2: Draco Being Weird

407 80 6
                                    

Kami akhirnya sampai juga di Hogwarts setelah kejadian menyeramkan yang terjadi di kereta tadi.

Sekarang aku sedang menuju Great Hall sendiri karena akan ada penyambutan kepada murid baru dan Profesor Dumbledore akan berpidato panjang lebar.

"Aw!" Tiba-tiba tanganku ditarik oleh seseorang.

Aku melihat punggungnya dari belakang. Rambut platina itu, Malfoy.

"Apa-apaan, Malfoy?" gerutuku, Ia menarikku ke tempat yang lebih sepi.

"Aku ingin bicara padamu," katanya.

"Cepatlah karena aku tak punya banyak waktu," kataku dengan ketus.

"Kau sangat tak ramah dengan teman satu asramamu," jawab Malfoy tersenyum miring.

Orang aneh, sejak kapan kita berteman?

"Pertama, Kau bukan temanku. Kedua, tidak sopan menarik tiba-tiba tangan seseorang. Ketiga, jangan basa-basi dan cepat katakan kau mau apa?" kataku panjang lebar.

"Sebenarnya aku ingin memeriksa keadaanmu. Tapi melihat kau banyak bicara begitu, sepertinya kau baik-baik saja," kata Malfoy sambil memegang tengkuknya.

"Oiya, aku juga minta maaf soal Pansy. Dan maaf juga karena omonganku kejam," lanjut Malfoy.

Aku sudah terbiasa dengan Malfoy yang menganggu. Tapi Malfoy meminta maaf? Apakah dunia akan segera berakhir?

"Wow, kau meminta maaf? Kau terdengar seram," aku bergedik ngeri.

"Huh? Seram?" wajah Draco kebingungan.

"Tak pernah kusangka seorang Draco Malfoy bisa meminta maaf," aku tersenyum miring.

"Ck, kau pikir aku memang seangkuh apa?" tanyanya kesal.

Entahlah Malfoy, kau sangat ramah hingga sering menghina orang dengan sebutan 'mudblood'.

Tapi tunggu, apakah dia bilang ingin menanyakan keadaanku? Memangnya apa yang terjadi padaku?

"Kau bilang kau ingin melihat keadaanku? Memangnya aku kenapa?" tanyaku bingung.

"Ah, soal itu. Aku dengar Potter diserang dementor saat perjalanan ke Hogwarts. Kau kan satu kompartemen dengan Potter jelek itu," Malfoy berkata dengan canggung.

Aku sekarang lebih bingung kenapa Malfoy bersikap seperti ini. Tidak seperti Malfoy biasanya.

"Sepertinya kau yang tak baik-baik saja, Malfoy. Mengapa kau jadi bersikap seperti ini? Kepalamu terbentur ya saat di kereta?" aku mengernyitkan dahiku.

"Aku hanya berusaha baik tau!" Malfoy sedikit menaikkan suaranya.

Aku tertawa melihatnya merengek seperti itu. Walaupun menyebalkan, tapi dia terlihat sangat lucu.

"Okelah, terimakasih sudah bersikap baik padaku. Sekarang, aku ingin pergi ke Great Hall," aku mengulas senyum tipis dan meninggalkan Malfoy.

Aku sampai di aula dan duduk di meja slytherin. Biasanya aku makan di meja gryffindor bersama Harry, Hermione, dan Ron. Atau terkadang Cedric Diggory mengundangku ke meja hufflepuff.

Tapi karena ini adalah pesta penyambutan murid baru. Aku harus duduk di meja slytherin.

"Lihat, bukankah itu Janice Morningstar?"

"Ternyata ada juga selebriti yang penyihir,"

"Aku menonton film yang dibintanginya. Ayahku juga fans dari ibu Janice. Jessica Morningstar,"

"Bukan kah dia muggleborn? Kenapa dia masuk slytherin?"

Aku banyak mendengar itu dari anak-anak kelas satu. Yes honey, I'm born to be famous.

Aku hanya tersenyum ramah dan tak menanggapi omongan mereka.

Aku duduk tepat di belakang Harry dan Ron. "Hai Harry, Hai Ron," Sapaku kepada mereka.

"Hai Jane," mereka balik menyapa.

"Sepertinya hari ini kau terjebak dengan para ular," ucap Ron.

Aku hanya mengangkat bahuku. Harry menepuk bahuku sambil berkata, "Kalau kau diganggu mereka, silahkan pindah kesini,"

Harry memang teman yang perhatian.

Tiba-tiba saja Malfoy datang dan langsung duduk tepat disebelahku. Tentu saja ada Parkinson yang juga duduk di sebelah Malfoy.

"Kau tak seharusnya duduk di dekat Malfoy, mudblood," kata Pansy ketus.

Serius Pansy? Aku duluan yang mendaratkan bokongku di kursi ini.

"Aku duluan yang duduk disini. Mungkin Malfoy dan kau yang seharusnya tak duduk di dekatku," jawabku tak kalah ketus.

Harry dan Ron menghadap ke belakang dan menepuk pundakku.

"Tak usah ditanggapi, Jane," kata Harry menenangkanku.

"Bicara dengan mereka hanya buang-buang tenaga," Lanjut Ron.

"Tak usah buang waktumu untuk bicara dengannya juga, Pans," Malfoy berbicara pada Pansy dan menoleh pada Harry dan Ron sinis.

Profesor Dumbledore berbicara banyak tentang peraturan dan juga mengenalkan Profesor Lupin. Oh, orang itu yang menolong Harry saat diserang dementor.

Hagrid juga diangkat menjadi Profesor pemeliharaan satwa gaib! Hebat, Hagrid memang sangat handal dalam bidang itu. Aku yakin dia akan jadi profesor yang hebat.

"Psst! Potter," Malfoy menoleh kebelakang memanggil Harry.

Harry menoleh pada Malfoy.

"Benarkah itu? Kau pingsan karena dementor? Kau benar-benar pingsan?" Malfoy berbicara sambil ketawa mengejek.

"Shut up, Malfoy!" kata Ron.

"Kalau kau yang diserang dementor. Aku yakin kau bukan hanya pingsan tapi akan dirawat inap di hospital wings dan ayahmu akan memarahi semua orang karena BAYI kesayangannyaterbaring lemah," kataku membela Harry dengan mengejek Malfoy.

Raut wajah Malfoy kesal tak terima. Ron dan Harry telah tertawa terbahak-bahak.

"Drag his ass, Jane!" Ron melayangkan tos padaku.

---

Sudah hampir jam malam namun aku masih asik menghabiskan waktu di stadion quidditch sambil memainkan gitarku.

Aku memang membawa beberapa muggle ke Hogwarts. Tidak banyak sih.

Duduk di sisi lapangan quidditch, memainkan gitar, sambil melihat bintang adalah kegiatan favoritku. Aku sengaja menunggu larut malam sebelum kembali ke asrama.

Kalau aku masuk ke asrama saat common room masih ramai, pasti aku akan diganggu oleh-oleh anak-anak slytherin lainnya.

"Kau bermain gitar di lapangan quidditch?"

Sial, aku tertangkap prefek hufflepuff.

---

July, 28 2021

how we become friend, (𝘥𝘳𝘢𝘤𝘰 𝘮𝘢𝘭𝘧𝘰𝘺 x oc) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang