Have fun!!!^^
Jika ada penyamaan alur cerita secara tidak sengaja. Maka saya tidak akan melanjutkan cerita ini dan menghapusnya, jangan lupa vote ya!
"Ke taman Ueno? Apakah kalian tidak membutuhkan tenaga medis saja?"
"Tidak usah, saya akan mengajak Mio saja, boleh kan dok?"
"Boleh, asalkan dalam menjaga tuan Noya jangan sampai terjadi kesalahan waktu pengisian ulang darah. Itu dapat berisiko tinggi dalam kematiannya"
"Tenang dok, saya Chibana Mio, sudah pasti terlatih dan pintar"
"Noya pasti senang...." Asahi memasukan benda lucu itu di saku kantongnya.
Mio mendorong kursi roda yang sudah diduduki oleh Noya, Asahi menghampiri Noya yang menggunakan sweater panjang warna kuning dan celana hitam rambutnya pun hair down dan tidak lebat seperti dulu. Kantong mata Noya terlihat jelas di pagi hari Ini, Asahi mendorong kursi roda Noya hingga akhirnya mereka sampai di tujuan.
"Mio, kau ajak dulu Noya ya. Aku akan membelikan bakpao untuk kita"
"Baik Asahi san" jawab Mio mengambil alih kursi roda. Asahi mengelus pelan kepala Noya dan pamit pergi.
"Asahi san sangat menyayangi anda ya, jadi iri, Shun jarang peka soalnya" Curhat Mio sambil mendorong maju.
"Shun? Kalian berpacaran???" Pertanyaan Noya membuat Mio malu, ia menenggelamkan wajahnya di pegangan kursi roda.
"Masalahnya dia terlalu dewasa, dan bertentangan dengan sifatku" curhat Mio berjongkok di depan Noya. Ia memainkan jarinya di paha kurus Noya, menenggelamkan mukanya disitu.
NB: Asahi nggak cemburu kok, emang sahabat deket
Noya mengelus kepala Mio lembut dan tersenyum, "Kau tahu tidak, dulu sifat Asahi bertentangan juga dengan sifatku, ia begitu dewasa dan dia selalu menganggap orang lain itu baik, dan yaah aku menyukainya akupun langsung menyatakan perasaanku kepadanya di taman.... tak kusangka juga dia yang merebut ciuman pertamaku, entah kenapa Asahi dapat menerimaku yang begitu konyol dan bodoh di pelajaran.." Noya menghela nafasnya pelan, "...aku bersyukur bertemu dengannya" senyum Noya terbit dibalik ventilatornya dan begitu menghangatkan, membuat Mio seperti ingin menangis di paha Noya.
"Kenapa manusia seramah dirimu harus mendapat penyakit ini..." bisik Mio yang masih nyaman menaruh kepalanya di paha Noya. "Sepertinya ini adalah hukuman dari tuhan karena meninggalkan ibuku sendirian di rumah " jawab Noya pelan.
"Aku benci wanita jalang itu..." bisikan Mio membuat Noya tersenyum pelan.
"Sayaang aku membelikanmu bakpao kesukaan mu, heee Mio chan kenapa kau menangis?"
"Asahi san, Noya san aku ambil yaa..."
"Heee... dame!!" Asahi memeluk Noya erat dan mengusir Mio dengan tatapan tajamnya.
"Aku hanya bercanda Asahi san Ahahahaa..." Mio tertawa renyah melihat kelakuan Asahi seperti koala, menempel pada anaknya.
"Noya hanya miliki seorang" ucap Asahi mengerucutkan bibirnya.
"Maa... maa... ayo kita makan bakpao nya bersama sama" Mio mengambil bakpao yang dibelikan Asahi dan memakannya.
"Asahi san buka mulutmu..." Noya menyodorkan bakpao ke mulut Asahi. Laki laki itu tersenyum lembut dan memakan suapan dari kekasihnya, Noya hanya bisa makan sedikit ia tidak bisa makan banyak karena mual.
"Hei kalian berdua, cheese...."
"Ahahahaa Asahi san wajahmu seperti bapak bapak habis Nguli..."
"Apa yang bilang Tadi, Mio chan... hati hati aku dapat menerkammu dari belakang"
"Hahh lebih baik aku memfoto Noya san, lumayan bagus pohon sakura disini, Noya san Cheese"
Walaupun ventilator menutupi senyumnya, Asahi merasakan Noya selalu tersenyum dengan tulus kepada semua orang.
Mereka bertiga menghabiskan waktu di taman Ueno dengan tawa canda Mio dan ditambah Asahi yang sedikit kesal, Yaaa Noya merasakan kehangatan di hatinya. Ada sahabat dan ada kekasih.
'Ternyata kasih sayang sangat menyenangkan, aku merindukan ayah dan ibuku. Aku rindu anggota Karasuno yang dulu, even though my life doesn't last long' Noya tersenyum indah.
"Ini untuk kekasihku, Noya, maaf jika itu seperti anak kecil.."
"Tidak... Aku sangat menyukainya Asahi san"
Noya memandangi boneka teddy bear mini dengan memakai baju kuning, sangatlah lucu.
NB: kira kira kek gini lah modelnya
"thank you very much dear, i will take care of it till death" Noya melingkarkan tangan kurusnya ke leher Asahi.
"No, you won't die" Bantah Asahi menempelkan dahinya dengan dahi Noya.
"Kau ingat? Saat kita makan bakpao di toko ada bapak bapak njungkel ke got, kamu mau bantuin tapi malah kecebur. Akhirnya bajumu aku cuciin" Noya memainkan jari Asahi yang menempel di perut kurusnya.
"Hee... Bukannya kamu ya yang menyuruhku untuk membantu bapak bapak itu?" Asahi tertawa pelan, tangan mereka saling bertautan dan bermain main di perut Noya.
Malam ini Noya tetap tidak bisa tidur karena mimpinya, dan Asahi merasakan tubuh Noya yang bersandar sangat ringan di dadanya. Ia tidak mau makan selain bakpao, tetapi dia selalu mual mual saat memakannya.
"Pfft ...Aku masih ingat wajahmu yang terkena air got waktu itu" ucsp Noya tertawa pelan.
"Hmmm... sudahlah, sepertinya musim semi berakhir hari Selasa dan kau operasi besok. Jadi istirahatlah" Asahi mencium rambut tipis Noya.
1..2..3...
00.00
"happy birthday my dear, you are the best lover in the world" Asahi mengeluarkan kotak merah di saku jaketnya.
"After the surgery, do you want to stay with me forever?"
"Yes, I will stay with you, forever..."
Asahi memeluk Noya dengan penuh kasih sayang, ia pasangkan cincin di jari manis Noya. Dan ukurannya pas, Noya pun memasangkan cincin di jari besar Asahi.
"I love you so much, don't leave me"
"I will not leave you" Noya menangis di pelukan hangat Asahi.
'Lamaran ini belum yang sebenarnya, ini penyemangat untuk Noya operasi nanti'
Haii guys ^^
Terima Kasih sudah mau mampir dan membaca fanfic AsaNoya ini jika ada kesalahan pengetikan (typo) dan alur yang tidak jelas, kalian boleh ngasih kritik dan sarannya love you all ❤️❤️❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Surrender [[AsaNoya]] (END)
FanfictionSemua karakter disini adalah milik Haruichi Furudate, saya hanya meminjamnya. Karena jarang banget ada yang bikin fanfic AsaNoya, jadi aku bikin aja. Maklumi jika ada typo atau kesalahan kata, karena saya amatiran. "Between Ace and perfect Libero" H...