#29

882 61 2
                                    

HAPPY READING
[Jangan Lupa Vote yaa]
[Budayakan saling menghargai karya orang lain]



Satu minggu sudah Harvan terbaring di rumah sakit.

Hari ini dia akan segera pulang ke rumah.

Harvan merasa bahagia karena sebentar lagi dia akan bertunangan.

Jevan, ayah dan ibunya pun sibuk mempersiapkan pertunangan Harvan dan Elsa.

Begitupun teman-teman dekat Harvan.

Sederhana.

Ya, sangat sederhana.




Acara yang dibuat dengan konsep yang sederhana.

Hanya dihadiri keluarga dan teman terdekat.

Mengingat kondisi Harvan yang sangat lemah.




Malam ini acara di mulai di rumah dengan nuansa serba putih.

Elsa begitu cantik dengan gaun berwarna putih.

Begitupun Harvan yang mengenakan stelan jas berwana putih.

Elsa berjalan anggun menuju altar.

Disana ada Harvan yang sedang menunggunya.





Skip yaaa acara berlangsung.














Setelah selesai acara mereka pun beristirahat.

Namun, sesampainya di kamar entah kenapa kepala Harvan terasa sakit.

Dia memegang kepalanya.

Hidungnya mengeluarkan darah.

Wajahnya berubah pucat.

Elsa yang melihat itu pun panik, dia memanggil Gania, Adi juga Jevan.

Dengan sigap Adi dan Jevan memapah dan membawa Harvan ke Rumah sakit.




Elsa menangis di pelukan Gania.

Berdo'a agar Harvab baik-baik saja.

Jevan menangis sambil menyandarkan tubuhnya ke dinding.

Adi berjalan mendekat ke arah Gania dan Elsa.

Adi memeluk mereka berdua.

"It's ok ! Harvan akan baik-baik aja. Jangan nangis ya." Kata Adi sambil memeluk keduanya.

Adi benar-benar tidak bisa melihat mereka menangis.




Tidak lama kemudian,

Dokter keluar dari dalam ruangan.

Dengan tertunduk lesu dan membuka kacamatanya.

Jevab berlari ke arah dokter.

"Dokter gimana kondisi kakak saya???" Tanya Jevan panik.

Dokter diam tidak menjawab.

"Dokter jawab !!!" Bentak Jevan.

Melihat dokter yang tidak menjawabnya, Jevan berlari masuk ke dalam.

Disusul Adi, Gania dan Elsa.

Seketika hatinya hancur.

Jevan terpukul saat dia masuk dan melihat Harvan terkujur kaku.

Alat bantu medis di lepaskan satu persatu dari tubuh Harvan.

Elsa berlari memeluk tubuh Harvan, menggoyangkan tubuh Harvan.

Namun, tubuh itu tidak bergerak.

Elsa menangis memeluk Harvan.


Gania dan Adi pun menangis memeluk putra mereka.

'Ini pasti mimpi. Ya ini mimpi kan?' Gumam Jevan dalam hati.











Thank you ya yang selalu setia bacain updateku.
Kayanya bentar lagi udah mau kelar deh.

Tapi, aku berencana buat bikin Chapter2.

Tapi tenang ini belum End kok.

TWINS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang