TR : 11

5 6 0
                                    

                    Gimana Sama Cerita Ini Menurut Kalian?
              Author Butuh Jawaban Nih. Yuk Komennya!! 😁

                           Kritik dan Saran Dipersilakan!!!

                           Jika Ada Typo Mohon Tandai!!
                           Biar Nanti Bisa Author Revisi

----------------------------

11. Dunia Baru.

"Kak, bener nih nggak mau ikut Papi aja? Biar sekalian di anterin?", tanya Rian pada salah satu putri nya.

"Enggak, Pih. Aku. Mau. Berangkat. Sendiri", ucap Nera dengan penekanan di setiap kata nya.

Rian menghela napas berat. Berkali-kali Ia mengajak. Susah sekali membujuk putri nya itu.

"Bareng aja, Kak. Dari pada nungguin di situ", celetuk Jessi di dalam mobil. Ia sudah lengkap dengan seragam putih abu-abu nya.

Nera menggeleng pelan, "Udah pesen taksi on line  kok, dan aku nggak mau ngecancel", jawab nya kekeuh. Ia masih di depan gerbang.

Rian menghela napas sekali lagi.

"Ya udah, kalo kamu nggak mau ngikut kita. Kamu hati-hati di jalan." peringat nya.

Nera mengangguk sebagai jawaban. Kemudian, mobil yang dikendarai Rian beserta Jessi melesat meninggalkan pekarangan rumah.

Tak lama setelah kedua nya hilang dari pandangan nya, sebuah taksi yang di pesan Nera akhir nya datang.

Setelah menempuh perjalanan selama dua puluh lima menit. Kini, Nera sudah berdiri di depan gedung kampus.

Ia menghela napas perlahan.

"Selamat menempuh dunia baru Nera." gumam nya.

Kaki nya melangkah memasuki gedung tersebut. Disana, di pintu masuk sudah ada kakak-kakak senior yang biasa mengampu para MABA a.k.a mahasiswa baru. Salah satu senior tersebut memberi instruksi kepada Nera, agar memasuki lapangan yang dimana para MABA berkumpul untuk kegiatan ospek.

Ketika sudah sampai di lapangan, Nera celingak- celinguk, karena masih merasa asing di tempat ini. Dan juga, Ia belum punya kenalan teman.

Saat akan melangkah mendekati kursi, diri nya tertabrak oleh seseorang. Untung saja, tidak jatuh. Hanya sedikit oleng.

"Ehhh sori-sori ya, gue nggak sengaja. Lagi buru-buru tadi," ucap seorang perempuan dengan rambut dikepang satu.

"Eh, iya. Nggak pa-pa kok."

"Btw, lo dari fakultas kedokteran bukan?" tanya perempuan itu.

Nera yang diberi pertanyaan tersebut, menganggukkan kepala.

"NAH! Pas banget! Bareng gue aja yuk!", ajak nya.
"Bol--",

Belum sempat Nera menyelesaikan ucapan nya, dia mendengar sebuah teriakan.

"BILANJIR! SINI LO!", teriak orang itu.

Kini mereka menjadi sorotan.

"Enak bener lo main pergi-pergi aja!", lanjut nya.

"Denger ya! Monyet kaya lo, ngapain gue harus nungguin HA!", ucap perempuan tadi.

"Gedeg gue sama lo!"

"Lo pikir gue nggak!"

"Bila kampret"

"Fian anying"

TERJEBAK RASA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang