satu dari mereka.

"Gara-gara lo si! Lempar bola nya kekencengen?!", ucap anak lelaki yang satu nya, menuduh saudara nya.

"Ya, kan gue gak sengaja elah," elak nya. "Maafin Kakak ya, Dek", kata laki-laki berbaju merah itu.

"Tapi, ini sakit Kak", balas Si bocah, bersiap menumpahkan tangis nya. 

TERJEBAK RASA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang