Hai. Aku mengenalmu begitu dekat namun sekejap.
Aku tahu perasaanmu menggunung kepadaku. Hanya saja aku bagaikan lelehan es yang menggertak jika terpapar panas. Benar. Kau bilang ini adalah sebuah paradoks. Aku bahagia (sendirian) tapi kau tak bahagia. Kau hanya berjuang sendiri hanya demi diri ini.
Begitu keras sekali pengorbananmu. Sehingga aku tak mampu menyadari. Sebab kau jua tak tahu apa yang ku rasa saat ini. Ada dilema yang membuncah dalam jiwa dan hati. Aku sengaja tak bercerita apapun kepadamu sebab ku tahu pasti akan menyakiti hatimu begitu dalam. Seperti rasamu yang terdalam.
Bolehkan ku angkat kisah heroikmu di tulisanku kelak?
KAMU SEDANG MEMBACA
BUIH (Kumpulan Puisi Segala Rasa)
PoetryGoresan aksara yang memuat warna-warni rasa kehidupan. Suatu ketika kita berada di titik terendah maka aksaralah yang menjadi jembatan pengungkapan segala rasa. Mungkin kita diguyur kebahagiaan, aksara yang merekamnya menjadikan sebuah memori yang b...