#10

1.1K 119 1
                                    

HAPPY READING
[Jangan Lupa Vote yaa]
[Budayakan saling menghargai karya orang lain]



Sekarang mereka sudah sampai dirumah Harvan.
Mereka di sambut oleh beberapa maid.

"Permisi apa Harvan ada?" Tanya Elsa.

"Tuan muda ada dikamarnya. Silahkan masuk." Jawab maid.

Jevan, Elsa dan teman-temannya pergi menuju kamar Harvan.

Sementara Gania baru saja selesai parkir mobil dan segera turun.

Sesampainya di depan pintu rumah Harvan, Gania menatap suasana rumah itu.

'Masih tetap seperti dulu.' Bisiknya.

Baru saja Gania melangkah masuk tiba-tiba ada seseorang menarik tangan Jenny.

"Kenapa kamu di sini?" Tanya nya.

Orang itu adalah Adi, mantan suaminya.

Gania terdiam menatap wajah Adi.

"Aku kesini mengantar putraku. Dia teman putramu." Jawab Gania santai.

Adi diam mendengar ucapan Gania.

"Oh ya terlepas dari itu, aku juga memiliki hak yang sama pada Harvan. Dia juga putraku." Lanjut Gania sambil pergi masuk meninggalkan Adi.

☆☆☆

Sementara itu Jevan, Elsa dan teman-temannya kini berada di kamar Harvan.

"Van, lo baik-baik aja kan? Jangan sakit !" Elsa menangis dihadapan Harvan.

"Hey ... kok nangis sih. Gue gak apa-apa kok. Ini cuma kecapean biasa elsa." Jawab Harvan sambil mengusap air mata di pipi Elsa.

"Harvan.. lo udah makan? Tadi di jalan gue beli makanan buat lo. Lo makan ya." Kata Jevan sambil menaruh paper bag berisi makanan.

Harvan tersenyum ke arah Jevan.

"Thank you, Jev.." Jawab Harvan.

Teman-teman Harvan perhatian padanya.
Mereka iri dan gemas melihat perbucinan Harvan dan Elsa.

"Eh lo pada naik apa ke sini?" Tanya Harvan.

"Kita semua naik mobil Hares sama Daffa." Jawab Aska.

"Kalo gue naik mobil mama nya Jevan yang." Jawab Elsa.

Harvan terkejut mendengar jika mereka datang bersama Gania.

Tiba-tiba Gania datang menemui mereka.

"Harvan ... apa bagaimana kabarmu?" Tanya Gania.

"Tante ... sini tante masuk." Harvan terlihat senang dengan kedatangan Gania.

Gania berjalan mendekati Harvan yang terbaring.
Dia mengusap lembut kepala Harvan.

"Apa yang sakit Harvan?" Tanya Gania khawatir.

"Gak apa-apa kok tante aku cuma sakit biasa." Jawab Harvan.

Lama mereka berbincang bersama. Semua teman-teman merekapun kini pulang kecuali Jevan dan Gania.

Elsa pulang bersama Hares karena rumah mereka dekat.

"Ma ... aku keluar dulu bentar ya. Laper hehe... boleh kan gue ke cari makanan di rumah lo?" Tanya Jevan.

"Yaa, lo minta aja sama maid gih! Gapapa kok.!" Jawab Harvan sambil tersenyum.

Kini hanya tinggal Harva dan Gania yang berada di dalam kamar.

"Tante ... boleh aku nanya sesuatu?" Tanya Harvan.

"Apa Harvan? Kamu mau nanya apa?" Jawab Gania sambil mengusap kepala Harvan.

"Tante ... tante mama aku kan?" Tanya Harvan.

Gania terkejut mendengar ucapan Harvan.

"Ap..apa maksud kamu sayang?" Tanya Gania.

"Aku udah tau semuanya tante. Aku nemuin foto tante di kamar papa. Tante tolong jangan bohongin aku lagi." Harvan mulai terisak menangis.

Gania diam tidak menjawab apapun. Di bingung apa yang harus dia lakukan.

"Apa ini? Kenapa ma? Mama kenapa nangis? Harvan ? Lo juga kenapa nangis ? Ini ada apa ?" Tanya Jevan yang tiba-tiba masuk ke kamar Harvan.

Harvab menangis sambil berusaha bangun dari tidurnya.

Jevan mendekati Harvan dan membantu Harvan duduk.

Jevan memegang pundak Harvan.

"Harvan, jawab ! Lo kenapa ?" Tanya Jevan.

Harvan diam tidak menjawab.
Sampai ketika Gania memberitahu sebuah kebenaran.

"Jevan Aditama .. Harvan Aditama... kalian saudara kembar. Kalian lahir dari rahim mama. Kalian anak kandung mama." Lanjut Ganua menangis sambil memeluk Harvan dan Jevan.

"Ap..apa? Harvan sama aku?" Tanya Jevan menangis.

"Iya, Jev- gue sama lo kembar. Lo inget waktu pertama lo datang ke sekolah? Semua orang bilang kita mirip kan?" Kata Harvan.

"Jadi lo udah tau tentang ini?" Tanya Jevan.

Harvan diam dan hanya mengangguk.

Gania memeluk erat kedua putranya.
Ini adalah mimpi Gania selama bertahun-tahun.







Gaiiissss lanjut gak ? Lanjut yaaaa ....

Tapi, sabar dulu yaaaa ...

TWINS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang