Hallo Masih Ada Pembaca nya Kah
Di Lapak Ini?Silakan Komen Pada Tiap Typo Yang Ada!!
-------------------------
13. Hah?
"Untuk yang bernama El--"
"Annera."
Hampir saja Fikar keceplosan saat menyebut nama Nera.
"Saat istirahat, kamu ke ruangan Saya."ucap nya sebelum meninggalkan kelas FKIB dua.
Nera menghembuskan napas kasar. Kenapa juga malah diri nya yabg terpilih sebagai PJ dan Asisten pribadi nya? Padahal jelas-jelas Ia sangat malas jika berhubungan dengan pengurusan kelas. Entah sebuah keberuntungan atau kebetulan, saat nyanyian berhenti penghapus tadi tepat saat di pegang nya.
Lihat saja nanti Ia mengomel dengan dosen itu. Mumpung sahabat nya sendiri. Pemikiran yang jahat!
Kriinngggg
Tak lama kemudian, bel istirahat berbunyi nyaring memenuhi seluruh penjuru kampus.
Nera beranjak dari duduk nya. "Gue ke ruangan dosen dulu, lo berdua tunggu aja di kantin oke?"
"Siapp!", jawab Bila dan Fian.
Memang mereka bertiga terlihat klop. Karena sudah kenal satu sama lain sejak masa ospek.
•••••••
Saat sampai di ruangan para dosen, Nera dibuat bingung. Ruangan nya jelas buanyak banget bre, kan jadi susah nyari nya.
"Ekhkem. Kamu cari siapa?", tanya seorang wanita berumur sekitar tiga puluhan.
Nera mengalihkan perhatian nya ke sosok tersebut. Mungkin dosen itu tau dimana ruangan Pak Fikar. Jadi Ia memutuskan untuk bertanya saja, pikir nya.
"Saya nyari Pak Fikar, Bu. Ibu tahu dimana ruangan nya?"
"Owalah Pak Fikar, toh. Itu ruangan nya di pojok, samping ruang rektor," ujar nya dengan logat Jawa.
"Terimakasih Bu." kata Nera dengan senyum ramah.
Dosen wanita itu balas tersenyum, lalu melangkah ke luar ruanagn para dosen."Huh! Liat saja nanti akan aku uleg-uleg. Merepotkan!" dumel Nera dalam hati. Sungguh gondok sekali rasa nya. Kalau bukan karna terpaksa, mana mau Ia muter-muter nyari ruangan. Buang-buang waktu! Mending buat baca novel atau makan. Pikir nya.
•••••••
Disinilah Nera berada. Duduk di sofa ruangan Fikar. Raut wajah nya sungguh tak bersahabat. Dengan raut muka cemberut dan pelototan mata Ia tujukan pada dosen sekaligus sahabat nya itu. Iya, setelah keliling dunia. Maksud nya keliling ruangan, akhir nya dia menemukan juga ruangan Fikar. Ingatkan dia untuk menguleg-nguleg nya.
Fikar tak kuasa menahan tawa nya. Bukan nya merasa takut dengan pelototan itu, justru malah gemas.
Untung saja ruangan nya kedap suara. Jadi, mau berteriak atau tertawa sekeras apapun tak ada yang mendengar nya. Memang, Ia desain sesuai pilihan nya sendiri.
"Udah, jangan cemberut gitu, Lin"
Nera tak mengindahkan ucapan nya. Ia masih merasa kesal dengan dia.
Tanpa sepengetahuan Nera. Fikar menyeringai, Ia senang, ternyata yang akan menjadi PJ serta asisten pribadi nya itu adalah gadis nya. Itu arti nya dia bisa selalu berdekatan dengan nya. Fikar tak menyangka, mungkin dewa keberuntungan sedang berpihak pada nya.
"Sekarang jelasin. Kenapa Kakak ada disini jadi dosen? Jadi wali kelas ku pula. Kakak ngikutin aku yah?!" todong Nera.
"Hem?", Fikar mengernyitkan dahi.
"Iya. Kakak ngikutin aku sampai di kampus ini kan?!"
"Buat apa?
"Udah ngaku aja!" ucap nya yang masih belum terima.
Fikar menghembuskan napas pelan. Gadis nya itu masih sama. Tetap keras kepala.
"Kamu nggak tau, siapa pemilik kampus ini?"
Nera merasa tak paham. Mengapa malah nanya pemilik kampus? Bukan kah menyimpang sekali dari pertanyaan nya?
"Hah?"
Fikar menghela napas lagi, "Kampus SH Omicron ini milik Tante aku. Sarah Hendratama. Dan disini aku jadi dosen, Elin", ucap nya.
"Hah?"
Butuh kesabaran untuk menjelaskan ni anak orang!
Bodoh sekali diri nya kenapa tidak menyadari bahwa SH Omicrom memiliki marga Hendratama? Kudet sekali! Dan kenapa juga, Papi nya tidak memberi tau tentang ini dari kemarin-kemarin? Menyebalkan!
"Sejak kapan Kakak jadi dosen? Bukan nya dulu guru SD? Aku masih inget lhoh, Kak."
Nera masih ingat betul bahwa Fikar, sahabat nya itu dulu seorang guru SD. Pertama kali di ajar Fikar, saat Nera masih duduk di bangku kelas enam. Di ajar dia hanya satu tahun doang memang. Karena setelah itu, Nera pergi ke luar negeri.
"Dua tahun setelah kamu ke Amerika, aku kuliah lagi. Lulus dapet gelar magister, terus di saranin sama Tante ku buat ngajar di sini." jelas Fikar.
Setelah mendengar penjelasan nya, Nera membulatkan mulut membentuk huruf 'O' pertanda paham.
"Isshhh pokok nya aku masih kesel sama kakak!", tangan nya memukul lengan Fikar sedikit kencang.
Fikar yang mendapat serangan dadakan, menyingkir untuk menghindari nya.
"Kenapa gitu?"
"Aku nggak setuju kalo aku jadi PJ ma asisten!"
"Lhoh kan udah sepakat tadi?"
"Hisshhh, aku nggak mau kak," rengek Nera.
"Ya gimana? Orang anak kelas juga udah pada setuju kan?"
Nera menggerutu tak jelas sambil mengerucutkan bibir.
*
*
*
*
*
*
*
*
Ner. Kalo Kamu Nggak Mau, Sini Mending
Tak Gantiin Author Aja. SkskDi Next Gak?!! Yuk Komen nya!!
Klik Tombol Bintang nya Yahhh!!
Terimakasih Yang Udah VOTE!! 😉
KAMU SEDANG MEMBACA
TERJEBAK RASA
RandomBlurb : Perasaan liar muncul begitu saja ketika di pertemukan kembali pada dua orang di masa lalu nya. Iya, dua orang. Siapakah mereka? Cesylin Annera Alberian yang terjebak pada rasa tak bertuan. Entah kepada siapa sebenar nya cinta ini berlabuh...