#4

1.3K 138 1
                                    

HAPPY READING
[Jangan Lupa Vote yaa]
[Budayakan saling menghargai karya orang lain]



Sekolah berjalan dengan lancar.
Jevan merasa beruntung karena memiliki teman-teman baru yang sangat baik padanya.

"Jevan ... lo mau ikut gak?" Tiba-tiba Elsa datang menghampirinya yang baru saja beranjak dari duduknya.

"Kemana?" Tanya Jevan.

"Nongkrong di cafe." Jawab Elsa.

Namun, tak lama kemudian Harvan ikut menghampiri Jevan dan Elsaa.

"Ayo sayang ...." Harvan memegang tangan Elsa.

Jevan yang melihat sikap Harvan, mulai mengerti jika mungkin Harvan tidak menyukainya.

"Thank you lo udah ngajak tapi, kayanya gue gak bisa." Jevan menolak halus.

Elsa yang mendengar penolakan halus Jevan pun mengerti.

"Eh Jev, kenalin ini Harvan Aditama Dia cowok gue."  Eunha memperkenalkan Harvan.

Jevan tersenyum menyambut Harvan.

Harvan mengulurkan tangan kanannya. Dan Jevan pun membalas uluran tangan Harvan.

"Gue Jevan. Jevan Aditama." Jawab Jevan.

Harvan, Jevan dan Elsa berjalan menuju parkiran.

Jevan yang semula mengira Harvan itu menyebalkan, ternyata melihat sisi lembut Harvan pada Elsa.

Saat mereka berjalan menuju parkiran, tiba-tiba ada seorang perempuan berjalan menghampiri mereka.

Ya, itu Gania ibu dari Jevan Aditama.

"Sayang ayo pulang..." Kata Gania.

"Mama..." Jawab Jevan.

Harvan dan Elsa melihat ke arah Gania dan tersenyum manis.

"Eh mah kenalin ini teman baruku. Yang ini Elsa dan ini Harvan Aditama." Kata Jeva memperkenalkan.

Gania tersenyum menyambut teman-teman baru putranya.
Mereka berasalaman dengan Gania.

Namun, entah mengapa saat dia menatap dan bersalaman dengan Harvan, hatinya bergetar, Jantungnya berdegup sangat kencang. Seolah ada sesuatu di antara mereka.

Sejenak Gania melamun menatap wajah Harvan dan kemudian menatap wajah Jevan.

'Harvan Aditama? Tidak! Mengapa namanya Aditama? Dan mata itu, hidung itu, wajah itu. Kenapa mirip dengan...' Bisik Gania dalam hatinya.

Namun, belum sempat dia menyelesaikan ucapan dalam hatinya.

Jevan menggandeng tangan ibunya.

"Ayo ma ..." Ajak Jevan.

Jevan dan Gania berpamitan pada Elsa Dan Harvan.

Namun, setelah mereka bertemu dengan ibu Jevan, Harvan terlihat lebih sering diam tidak seperti semula.

"Van, lo kenapa?" Tanya Elsa yang sedari tadi memperhatikan Harvan diam dan hanya fokus menyetir.

"Hah? Gak apa-apa kok. Gue cuma pengen cepat sampai aja." Harvan terkejut.

"Ibunya Jevan cantik banget ya? Siapa sih tadi namanya? Eummm... Gan.. Gan.. oh ya Gania." Kata Elsa yang terus memuji Gania.

Harvan masih diam tanpa jawaban dari mulutnya. Sesekali dia hanya melempar senyum tipisnya.

'Apa ini? Wajah Tante Gania itu... ya wajah yang gue liat fotonya di kamar papa. Siapa dia? Dan ada hubungan apa papa sama ibunya Jevan.' Harvan terus bergumam dan dalam hatinya.

[Flash Back On]

Harvan mencari keberadaan ayahnya. Diruang kerja. Namun, dia tidak menemukannya.

Dia berjalan ke arah kamar ayahnya.
Di dalam kamar ayahnya dia mendengar suara dari kamar mandi.

Adi sedang berada di kamar mandi.
Harvan mengetuk pintu kamar mandi pelan.

"Yaaah black card nya dimana?" Tanya Harvan.

"Kamu ambil di laci meja samping tempat tidur Van." Teriak Adi dari dalam kamar mandi.

Harvan berjalan menuju meja di samping tempat tidur.

Harvan membuka laci itu, dia mengambil sebuah kartu black card dari dalam laci.

Namun, tiba-tiba saja Harvan melihat sebuah foto di dalam laci tersebut.

Disitu terlihat foto seorang perempuan sambil menggendong dua orang bayi yang terlihat kembar.

Harvan mengamati foto tersebut. Dan pada saat dia membalik gambar foto tersebut, disana tertulis inisial G.

Harvan menatap foto yang berada di tangannya itu.

Namun, tiba-tiba Adi keluar dari kamar mandi.

Membuat Harvan terkejut dan langsung menyimpan foto dan menutup laci itu.

Dan pamit pergi meninggalkan Adi.

[Flash Back Off]

TWINS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang