"Aku kira disini tidak ada orang karena sepi, ternyata masih ada orang rupanya"
Daeyeol langsung menoleh pada asal suara itu
Pemimpin perusahaan konstruksi yang ingin menggusur daerah ini dan membangunnya kembali menjadi kota baru
"Ini masih belum akhir tahun" Daeyeol berujar
Mereka semua seketika mengerti, kalau dia adalah pemimpin perusahaan konstruksi
Orang itu menyeringai. "Tidak apa-apa, lagipula cepat atau lambat tanah studio ini akan menjadi milikku"
Jaehyun membulatkan matanya sebelum berucap. "Appa?"
"Hah? Appa??" Donghyun bingung
Jadi maksudnya dia ini ayahnya Jaehyun?!
"Anakku, Bong Jaehyun. Jadi selama ini kamu disini? Kamu membolos les biola dan pergi kesini? Tempat buruk ini tidak cocok denganmu. Lagipula, sebentar lagi tempat ini tidak akan ada lagi"
Orang yang diketahui ayahnya Jaehyun itu berjalan mendekat. "Karena aku sudah capek-capek datang kesini, lebih baik kamu mengaku kalah saja"
"Apa kalau aku mengikuti semua keinginan Appa, Appa akan membatalkan rencana pembangunan itu?" Jaehyun bertanya tanpa berpikir dua kali
"Apa maksudmu?!" Jibeom memaksa agar Jaehyun menghadapnya
"Tidak apa-apa kan? Setidaknya kalian bisa mewujudkan mimpi kalian" Jaehyun tersenyum tipis
"Jadi begitu? Baiklah" ayah Jaehyun memerintahkan pengawal yang ikut dengannya untuk memegangi Jaehyun
"Bawa dia ke mobil. Yang lain, tutup tempat ini segera"
Jaehyun membulatkan matanya. "Appa! Appa harus menghentikan pembangunan itu sesuai perintahku!"
Ayah Jaehyun menatap pada Jaehyun datar. "Dirimu saja tidak membuat Appa kaya, kalau kamu bisa memainkan biola dengan baik dan mengikuti ajang kompetisi nasional atau internasional Appa tidak akan melakukan pembangunan ini lagi. Tapi apa? Kamu malah membolos les dan pergi kesini? Bawa dia, cepat!"
Ayah Jaehyun menatap pada Daeyeol dan yang lain
"Aku akan beri waktu sampai lusa, kosongkan tempat ini dan serahkan sertifikat yang asli atau aku akan menggusur paksa tempat ini"
Ayah Jaehyun lalu pergi begitu saja meninggalkan mereka
"Hyung, aku takut"
Bomin memeluk Daeyeol yang ada di sampingnya
Daeyeol mengusap rambut Bomin pelan
"Tidak apa-apa, lebih baik kamu pulang ya. Jibeom akan mengantarmu, tidak perlu takut. Semua Hyung disini ada bersamamu"
Jibeom lalu menggandeng Bomin menuju pintu depan
"Hyung, pintunya terkunci. Mereka sudah merantainya" Jibeom berucap setenang mungkin pada Daeyeol
Jibeom tau Daeyeol pasti sangat tertekan, karena itu dia tidak boleh menambah beban pikiran Daeyeol dengan bersikap panik
"Lewat pintu samping, tapi jangan sampai ketahuan oleh mereka. Kalau tidak mereka akan menutup pintu itu juga"
Jibeom menganggukkan kepalanya dan menggandeng Bomin menuju pintu itu lalu pergi
"Kalian juga pulang saja, aku akan mencari sertifikat studio ini" Daeyeol juga ikut pergi
Hanya tersisa Youngtaek, Donghyun, dan Joochan
"Ini semua karena diriku kan?" Joochan menggenggam tangannya erat, berusaha menahan tangisnya
"Itu bukan salahmu, justru dengan kamu terluka kita semua jadi tau masalah besar yang di simpan Daeyeol-ie Hyung seorang diri" Donghyun merangkul Joochan, mencoba menenangkannya
"Tapi, kalau saja aku tidak terluka semuanya tidak akan menjadi seperti ini. Kita bisa meliris lagu sesuai jadwal sebelum Seungmin-ie Hyung pergi. Sungyoon-ie Hyung dan Jangjun-ie Hyung juga tidak akan bertengkar" Joochan menatap Donghyun dengan mata yang sudah berair
Dia tidak bisa menahan tangisnya
"Apa kamu tega membiarkan Daeyeol-ie Hyung mengurus ini sendirian? Kalau saja kita meliris lagu seusai jadwal, Daeyeol-ie Hyung akan menghadapi ini sendiri. Apa kamu tega membiarkan Daeyeol-ie Hyung menyelesaikan ini sendirian?" Donghyun menatap balik Joochan
"Yak, berhentilah. Hiks.. kalian membuatku menangis hiks.." Youngtaek menghapus air mata yang turun di pipinya
"Kenapa Hyung juga menangis?"
"Entahlah, aku rasa aku terlalu emosional"
--------------------
KAMU SEDANG MEMBACA
COMPASS✔
FanfictionGOLDEN CHILD Jangan takut, tidak apa-apa walau kamu terjatuh Saat sulit, tidak apa-apa untuk beristirahat Suatu saat, momen yang kamu harapkan akan kamu genggam ditangan Walau kita tidak tau, ujung jalan ini "Kami akan selalu memberikanmu arah" -Com...