Bab 15 (End)

979 91 17
                                    

Have fun!!!^^

Jika ada penyamaan alur cerita secara tidak sengaja. Maka saya akan menghapusnya, jangan lupa vote Ya! Btw ini Bab terakhir, terima kasih sudah membacanya sejauh ini!



Asahi memandangi ruangan putih yang dulunya ia gunakan berbagi cerita dengan Noya, kini ranjang yang ada Noya menanti dirinya pulang dari tempat kerja, kosong dan rapi. Tak ada tanda tanda Noya yang selalu tersenyum kepadanya dan mengucapkan kata selamat datang, tak ada yang meminta untuk dibelikan bakpao lagi.

"Asahi, ayo pulang" Ajak Daichi, Daichi membantu membawa beberapa barang Noya dan Suga sedang mengobrol dengan Mio.

"Ayo..."

Asahi melangkah keluar dari ruangan yang berbau kenangan dengan Noya, rasanya ia akan berteriak saat menutup pintu.

"Asahi san..."

Mio memanggil Asahi yang ingin segera pergi dari tempat itu, ia membalikkan badannya. Mio menyerahkan gelang dan cincin milik Noya, ia juga menyelipkan surat.

"Ini milik Noya san, haah... tidak kusangka akan berakhir seperti ini" Asahi menerima barang yang diberi Mio, gadis itu tersenyum kecut, ingin melanjutkan bicaranya.

"Waktu Noya san pertama kali masuk kesini, ia hanya memiliki satu ginjal, Noya san sama sekali tidak pernah menceritakan hal itu kepada siapapun. Aku memohon kepadanya untuk menceritakan apa yang terjadi dengan hidupnya, well..." ia menghentikan bicaranya dan menghela nafasnya berat.

"... ia mendonorkan ginjalnya untuk ibunya, karena dia sangat mencintai ibunya.... yaahh aku tidak berjanji dengannya untuk membocorkan hal ini, tapi dia tidak ingin membuatmu khawatir dengannya, ia takut menggangu pekerjaanmu" mata Asahi memanas, ia tersenyum pelan.

"Asahi san, terima kasih, aku juga jatuh cinta kepada sifat Noya san... semoga kita bertemu lagi" Mio menepuk pundak Asahi dan pergi melaluinya.

Saat dirumah Asahi pun hawa nya hanyalah kenangan dengan Noya, ia akan berpura pura tidur di sofa ruang tamu, belajar bersama, memasak bakpao di dapur, dan sebelum tidur mereka akan bercerita tentang indahnya Auristela ditengah tengah malam.

Saat pemakaman tadi pagi, seluruh alumni Karasuno menghadirinya, termasuk Hinata dan Kageyama. Mereka berdua sudah menjadi anggota pemain voli hebat di MSBY dan SCHWEIDEN. Tanaka, sahabat paling dekat dengan Noya turut menangisi kepergian sahabatnya. Hati Asahi sekarang begitu hampa.

Asahi teringat dengan surat yang diberikan Mio padanya, surat tulisan tangan dari Noya.

"Nee... namamu Asahi san?"

"Uwaah... sugoi, Ace memang hebat"

"Aku ini pacarnya Asahi san, kau siapa?!"

"Menyerah??? Aku tidak memiliki kamus dengan kata menyerah"

"Aku hanya mau tidur bersama Asahi san"

"Hei Asahi san, apakah aku terlihat cantik memakai ini?"

"Hei cupu giant , aku sudah berjanji padamu kan?"

"Ahahahaa baiklah, jaane Asahi san..."

Tidak ada lagi yang namanya Nishinoya Yuu, yang ada hanyalah suaranya yang terngiang ngiang di kepalanya.

"Kau pergi operasi untuk hanya ingin sembuh, tetapi pergi untuk selamanya" bisikan Asahi begitu pelan, ia tidak tahan dengan kenyataan ini. Asahi menangis Sejadi jadinya tidak tahan dengan air mata yang sembunyi di pelupuk matanya.

"Kenapa kau menangis Asahi san?"

Suara, ya suara itu. Suara dari Noya, Asahi melihat bayangan kabur Noya yang menghampirinya, ia mengusap air mata Asahi dan menangkup pipi besar Asahi.

"Kenapa kau selemah ini? Lihatlah diriku sembuh dari semua penyakit"

Suasana Asahi tiba tiba berubah, mereka kembali di waktu SMA. Noya terlihat seperti waktu SMA dan sedangkan Asahi juga.

"Kau berjanji padaku kan? " pertanyaan Asahi membuat bayangan Noya tersenyum.

"Iya, maafkan aku mengingkari Janji mu. Kamisama rak merestuiku untuk berada di bumi berlama lama" Asahi ingin memegang tangan Noya, tetapi tak bisa, malah menembus.

"Hanya aku yang bisa menyentuhmu, Asahi san membaca suratnya kan?"

"Iya..."

"Bisa kau tepati itu sebagai janjimu denganku?" Hati Asahi begitu berat, kenapa ia disuruh pindah hati dengan orang lain.

"Aku tidak banyak waktu, terima kasih Asahi san" Noya mencium dahi Asahi.

"Don't cry my cupu giant"

Bayangan kabur Noya menghilang, Asahi hanya dapat menangis dan berkata lirih.

"Aku akan menepatinya..."

-Surrender (AsaNoya) End-



Fyuhhh akhirnya selesai juga ni fanfic, waahhh makasih banyak yaaa yang sudah mau membaca karyaku.  Btw, gimana perasaan kalian pas mbaca ini??? Avv, emang first time bikin fanfic akinya. Aku sampe ngga tidur malem buat bikin ini cerita, Yaudah gapapa yang penting bisa menghibur kalian. THANK YOU ALL😘





Bonus pict+

Bonus pict+

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Surrender [[AsaNoya]] (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang