Kau Bilang...

6 2 0
                                    

Kau bilang hatimu tak enak saat ini. Lalu bagaimana denganku? Mendengar celotehmu yang kegusaran akan layang darinya sehingga terceletuk kata di pendengaran.

Kau bilang hatimu tak enak saat ini. Lalu bagaimana denganku? Ku pikir kau sanggup memilin rindumu jika bertatap denganku. Nyatanya kau gelisah akan ketiadaan kabar darinya. Padahal ku bisukan segala layang dan bayang darinya. Oke, aku tak menyalahkanmu.

Kau bilang hatimu tak enak saat ini. Lalu bagaimana denganku? Aku bukan tipe pemarah yang meledakkan seluruh ego dan amarah secara langsung, akan tetapi aku hanya memendam bara api dalam genggaman. Perih memang tapi harus ku lakukan supaya tak membakar kisah kita.

Kau bilang hatimu tak enak saat ini. Lalu bagaimana denganku? Aku hanya tersenyum dan menanggapi ujaranmu meski sedikit terbata. Maaf. Mungkin aku terlalu egois, namun tak dapat ku cegah yang patah. Kau bisa memahami?

Aku marah denganmu? Tidak! Aku marah pada keegoanku sendiri yang berapi dan tak kunjung tersadar dari imaji. Percayalah, kau yang terbaik yang pernah ku kenal. Segala memori kisah kita akan tersimpan rapat. Kau tak perlu gusar jika tertelan masa, sebab aku sudah berdamai dengannya menyepakati segala rasa.

Maaf. Terima kasih. Sampaikan pada senja ya, aku nyaris membencinya. Barangkali bukan saat ini, sebab hatiku masih menoleransi.

BUIH (Kumpulan Puisi Segala Rasa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang