HAPPY READING
[Jangan Lupa Vote yaa]
[Budayakan saling menghargai karya orang lain]☆
☆
☆Elsa membuka kedua matanya.
Dia merasakan pusing di kepalanya."Harvan..." Dia mengingat Harvan.
Dia mencari Harvan.
Saat dia terbangun dia tersadar bahwa dia berada di kamar Harvan.
Elsa berlari mencari keberadaan Harvan.
Namun, tubuhnya melemah ketika dia mendapati banyak orang di lantai bawah rumah kekasihnya itu.
Banyak orang disana.
Dia melihat Hares, Jidan, Yogi dan yang lainnya.
Dia berjalan menuruni anak tangga.
Membuat semua orang menatap ke arahnya.
Pandangan Elsa tertuju pada sesuatu.
Eunha mendekati dengan ragu-ragu.
Yaaaa dia melihat Harvan.
Harvan yang tampan dengan memakai Jas berwarna putih.
Dia terbaring di dalam sebuah Peti.
Dia menangis.
Dia berlutut di hadapan jasad kekasihnya.
Dunianya hancur.
Ini bagaikan mimpi buruk yang berubah nyata.
Jevan yang melihat Elsa berusaha membantunya berdiri.
Dia memeluknya.
Memeluk sekuat tenaga berusaha menenangkan Elsa.
Sejak kepergian Harvan, Elsa selalu murung.
Gania mencoba berdamai dengan Adi dan memutuskan untuk rujuk kembali.
Gania mengajak Elsa tinggal bersamanya.
Bagaimanapun Elsa adalah gadis yang paling disayangi oleh putranya. Terlebih Elsa anak yatim-piatu.
Jevan pun selalu berusaha menghibur Elsa.
Namun, Elsa sudah tidak pernah tersenyum seperti dulu lagi.
Bagi Elsa cintanya sudah hilang bersama kepergian Harvan.
Senyumannya pergi terkubur bersama Harvan.
☆☆☆
Elsa POV
Bolehkah aku marah?
Bolehkah aku kecewa?Bukankah kau bilang akan bertahan?
Bukankah kau bilang akan selalu bersama?Aku tidak marah.
Hanya saja kau pergi terlalu cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
TWINS
General Fiction"BAGAIMANA JADINYA JIKA DUA ANAK KEMBAR HIDUP TERPISAH? DAN BAGAIMANA JIKA PADA AKHIRNYA MEREKA TAU TENTANG SEBUAH KEBENARAN?" ● Cerita ini 100% fiksi ● Jangan lupa vote sebelum membaca (Budayakan untuk saling menghargai)