Sudah pukul 09 malam, tidak terasa setelah Jungkook Taehyung juga Joo menghabiskan makan malam nya tadi bersama sama. Kini Jungkook sedang sibuk dengan ponselnya sendiri, beberapa kali mencari buku dan bolpoin untuk menulis entah apa yang sedang laki laki itu rencana kan.
"Teh hangat."
Taehyung datang memberikan teh hangat yang sengaja dia buat untuk Jungkook, duduk dan melirik pada lembaran kertas yang sedari tadi sibuk Jungkook pindahkan kesana kemari.
"Terimakasih." Jawab Jungkook seraya mengelus punggung tangan Taehyung.
"Apa ini?" Tanya Taehyung menunjuk pada lembaran kertas tadi.
"Sketsa Caffe yang akan aku buat untuk Caffe mu di sini." Jawab Jungkook dengan senyuman hangat.
Wajah ini yang pertama kali Taehyung lihat saat mereka bertemu pertama kalinya dulu, hangat, jika saja tidak ada masalah di balik hubungan nya dengan ibu Jungkook Taehyung sungguh merasa jika hari ini dia adalah orang yang paling berbahagia.
"Untuk apa kau coba lakukan ini?" Tanya Taehyung.
"Untuk memperjuangkan kebahagiaan orang orang yang ku cintai, kau, Joo, aku akan mulai semua ini dari awal." Jawab Jungkook meletakkan bolpoin tadi dan menyesap teh nya.
"Tidak kah kau merasa ini percuma? Lebih baik kita akhiri dan lupakan semua ini Jungkook." Ucap Taehyung menunduk dan meremat celana tidurnya.
"Kalo pun hasil akhirnya tidak sesuai dengan harapan, aku tidak akan pernah menyesal telah melakukan ini semua, bagiku memperjuangkan kebahagiaan mu juga anak anakku itu adalah alasan utama untuk tetap bertahan hidup, bagaimana hasilnya nanti aku sungguh tidak pernah merasa ini adalah hal yang cuma cuma." Jelas Jungkook.
"Lihat Mataku Taehyung."
Jungkook meraih kedua pipi itu dan menatap dalam mata coklat milik Taehyung, diam sesaat mereka saling menyampaikan rasa cinta, sama sama saling menguatkan diri dan mulai Menata kembali semua perasaan yang hampir saja hancur, tidak memaksa, Jungkook melakukan itu untuk membuat Taehyung tetap percaya diri, tidak lagi terus bersikap juga berpikiran negatif kedepannya.
"Jika terus begini kau hanya mempercepat kehancuran ku, aku butuh Taehyung yang dulu. Aku butuh Taehyung yang tetap melakukan segala hal meski banyak ujian yang datang menghampiri, aku butuh Taehyung yang tidak mudah menyerah seperti saat awal aku mengenal mu."
Ucap Jungkook tetap memandang lekat mata yang telah berkabut, mata itu bergetar menahan tangis, tidak lagi membiarkan air mata itu terjatuh Jungkook lebih dulu menghapus nya dari sana.
"Lihat Joo, dia sudah banyak menerima kesulitan setelah Hye Ji datang membawa nya dalam kehidupan ini, Joo tidak menyerah, dia tetap berusaha untuk kau juga aku, karena itu Taehyung, jangan pernah menyerah untuk dirimu sendiri, setidaknya lakukan itu untuk dirimu." Ucap Jungkook seraya mengelus pipi halus itu perlahan.
"Greeeeeep."
"Maafkan aku Jungkook, aku tidak tau harus bersikap seperti apa."
Taehyung berucap seraya berhambur dalam pelukan Jungkook, dia memeluk tubuh Jungkook begitu erat dan menumpahkan semua kebingungan yang selama ini membebani pikiran nya.
"Jangan minta maaf, kita sama sama ada dalam situasi ini kan? Ayo lalui ini denganku Taehyung." Ucap Jungkook balas memeluk tubuh mungil itu dan mengelus punggung nya penuh sayang.
"Kita lanjutkan ini besok, sudah larut sebaiknya kita beristirahat." Ucap Jungkook seraya memapah Taehyung untuk mulai berjalan ke kamarnya.
Rumah ini tidak sebesar milik Jungkook di Korea, setidaknya ini cukup luas jika hanya di isi oleh mereka bertiga.

KAMU SEDANG MEMBACA
SENJA
Fiksi PenggemarSeorang pemilik caffe yang tanpa sengaja bertemu dengan laki laki yang hari itu datang sebagai pelanggan nya. Tidak berhenti di sana, rupanya Taehyung menaruh hati pada laki laki yang tanpa sengaja mengisi kekosongan hatinya saat itu. Lalu bagaimana...