Bab 10

804 102 9
                                        

Have fun!!!^^

Jika ada penyamaan alur cerita secara tidak sengaja. Maka saya tidak akan melanjutkan cerita ini dan menghapusnya, jangan lupa vote ya!



Asahi terdiam saat mendengar penjelasan dari Tanaka, ia begitu syok mendengar kekasihnya terkena penyakit mematikan dan sekaligus dia seperti diambang kematian.

"Ng-nggak nggak mungkin, kamu hanya bercanda kan Tanaka?"

"Maafkan aku Asahi san, tetapi... memang itu penjelasan dari dokter tadi"

"Terima kasih informasinya, tolong sampaikan ke Noya, aku akan segera pulang ke Jepang"

"Baik Asahi san, tolong hati hati di sana"

"Terima kasih"

Asahi melempar ponselnya ke meja dan mengusap wajahnya kasar, selama ini dia bukanlah kekasih yang baik. Kenapa dari dulu dia tidak mengetahui jika kekasihnya mengidap penyakit selama berhari hari, "Dia hanya selalu berbohong untuk terlihat ceria".

"Kenapa harus dia, ya tuhan"

Asahi memandangi gelang pemberian Noya, mereka memulai hubungan di taman pinggir kota dan Asahi memberikan ciuman pertamanya ke Noya. Sebagai tanda, ia sangat menyayangi Noya.

"Hah sepertinya aku demam" Asahi beranjak dari meja kerjanya dan pergi membuat teh hangat di dapur, ia mengambil beberapa obat parasetamol, segera ia meminumnya dan pergi tidur ke alam lain.

"Arghhh... Hentikan itu... sangat menyakitkan... jangan kalian... m-makan paru paruku... hiks... A-asahi san!!" Noya terlonjak dari tidurnya, ia dapati Ennoshita yang tertidur di kursi dekat dinding rumah sakit. Napasnya terengah engah dan tubuhnya banjir dengan keringat dingin, Noya butuh Asahi disini.

"Y-yu hoaam... Kenapa kau tidak tidur, ini sudah malam, ayo tidur" Ennoshita menghampiri Noya dan membaringkannya lagi.

"Aku tidak ingin tidur..." ucap Noya sambil memandangi bintang di jendela. "Hmm? Apa maksudmu?"

"Mereka selalu datang disaat aku tidur, memakan paru paruku dengan ganas" Noya memegangi dadanya dan menangis.

"Aku rindu Asahi san... hiks" Ennoshita mengerti perasaan ditinggalkan orang tercinta, tetapi itu hanya sementara.

"Hei Noya, Asahi san akan segera kembali dari Indonesia dan menemuimu, sabar ya" Ennoshita memeluk sahabatnya agar tenang dan mengelus punggung mungilnya.

"Emm.. Ennoshita, apakah ibu ku masih di rumah sakit?" Ennoshita yang mendengar itu langsung terdiam. Pasalnya ibu Noya semalam mengamuk di kamar pasien san kabur dari rumah sakit.

"Ahh... ibumu sudah pulang kerumah dengan keadaan baik kok" Noya tersenyum dan berterima kasih dengan infonya.

Ennoshita terpaksa harus berbohong, sebab ia tak ingin membuat Noya memikirkan hal yang tidak berkaitan dengan kesehatannya.

Seminggu kemudian, Kelulusan anak kelas 3 membuat anggota tim voli merasa sedih, terutama Hinata. Ia mendengar kalau Noya dirawat dirumah sakit dan harus ujian disana juga.

Noya pun tak bisa menghadiri acara perpisahan mereka. Tetapi tepat hari ini, Asahi akan pulang ke Jepang.

Sebelum masuk ke bandara, Asahi melihat seorang pedagang kakek kakek menawarkan boneka teddy bear berukuran mini dengan baju warna kuning. Asahi membelinya untuk Noya, saat membeli Asahi sengaja menambahkan uang untuk kakek kakek tersebut.

Author: Asahi tuh ga kek yang dibayangkan orang orang, tampang boleh sangar tapi hati jangan.

Pukul 02:46 AM, Noya turun dari kasur dan duduk di dekat jendela. Ia membuka ponsel dan membaca pesan dari Asahi yang dikirim tadi siang.

Surrender [[AsaNoya]] (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang