9. Stupid Bear

481 80 80
                                    

••×••

Minggu depan, Ujian akhir akan dilaksanakan. Dan aku harus belajar tiga kali lipat lebih keras walau nyatanya aku benci belajar.

Pulang sekolah pun, aku belajar hingga langit berubah jingga karena tak tahu sudah berapa lama aku berkutat. Dan, aku terpaksa mengacuhkan Yeonjun dan memilih berselingkuh dengan buku.

"Dami-ya, ayo makan dulu. Sudah empat jam kau belajar. Jangan sakit!" Pintu kamarku dibuka dan itu suara Yeonjun.

Ah, walau begitu, dia tetap mengunjungi ku.

" Aku akan ke sana sebentar lagi."

Telinga ku mendengar langkah kaki, aku tahu Yeonjun mendekat ke arah ku. Aku sedikit tersentak saat tangannya menarik ku agar berdiri.

Dia membawa ku kedalam dekapannya yang hingga saat ini masih sangat kusukai.

Dia mengusap punggung ku memberi ketenangan. Aku membalas pelukannya amat sangat erat. Seperti gadis kecil yang tak bisa berhenti memeluk Teddy bear raksasanya.

"Tell me." Ucapnya kemudian dan segera ku ketahui maksudnya.

Aku menghirup parfum nya dalam-dalam dan menatapnya.

" Just tired and unsure i guess." Ucapku.

"Aigoo, kau itu membutuhkan rasa percaya diri. Kesulitan mu itu sudah aku rasakan lebih dahulu dan menurut ku kau harus percaya diri dan yakin."

"Gomawo Yeonjunie!" Aku kembali memeluknya erat. Aku merasa lebih baik Sekarang.

"—dan maaf." Lanjut ku.

"Wae?"

"Maafkan aku karena telah mengacuhkan mu. Seharusnya aku tidak meninggalkan mu sendirian. Bahkan kau masih setia mengunjungi ku dan membawa banyak cemilan. Apa aku membuat mu sedih? Aku sangat jahat, ya? Maaf !" Baru saja merasa baikan karena Yeonjun sekarang aku malah diterpa rasa bersalah. Aku merasa buruk dan keadaan semakin buruk disaat mata ku memanas dan semakin basah.

"Dami-ya, don't cry please. No—please please don't cry. Jangan merasa seperti itu kumohon. Kau tidak jahat, kok. Kau tidak mengacuhkan ku dan aku baik-baik saja. Jangan sedih."

Setelah Yeonjun mengatakan itu, tangis ku semakin kencang. Bagaimana bisa dia tetap sangat baik pada ku. Aku semakin tak ingin kehilangannya. Aku terus memeluknya dan menangis.

"Maafkan aku. A—aku membuat kaus mu basah —mianheee." Masih dengan tangis sesenggukan.

"Kau ini memang seorang bayi. Menggemaskan sekali. Berhentilah menangis karena itu menyakiti hati ku. Ayo pesan Tteokpoki dan ice cream."

Tangis ku mereda setelah dia mengecup kedua mataku. Lalu satu di hidung dan satu di bibir. Rasanya seperti deja vu karena aku pernah melakukan hal yang sama saat ia menangis waktu itu. Dia sungguh membuat ku jatuh cinta. (Baca chap two).

Kami pun berakhir menghabiskan waktu bersama di ruang tamu sembari menikmati Tteokpoki dan es krim. Ditengah itu, seseorang menekan bel.

"Biar ku lihat siapa itu." Aku beranjak menuju pintu.

"Aku ikut."

Bel berbunyi terus-menerus seolah orang yang ada di baliknya sudah sangat tidak sabar.

Aku membuka pintu dan sosok di depan ku nyaris membuatku terkena serangan jantung.

Pria jangkung berkepala kecil tak lupa senyum tengilnya. Tampak sanggup memikat banyak wanita kecuali diriku.

"Yak, Lee Dami! Jahat sekali membuat ku mencari mu dan menunggu terlalu lama." Aku memandangi nya dari ujung rambut hingga ujung kaki dengan tatapan sengit. Kulirik Yeonjun di belakang ku yang sedang memasang ekspresi bingung.

Flirty Touch : Stranger From The Night ||• Choi Yeonjun •|| ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang