TR : 10

6 5 0
                                    

                      Tinggalkan Jejak Kalian di Lapak Ini! 😉

                            Setiap Komen Maupun VOTE Kalian
            Bakal Jadi Penyemangat Author Buat Ngetik!! 😊

----------------------------

1. Misi.

"Gue akan rebut apa yang menjadi milik lo,"

"Gue gak akan biarin lo bahagia!"

"Lo harus ngerasain hal yang sama, apa yang gue rasain!"

"Lo berani ngrebut apa yang menjadi milik gue dulu. Artinya lo siap untuk kehilangan kali ini"

"Misi dimulai. Liat aja nanti." ucap pria yang masih mengenakan jas warna navy  disertai senyum miring.

Sepulang dari acara makan siang. Diri nya langsung mengemudikan mobil nya ke tempat yang tak jauh dari tempat makan nya tadi, dimana para teman nya saat ini berada.

Ketika sampai di ujung jalan, Ia membelokkan stir  mobil ke halaman rumah minimalis. Setelah memarkirkan kendaraan nya. Ia berjalan masuk ke dalam rumah itu.

Jangan salah, walau rumah tersebut namapk sederhana di luar nya. Namun, ketika masuk rumah sudah bagaikan istana kemerdekaan.

Banyak perabotan rumah yang bermerek, terdapat banyak kamar luas yang disertai walk in closet, dapur dengan gaya elegen, langit-langit ruangan yang di pasangi lampu besar, tempat gym dan musik, meja bar,disertai tempat khusus untuk bermain billyard; game; kartu; dan sebagai nya, di halaman belakang juga ada taman dan lampu penerangan. Lalu, disamping taman itu juga terdapat kolam luas untuk berenang sepuas nya.

Rumah tersebut memang sengaja dibeli dari hasil patungan penghuni rumah dan di desain sesuai keinginan. Biasa nya di jadikan tempat tongkrongan atau pun untuk menginap, jika lagi malas pulang ke rumah atau apartemen.

"Heii! Bro", ucap salah satu orang di ruang tengah.

"Datang juga lo Dhaf. Kirain enggak", kata pria berambut jambul yang sedang memainkan gitar di pojok ruangan.

Tiati, Bang! Banyak setan lhoh.

"Lagi suntuk gue, maka nya dateng," tutur Dhafi lalu, menghela napas kasar.

"Ada masalah di kantor?", tebak Angga. Orang yang paling dekat dengan Dhafi.

Dhafi mengangguk. "Ada yang berusaha meretas uang kantor. Tapi, gue belum cari tau siapa orang itu", kata nya sambil mendudukkan bokong nya ke soffa.

Angga yang notabene nya teman sekantor Dhafi pun terkejut.

"Lo tau darimana?"

"Wendy bagian keuangan tadi yang ngasih tau,"

"Kok gue baru dikasih tau!", seru nya.

"HEH, kutil badak! Gue udah ngasih tau yah! Gue nelpon lo berkali-kali tapi, lo nya aja yang sok sibuk!" balas Dhafi tak mau kalah.

Angga langsung menyambar handphone nya yang berada di atas meja, lalu mengecek nya.

"Hihihi handphone nya gue silent", kata Angga dengan cengengesan.

"BANGKE!"

"Jangan kenceng-kenceng, GOBLOK! Gue lagi menghayati lagu dari penyanyi sewalow!" kata pria yang tadi pertama menyapa Dhafi. Nama nya Bonbin.

Semua yang ada di ruang melongo mendengar penuturan Bonbin, tak paham siapa yang dimaksud.

Sebenar nya sih, nama asli nya bukan Bonbin tapi, Bobin. Itu karena waktu Angga pertama kenal Bobin, lidah nya kepleset. Angga salah sebut, hingga teman-teman nya yang lain pun jadi memanggil nya dengan sebutan Bonbin hingga keterusan sampai sekarang.

TERJEBAK RASA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang