TR : 4

9 7 0
                                    

                            Sebelum Baca Part Berikutnya
                                             Mohon Vote Dulu!!!

                      Silakan Kalian Komen Pada Setiap Typo
                                                 Yang Ada!!

----------------------------

4. Indonesia I'm Coming!

"Eliiinnn!! Jessiii! Cepat buruan nanti telat!", ucap Sang nyonya rumah.

"Bentaarrr, Tan!",  jawab salah satu dari mereka.

Tak lama, mereka berdua kini sudah berada di lantai satu mansion  Tante nya. Dua buah koper juga sudah ada di samping tubuh kedua nya.

"Huh! Padahal aku lagi make pelembab muka juga, malah buru-buru, gagal sudah! ", kesal Jessi.
"Siapa suruh kamu kebo banget", celetuk Nera.

"Bukan kebo, Kak! Tapi emang lagi ngantuk banget, semalam kan aku nonton live  my bias sampe jam 4 pagi, uwuu!,  girang nya.

Nera menatap adik nya dengan raut datar. Sedatar-datar nya hidup para readers. Eh?

"Udah, ga usah ribut. Buang-buang waktu! Cepetan bawa koper kalian ke mobil," kata Maudy yang tak mau mendengarkan lebih lanjut perdebatan ponakan nya.

Mereka bertiga akhirnya keluar mansion, menuju mobil yang sudah di siapkan untuk mengantar ke bandara. Nera dan Jessi memasukkan koper mereka masing-masing ke dalam nya. Kemudian, mobil tersebut perlahan melaju meninggalkan pekarangan mereka.

Setiba nya di bandara.

Aeropuerto Internacional de Ia Ciudad de Mexico (AICM) Pukul 14.40 Waktu Setempat

"Kalian hati-hati ya. Inget pesen Tante, kalian harus jadi anak yang bisa banggain orang tua. Inti nya nanti bila ada masalah jangan sungkan untuk berbagi sama Tante. Dan juga kalian masih inget kan apa aja yang selama ini Tante ajarkan ke kalian?", berondong Maudy.

"Masih kok, Tan", jawab kedua nya.

"Thank you very much, Tan. Atas semua kebaikan Tante," ucap Nera diiringi rintikan air mata.

Ia sungguh beruntung sekali memiliki Tante yang sangat baik kepada nya serta adik nya. Selama di Amerika, dia lah yang selalu membimbing dan memberi banyak pengetahuan dan pengalaman. Tak hanya itu, banyak pula kebaikan-kebaikan yang lain, yang tak dapat di ungkapkan melalui kata-kata. Dia sudah seperti sosok ibu kedua bagi mereka.

"Hust, jangan nangis dong. Udah gede juga" ucap nya seraya menghapus air mata keponakan nya itu.

"Huaaa, kok jadi melow gini sih," timbrung Jessi.

Tante Maudy hanya terkekeh kecil. Sambil tersenyum dia merentangkan kedua tangan nya, tanda peluk sebagai perpisahan.

Lalu kedua nya segera menghambur ke pelukan Sang Tante.

Wanita itu semakin mengembangkan senyum nya tatkala dua ponakan nya memeluk nya dengan erat. Lantas, Ia pun membalas pelukan tak kalah eray.

Sungguh diri nya sangat bahagia akan kehadiran kedua ponakan nya. Semenjak enam tahun terakhir, mereka lah yang menghiasi hari-hari nya yang terasa suram, karna kejadian pahit yang menimpa nya. Di ceraikan oleh suami sendiri di karenakan diri nya yang selama pernikahan berjalan dua tahun tak kunjung pula memiliki anak.

Hati wanita mana yang tak sakit bila belum bisa menjadi wanuta sempurna. Namun, rasa sakit yang Ia terima. Tuhan masih berbaik hati dengan mengirimkan dua sosok anak perempuan pada nya. Diri nya sudah menyayangi Nera dan Jessi seperti anak sendiri.

TERJEBAK RASA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang