'Demi Merlin.'
'Bloody hell, apa yang dilakukan mereka,'
Aku membuka mataku ketika banyak suara berbisik di sekitarku. Entah mengapa aku tertidur di Common Room dan...
Salazar! Kenapa aku memeluk Draco freaking Malfoy?!
"AAAAA!!" Aku berteriak kencang dan reflek mendorong tubuh Draco hingga Ia jatuh dari sofa.
Tentu saja itu membuat Draco langsung terbangun dan kaget.
"Apa yang kau lakukan pada Pangeran kami, mudblood?" teriak Parkinson.
Sial, semua anak slytherin menatapku curiga. Mungkin mereka bisa saja mengeroyokku sekarang.
"Pansy tenanglah," kata Draco dengan suara serak sehabis bangun tidur.
"Mudblood ini melakukan hal aneh padamu kan?" tuduh Parkinson lagi.
"Shut up, Pans," ucap Draco lagi sambil menggosok matanya.
"Apa dia menyihirimu? Apa dia memberimu amortentia?" Parkinson terus menyudutkanku.
"I SAID SHUT UP!" Draco teriak dengan keras sampai semua orang di ruangan kaget. Termasuk aku.
"Wow, Draco have such an attitude problem," gumamku dengan sangat pelan.
"Aku ketiduran dengannya di Common Room, apa itu masalah untuk kalian? Jangan hiraukan kami dan urus saja urusan kalian!" omel Draco membuat semua orang pergi.
"Sorry, Draco. Sepertinya aku sangat kelelahan kemarin. Kau malah jadi bertengkar dengan temanmu," kataku.
"Tak usah dipikirkan. Aku akan berbicara pada Pansy nanti," kata Draco dengan raut wajahnya yang masih sangat mengantuk.
menggemaskan.
"Sudah pukul berapa sekar—OH TIDAK!" aku baru teringat kalau aku ada janji dengan Cedric.
Tapi ini sudah sangat telat. Kuharap Ia tak menungguku terlalu lama.
Malfoy melihatku heran, "Kenapa?"
"Aku ada janji dengan Cedric. Aku sudah sangat telat tapi aku akan menemuinya untuk minta maaf," jawabku terburu-buru.
"Kau yakin akan menemuinya?" tanyanya lagi.
Aku menghentikan langkahku. Aku lupa kalau Cedric mengajakku berkencan.
Aku masih bingung dengan jawabanku. Sejujurnya aku ingin menjawab tidak. Cedric bukanlah tipeku.
Sejujurnya dia sangat narsistik dan selalu membagakan dirinya sendiri. Membuatku tidak nyaman. Tapi aku masih bingung bagaimana cara menolaknya.
"Tidak. Sepertinya aku tidak jadi bertemu Cedric. Aku harus segera mandi, badanku jadi berbau sepertimu!" jawabku pada Draco.
Draco hanya tertawa kecil mendengar ledekanku.
---
Aku dan Ron duduk di lapangan Quidditch melihat Harry yang sedang berlatih. Tak lupa aku sambil membawa gitarku untuk berlatih.
Hermione? Dia sibuk belajar untuk menjadi ranking pertama.
"Diggory terus-terusan menanyakanmu padaku. Ada apa sih?" tanya Ron.
"Tidak ada,"
"Bohong. Aku sangat tau kalau ada sesuatu yang menganggumu, Janice," Ron menatapku sekarang.
"Well yeah, Cedric mengajakku berkencan. Aku belum menjawab tawarannya," aku mengatakan kikuk.
"BLOODY HELL, DIGGORY MENGAJAKMU KENCAN?!"
Sialan, Ron berteriak sangat kencang hingga beberapa anak gryffindor yang latihan quidditch menoleh ke arahku dan Ron.
"Ron bodoh! Kau tidak perlu mengatakannya sekeras itu," aku menjitak kepalanya.
"Kenapa kau tak langsung terima saja?" Ron menatapku heran.
"Entahlah, sebenarnya aku ingin menolaknya," aku meletakkan gitarku disamping dan menatap Ron.
"Kau menolak Diggory? Kenapa? Selaramu sangat tinggi?" tanya Ron.
"Tidak. Aku hanya tak suka Cedric,"
"Lalu kau suka pria yang seperti apa?" tanya Ron.
Aku mulai berpikir dan membayangkan sosok pria yang mungkin aku sukai.
"Yang sedikit manja namun perhatian, yang terlihat dingin dimata orang lain tapi dia bersikap hangat padaku. Aku juga tak masalah kalau terkadang Ia bersikap menyebalkan,"
"Manja, dingin, dan menyebalkan? Kau membicarakan Malfoy?" sinis Ron.
"Huh? T-tidak!" jawabku tergagap.
"Kudengar dari beberapa orang katanya Kau lagi dekat dengan Malfoy?" ketus Ron.
Pikiranku melayang kembali pada Draco. Senyum ramahnya yang aku lihat pertama kali saat di Diagon Alley, rambut platinanya yang indah bersinar dibawah bulan, atau wangi mint dari tubuhnya.
Kalau dipikir-pikir, Draco memang menyebalkan dan manja. Tapi dia tak seburuk itu. Kalau kau merasakannya, di dalam sana Draco memiliki hati yang lembut.
"You obviously into Draco freaking Malfoy!" Ron berkata dengan kesal.
"Engga!"
"Lihat pipimu memerah," Ron menunjuk pipiku.
"Tidak Ron! Kau gila ya?" aku masih berusaha mengelak.
"Kau sebaiknya jauh-jauh dari Malfoy. Dia dan teman-temannya adalah yang terburuk," kata Ron sinis.
Aku mengerti kalau Ron sangat tak menyukai Draco. Draco sering merundung Ron dan menghina keluarga Weasley. Ron juga tak jarang dipermalukan oleh Draco di tempat umum.
Sedangkan aku sangat dekat dengan keluarga Weasley, Harry, dan Hermione. Fred dan George menganggapku seperti adik perempuannya, the golden trio dan aku sudah seperti saudara, dan Ginny sudah kuanggap adikku sendiri.
Sedangkan Draco dan teman-temanku? Ya, Kau tau lah mereka berdua seperti apa.
Kalau boleh jujur, aku memiliki 'sedikit' perasaan pada Draco. Dan itu membuatku sangat merasa bersalah pada teman-temanku.
---
Sengaja double update soalnya besok aku ada pekan ulangan. Kayaknya minggu besok aku bakal ngilang seminggu :D
Anyway maaf ya kalau kurang greget. Stay healthy and stay save kalian.
ps. ga niat maksa, tapi gue kepikiran meme ini :(
August 15, 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
how we become friend, (𝘥𝘳𝘢𝘤𝘰 𝘮𝘢𝘭𝘧𝘰𝘺 x oc)
Fanfiction"Still friend?" "Friend." ───✱*.。:。✱*.:。✧*.。✰*.:。✧*.。:。*.。✱ ─── semua tempat dan karakter milik J.K Rowling kecuali OC. Based on Harry Potter: Prisoner of Azkaban 15+ ( 𝘥𝘳𝘢𝘤𝘰 𝘮𝘢𝘭𝘧𝘰𝘺 𝘹 𝘰𝘤 )