HAPPY READING
[Jangan Lupa Vote yaa]
[Budayakan saling menghargai karya orang lain]☆
☆
☆Hari ini hari terakhir Ujian Nasional.
Harvan, Jevan dan teman teman-temannya mengikuti Ujian dengan lancar.
Kriiiiing ...
Bel berbunyi, semua siswa merasa lega karena telah mengikuti Ujian dengan lancar.
"Jev pacar lu dateng tuhh..." Kata Daffa sambil menunjuk ke arah Yera yang terlihat cemberut.
Jevan berjalan mendekati Yera.
"Kenapa? Kok mukanya kaya gitu?" Tanya Jevan sambil mencubit gemas pipi Yera.
"Kakak udah beres ujian kan? Berarti sebentar lagi kakak lulus, terus aku gimana?" Kata Yera dengan gemasnya.
Jevan tertawa, menarik Yera dan memeluknya.
"Gue gak bakal berubah. Kan sayangnya gue cuma lo lah." Kata Jevan.
Namun, tiba-tiba suasana berubah menjadi riuh.
Tiba-tiba hidung Harvan mengeluarkan darah lagi.
Semua orang panik.
Jevan melepaskan pelukannya dari Yera,
Dia berlari mendekati Harvan.
Harvan berusaha untuk berdiri namun, tubuhnya menjadi sangat lemah.
Hingga akhirnya dia jatuh tidak sadarkan diri.
Jevan dan teman-temannya panik.
Mereka langsung membawa Harvan ke Rumah Sakit.
Sepanjang perjalanan Jevan berusaha menghubungi ayah dan juga ibunya.
☆☆☆
Mereka sampai di Rumah Sakit.
Jevan berlari memanggil perawat.
Beberapa perawat datang sambil membawa blankar.
Mereka membawa Harvan ke dalam ruangan ICU.
Lama mereka menunggu di luar.
Jevan melirik ke arah Elsa yang terus menangis di pelukan Yera.
Hares, Jidann, Juna dan Yogi duduk di kursi tunggu dengan penuh ketegangan.
Tak berselang lama ayah dan ibu merekapun datang.
Gania datang sambil panik dan menangis.
"Sayang... bagaimana kakak mu?" Gania memeluk Jevan.
Kemudian Adi memeluk Gania dan juga Jevan.
"Kakak masih di tangani dokter ma, pa ..." Jawab Jevan sambil menangis.
☆☆☆☆
Flashback On
Pagi ini Harvan merasa kepalanya sangat sakit.
Bahkan sejak beres mandi hidungnya pun sudah mimisan.
Namun, dia bersyukur pagi ini darah yang keluar dari hidungnya cepat berhenti.
Dia memaksakan diri dan berusaha kuat untuk bisa dapatng ke sekolah.
Mengingat semalam Elsa mengajaknya berbicara serius pagi ini.
Sesampainya di sekolah Harvan dan Elsa pergi ke rooftop.
"Van, semalam aku mimpi kamu pergi ninggalin aku sendirian." Ucap Elsa
Sebuah kalimat yang terdengar jelas saat itu.
Harvan memeluk Elsa.
"Harvan, kalau kamu ninggalin aku... Lebih baik aku mati aja." Lirih Elsa.
Harvab terkejut mendengar perkataan Elsa.
Harvan mengeratkan pelukannya pada Elsa.
"Jangan! Gue gak ikhlas kalau Lo kaya gitu!" Jelas Harvan.
Elsa menangis dipelukan Harvan.
Elsa selalu merasa tidak pernah bisa hidup tanpa seorang Harvan Aditama.
Flashback Off.
KAMU SEDANG MEMBACA
TWINS
General Fiction"BAGAIMANA JADINYA JIKA DUA ANAK KEMBAR HIDUP TERPISAH? DAN BAGAIMANA JIKA PADA AKHIRNYA MEREKA TAU TENTANG SEBUAH KEBENARAN?" ● Cerita ini 100% fiksi ● Jangan lupa vote sebelum membaca (Budayakan untuk saling menghargai)