Fourteen.

2.9K 367 93
                                    

Setelah suasana apartemen Taehyung lebih hening, ternyata dua laki laki itu masih belum tertidur dan memilih untuk berbincang ringan. Joo? Dia sudah lebih dulu tidur saat Taehyung menemani nya dan membaca dongeng.

"Besok kita akan datang lagi menemui ibu, aku yang akan bicara padanya ya." Ucap Jungkook mengelus pipi halus Taehyung.

"Jangan terlalu cepat, aku tau ibumu juga butuh waktu menerima semua ini." Jawab Taehyung dengan lembut.

"Itu benar, tapi aku juga tidak bisa terlalu lama diam saja kan, tidurlah, ini sudah larut" Ucap Jungkook tak kalah lembut.

Malam itu Jungkook dan Taehyung kembali melakukan hubungan intim, bahkan mereka tidak tidur semalaman dan memilih menghabiskan waktu bersama. Setelah merasa cukup, Jungkook dan Taehyung saling memeluk satu sama lain hingga pagi menjelang, setelah malam itu Taehyung menjalani hari hari nya seperti biasa, bahkan dia kini tinggal bersama Joo, bocah itu yang memaksa dan memintanya.

Terhitung sejak malam mereka berhubungan, hari ini tepat dua empat 4 sudah mereka bersama. Selama 4 bulan sudah 2 kali Taehyung berusaha mengunjungi ibu Jungkook dan mencoba lebih mendekatkan diri, rupanya tidaklah mudah. Taehyung kembali menerima cibiran pedas dari wanita paruh baya itu hingga hari ini.

Hari mulai sore, sudah dua hari ini Joo tidak ada di apartemen nya. Jungkook mengatakan jika Joo memiliki guru privat baru dan harus tinggal bersama ibunya, Taehyung senang, setidaknya bocah itu kini kembali di sibukkan banyak pelajaran. Jungkook sudah mengabarinya, malam ini dia akan pulang sedikit larut karena banyak pekerjaan yang harus dia lakukan.

Dua bulan lalu Jungkook meminta Taehyung untuk menikah secara diam diam meski tanpa persetujuan ibunya, sayangnya Taehyung menolak, dia ingin Keluarga satu satunya dari pihak Jungkook turut hadir di acara sakral itu. Karena itu Taehyung memilih untuk menunggu hingga ibu Jungkook mau menerimanya. Bagaimana pun wanita itu adalah ibu Jungkook, dia tidak ingin memperburuk hubungan antara anak dan ibu nya.

Hari mulai Senja, Taehyung duduk dan beristirahat di Caffe setelah seharian bersama Yoongi dan pegawainya melayani banyak tamu. Yoongi semakin terlihat lebih membuka diri setelah mengenal Jimin, Taehyung senang setidaknya Yoongi mulai keluar perlahan dari zona nyaman nya.

"Minum lah, kau tampak sangat kelelahan." Ucap Yoongi seraya memberikan sebotol air mineral kemasan yang dia ambil dari lemari pendingin.

"Lumayan, hari ini banyak pelanggan yang datang kan, sebenarnya aku bingung harus membuat cake, roti, juga kue kering lainnya, Aku seperti orang yang kehabisan ide." Ucap Taehyung dengan cengiran geli.

"Bagaimana dengan hubungan mu dan Jungkook?" Tanya Yoongi tiba tiba.

"Baik, dia memberikan ku ini." Jawab Taehyung seraya menunjukkan jemarinya yang tersemat cincin polos.

"Tunangan? Sejak kapan? Atau hanya sebagai hadiah saja?" Tanya Yoongi.

"Sebenarnya hari itu Jungkook mengajakku menikah meski tanpa kehadiran ibunya, aku tidak bisa, bagaimana pun dia tetaplah ibu dari laki laki yang ku cintai, Jungkook mungkin tidak ada tanpa perjuangan nya." Jelas Taehyung dengan wajah yang mulai sendu.

"Aku berharap wanita itu dapat mencerahkan pikiran nya sendiri." Ucap Yoongi.

Tidak lama dari situ ponsel Taehyung berbunyi, dia melirik dan memastikan siapa yang mengirimkan pesan itu. Betapa terkejutnya Taehyung, dia bahkan menjatuhkan ponselnya sesaat dan menatap kosong ke arah Yoongi.

"Ada apa? Taehyung-ah, ada apa?" Tanya Yoongi berusaha menyadarkan Taehyung.

Sayangnya Taehyung memilih berdiri dan beranjak ke ruang ganti pakaian dengan jalan yang terlihat lesu, Yoongi meraih ponsel Taehyung yang terjatuh dan coba untuk melihatnya.

SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang