TR : 8

4 6 0
                                    


                               VOTE Dulu Yuk Sebelum Baca!!
 
                   Silakan Komen Pada Setiap Typo Yang Ada!!!

-----------------------------

8.  Bersama.

Tiinnn tiinnn

Nera di kejutkan oleh suara klakson mobil, ketika sedang menyusuri jalanan kompleks. Sebuah mobil ferrari berwarna kuning, kini berhenti tepat di depan nya. Diri nya mengeryit heran, merasa asing dengan mobil tersebut.

Pemilik mobil itu keluar, muncul seorang pria tampan dengan postur tubuh yabg profesional, memakai kaos polos berwarna abu-abu dibalut jaket kulit hitam. Dan juga, setelan celana jeans warna hitam, disertai sepatu nike berwarna putih menambah ketertarikan pada pria itu.

"Lin," sapa nya sambil tersenyum manis, ketika sudah berdiri di hadapan gadis itu.

"Eh, Kak Ken", balas Nera menyapa.

"Mau kemana? Kok jalan kaki. Sendiri lagi," tutur Fikar.

"Jalan-jalan Kak. Mumpung belum masuk kampus." jawab Nera dengan menyengir.

Fikar lalu mengangguk-anggukkan kepala nya.

"Bareng aja yuk, gimana? Sekalian juga aku mau beli sesuatu," ajak nya.

Sebenar nya itu hanya alibi Fikar saja, agar bisa menghabiskan waktu dengan gadis nya.

"Boleh", ungkap Nera, tanpa berpikir panjang. Toh juga buat apa menolak. Sekalian ngirit duit, kan tak jadi mengeluarkan uang untuk membayar ojek, pikir nya.

Nyari kesempatan dia mah!

Mendengar persetujuan Nera. Fikar tersenyum tipis. Akhirnya, step pertama berhasil juga.

Lalu kedua nya masuk ke mobil tersebut. Setelah memasang salbet, Fikar langsung menjalankan mobil nya.

Di perjalanan, Nera menoleh ke arah samping. Melihat-lihat pemandangan di balik kaca jendela mobil.

"Ke mall aja mau?", tanya Fikar di sela-srla kegiatan menyetir nya.

Nera yang tadi nya asyik melihat-lihat ke luar jendela, kini menolehkan kepala nya ke arah Fikar.

"Aku sih, terserah aja. Asal bisa have fun", balas Nera enteng.

"Oke"

Fikar mengemudikan mobil nya menuju ke arah mall  di dekat daerah situ.

Tak lama kemudian, setelah sampai di sana. Fikar langsung memarkirkan mobil nya di area pelataran parkiran.

Setelah turun dari mobil, kedua nya mulai melangkah perlahan ke dalam area mall.

Mereka berjalan beriringan menyusuri mall  dengan sesekali bercengkerama.

"Kakak, tadi mau beli apa?", Nera melontarkan pertanyaan sambil menoleh pada pria di samping nya.

"Kita ke toko buku aja dulu", ucap nya.

"Wahh!! Hayuk lah kuy!", ucap Nera bersemangat.

Fikar yang mengetahui bahwa gadis nya tampak bersemangat ketika di ajak ke toko buku, Ia jadi terkekeh. Lalu, tangan nya menjulur untuk mengusap lembut rambut Nera yang di ikat menjadi satu.

Deg

Deg

Deg

Gadis yang mendapat pelakuan manis tersebut menjadi sedikit salah tingkah. Kok Deg-degan gini ya?  Tanya nya dalam hati.

Walaupun hanya sekedar usapan. Menurut nya itu bukan hal biasa. Diri nya belum pernah diperlakukan semacam itu oleh laki-laki, kecuali Papi nya sendiri.

Paras cantik Nera yang begitu kuat, sudah jelas banyak yang menyukai dan berusaga mendekati nya ketika di masa SMP dan SMA saat berada di negeri Pamansam. Namun, tak ada sama sekali yang nyantol di hati.

Menurut nya tak ada yang menarik.

Fikar semakin dibuat gemas akan sikap gadis nya itu. Lantas, Ia langsung mencubit pelan sebelah pipi Nera.

"Gemes banget sih, Lin. Anak nya siapa ini?", ujar nya disertai kekehan.

"Anak nya bapak Rian", jawab Nera. Lalu, diri nya langsung tertawa.

Fikar sontak ikut tertawa.

Ketika sudah sampai di tempat yang mereka tuju. Nera langsung berlari meninggalkan Fikar yang masih di pintu masuk toko. Dia menyusuri rak-rak buku yang akan di cari nya.

Melihat Nera yang sudah masuk duluan. Fikar dibuat geleng-geleng sambil menghela napas. Kemudian, diri nya segera masuk, menyusul gadis nya.

Ketika sudah masuk ke dalam toko, Ia tak melihat Nera di sekitar nya. Kemana dia?

Lalu, pandangan pria dewasa tersebut menyapu ke seluruh penjuru  di ruangan itu. Dan pandangan nya jatuh pada seorang gadis yang begitu di kenal nya. Oh disitu tsrnyata.
Kemudian, Fikar melangkahkan kaki nya menuju rak bagian paling pojok. Dimana, disitu ada orang yang dicari nya, tengah membolak-balikkan halaman sebuah buku.

"Cari apa, hm?", tanya Fikar yang kini berdiri tepat di belakang gadis cantik.

Yang di tanya justru berjengkit kaget. Refleks, buku yang tadi di pegang nya kini jatuh ke lantai. Ia memutar badan dan mendengus sebal ke arah Fikar.

"Ck!, ngagetin aja, isshhh", kata Nera. Kemudian, mengambil buku yang jatuh itu dengan sedikit kasar.

Fikar, yang kena omelan tersebut. Lantas menggaruk tengkuk nya yang tak gatal.

"Hihi gak sengaja. Maap deh kalo bikin kamu kaget", ucap nya dengan meringis, merasa bersalah.
Bucin kali kau, Bang! Sampe segitu nya!

"HM", balas Nera dengan deheman sedikit keras.

"Cari buku apa?", tanya Fikar, mengulang pertanyaan yang tadi belum terjawab.

"Kisah horor"

"Nggak takut?"

"Nggak. Kenapa harus takut?"

"Biasa nya kan cewek sering takut sama hal-hal yang berbau mistis", terang Fikar dengan jujur.

Memang kebanyakan dari beberapa perempuan yang dikenal nya, pada takut jika menyangkut soal horor.

"Lebay," ucap Nera menohok.

"Berarti kamu berani nih?", tanya Fikar menantang.

"Kalo nggak berani, mana mau aku beli cerita kaya ginian", kata Nera.

"Lagian juga, udah sering baca. Sekaligus nonton yang udah jadi film", imbuh nya.

Fikar membalas dengan ber oh ria.

"Bagus, dong! Kapan-kapan nobar. Gimana?", ajak nya.

"It's okey"

*
*
*
*
*
*
*
                   Yok Readers Yang Belum VOTE
                       Dipersilakan VOTE Dulu!!!

          
            VOTE Gratis Kok Gak Di Pungut Biaya
     Dan Juga Gak bikin Tenaga Kalian Berkurang

                 Tolong Hargai Karya Seseorang!!

              Setidak nya Kalian Tinggalin Jejak
         Dengan Ada nya VOTE atau pun KOMEN

 
      Kalian Boleh Kasih Aku Saran Dan Kritiknya!!!

                      Mau Dilanjut? Yuk Komen!!

TERJEBAK RASA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang