TR : 16

4 5 0
                                    

                      Sebelom Baca VOTE Dulu Yah!!😁

                    Yok Di Komen Cerita nya Gimana!!!😂

--------------------------

16. Karma.

"Mau pulang sekarang atau nanti?", tanya Dhafi.

"Nanti aja deh. Aku di rumah nggak tau mau ngapain. Kakak lagi gak sibuk kan hari ini?", tanya balik Nera.

"Nggak juga sih,"

"Eh ada kang pahe-pahe tuh," celetuk Dhafi.

"Hah? Pahe-pahe? Apaan tuh? Nama orang?", tanya gadis itu yang belum paham maksud Dhafi.

"Hiiss bukan lah! Itu makanan elah," elak Dhafi.

"Kok aku baru denger sih?", tanya nya pada diri sendiri, sambil menggaruk pelan pipi nya yang tidak terasa gatal.

"Kelamaan di Amrik tuh, jadi gak tau," ucap pria tersebut, tepat nya mengejek.

Nera memasang senyum paksa.

" Ayok, kesana", ajak Dhafi.

"Mang beli pahe-pahe nya lima belas ribu jadi dua yah." ujar Dhafi pada penjual itu.

"Siap, den Dhafi!", balas nya. "Mangga atuh  duduk dulu," imbuh nya dengan logat sunda.

Nera dan Dhafi pun duduk di kursi masing-masing.

"Mamang nya udah kenal banget sama kakak yah?", tanya Nera penasaran pada Dhafi.

"Aduh jangan di tanya lagi Neng. Mamang teh  udah kenal lama sama den bagus Dhafi," ucap penjual itu yang bernama Kardus.

Karudin Udus. Banyak yang manggil singkatan nya saja. Tapi, toh mamang nya juga tidak marah. Ia justru sukarela saja di panggil itu.

"Nah udah di jawab itu", kata Dhafi.

Nera menolehkan kepala nya ke arah pedagang tersebut, lalu tersenyum.

"Pantesan kaya udah akrab gitu," ucap nya dengan kekehan kecil.

"Hahaha iya Neng. Ya kira-kira sekitar lima tahunan lah. Den Dhafi ini sering beli pahe-pahe ke mamang." beritahu nya.

Nera menganggukkan kepala dan tersenyum.

"Ngomong-ngomong ini teh  Si Eneng, pacar nya
Den Dhafi yah?", tanya Mang Kardus iseng, diakhiri kekehan.

"Eh, bukan Mang. Em hanya sahabat aja kok," jawab Nera kikuk.

"Masak sih?", tanya nya lagi yang belum percaya.

"Bener, Mang. Ya kan kak?", tanya Nera meminta pembelaan dari Dhafi.

"Iya Mang, cuma sahabat kok."

"Nggak ada persahabatan murni antara laki-laki dan perempuan. Kalo nggak kedua nya jatuh cinta, ya salah satu nya."

"Betul?", tambah mamang nya. Lalu tertawa.

Nera meringis sedangkan Dhafi tersenyum paksa mendengar jawaban dari Mang Kardus.

Tak ada yang mengetahui bahwa sedari tadi Nera risih di tempat nya semenjak Mang Kardus mengalah telak pendapat nya dan juga Dhafi. Entah kenapa sekarang perasaan nya bergemuruh hebat. Ia juga tak tau kenapa dengan diri nya.

Perasaan apa ini?

"Nah ini pesenan nya udah jadi Den, Neng. Sok atuh  dimakan"

"Makasih mang", ucap Dhafi.

TERJEBAK RASA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang