You want this? You want this chap? Three dollar!
••×••
Memasuki semester dua di perkuliahan, kehidupan ku lancar-lancar saja. Seperti yang bisa ku bayangkan, tugas yang banyak, presentasi, proyek, hingga organisasi.
Tentu aku menikmati semua itu karena itulah pilihan ku.
Senang bisa masuk ke salah satu universitas seni terbaik di Korea. Aku suka seni dibanding akademik atau semacamnya.
Diawal aku mengincar universitas Yeonjun dan itu sebelum aku mengenalnya. Tapi ternyata gagal. Untungnya aku berhasil di pilihan kedua.
Hebat sekali kekasih ku bisa masuk universitas seni terbaik.
Lokasi kedua universitas kami juga tak terlalu jauh jadi kami sering berangkat bersama.
Seperti hari ini.
"Aku sudah di depan."
Aku pun memutuskan telepon saat suara mobil Yeonjun terdengar kuat di balik pintu. Aku segera keluar dan masuk ke mobilnya
"Good morning!"
"Morning."
Suara nya yang terdengar sedikit serak membuat ku bertanya-tanya. Penampilan nya hari ini juga lebih lusuh dari biasanya. Tetap tampan sih, tapi Yeonjun kan orang yang menjunjung tinggi fashion.
Ah, sudahlah.
Dalam perjalanan kami berbicara. Tapi dia hanya berpartisipasi sebesar tiga puluh persen saja dalam percakapan. DAN ITU MEMBUATKU HERAN.
Pertanyaan yang sudah ada di ujung lidahku pun akhirnya ku lontarkan.
"Yeonjunie, you okey?"
"Ne?"
"Kau baik-baik saja?"
"Tentu sa-
Kalimat nya tak selesai, suara batuk yang terdengar menyakitkan memenuhi ruangan. Setelahnya Yeonjun berkali-kali meringis dan merintih. Membuat laju mobil pun melambat.
Aku pun tahu apa yang terjadi. Punggung tanganku hinggap di dahinya, merasakan panas dari kulitnya.
"YAK! KAU DEMAM!"
"Aku ba-baik saja."
"PABOYA?" Maaf, bukan maksudku begitu. Mungkin aku hanya tertular Beomgyu. Tapi bagaimana bisa dia tetap mengelak disaat dia benar-benar kesakitan?
"Menepi lah." Aku berekspresi kesal. Dan Yeonjun-walau keheranan-segera menepi sebelum bisa protes lagi.
"Biar aku yang mengemudi."
"Tidak-tidak! Biar aku saja. Kita bisa terlambat. Kau bisa terlambat!" Ucapnya. Dan setelah itu batuknya kembali terdengar lagi. Dia tanpa ku pelototi lagi akhirnya pasrah dan menurut.
Kami pun bertukar posisi. Kini, akulah yang memegang kendali. Ku nyalakan mesin dan banting setir.
Kami akan pulang. Ke rumah Yeonjun pastinya. Alasan bolos ku ini sangat mulia dan masuk akal jadi itu tidak masalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Flirty Touch : Stranger From The Night ||• Choi Yeonjun •|| ✔️
Fanfiction[17+] We are just strangers .... until that night, we became a total lovers Dia dengan mudah menghapus patah hati ku. Dari sentuhan dan caranya menggelitik telinga ku, bagai lubang hitam yang menarik ku sampai semua gravitasi hilang dibawah sentuhan...