HAPPY READING
[Jangan Lupa Vote yaa]
[Budayakan saling menghargai karya orang lain]☆
☆
☆Harvan dan Jevan tiba di sekolah.
Jevan meraih tasnya.
Tiba-tiba Harvan mengatakan sesuatu yang membuat Jevab terkejut."De, kayanya gue mau mutusin Elsa." Kata Harvan.
Jevan terkejut mendengar ucapan Harvan.
"Kak, lo kenapa sih? Gue tau lo tuh sayang banget sama Elsa! Dan gue juga tau Elsa itu sayang banget sama lo kak! Lo jangan gegabah kak! Lo jangan bodoh kak!" Jawab Jevan sambil memegang pundak Harvan.
Harvan diam.
Air mata mengalir di pipinya."Tapi, gue gak bisa bikin dia bahagia de. Gue ini sakit mungkin sebentar lagi gue bakalan mati. Gue gak mau dia sedih." Lirih Harvan.
Jevan menatap dalam wajah Harvan.
"Apa lo pikir kalau lo putusin dia, dia bakal bahagia? Enggak kak! Yang ada dia makin sedih. Udah lah kak lo jangan mikir yang enggak-enggak! Lo bakal sembuh! Gue itu lo dan lo itu gue. Kalau lo sakit, gue juga sakit." Tegas Jevan.
Harvan diam mendengar ucapan Jevan.
Dengan segera mereka turun dari mobil dan berjalan menuju kelas.Namun, tiba-tiba Yera datang meghampiri mereka.
"Pagi kak Jevan.. loh kakak ini kok mirip banget sama kakak?" Tanya Yera sambil menujuk wajah Harvan.
Harvan dan Jevan yang gemas melihat tingkah Yera pun tertawa.
Jevan mengusap pucuk kepala Yera.
"Gemes banget sih lo. Ya iya lah kita mirip bangetkan? Namanya junga saudara kembar." Jawab Jevan sambil tertawa.
Ketika mereka berjalan bertiga.
Tiba-tiba Elsa pun datang.
"Ishh... yang lagi pada happy gak bagi-bagi nih happy nya." Kata Elsa sambil mendekati mereka.
Harvan tersenyum menatap pacarnya yang kini berdiri di hadapannya.
"Kangen ya lo?" Tanya Harvan pada Elsa.
Mendengar ucapan Harvan, pipi Elsa berubah memerah.
"Ih yang lo... bikin malu aja." Jawab Elsa malu-malu.
Harvan menarik Elea dan memeluknya.
Jevan dan Yera terlihat iri dengan kemesraan Harvan dan Elsa.
"Gue duluan ahh.. malu gue liat yang bucin bucin." Kata Jevan sambil tertawa meninggalkan Harvan dan Elsa.
Jevan meninggalkan Harvan yang kini bersama Elsa.
Namun, tiba-tiba dia sadar bahwa dia memegang tangan Yera dan berlari bersamanya.
"Eh sorry gue.." Kata Jevan gugup.
"Gapapa kok kak." Jawab Yera.
Jevab mulai gugup di depan Yera. Dia merasa salah tingkah saat ini.
"Kak bisa ga ngobrol bentar?" Tanya Yera ragu-ragu.
"Bisa. Yaudah kita ngobrol di rooftop yuk?" Kata Jevan.
Jevan memegang tangan Yera mengajaknya ke rooftop.
Saat ini mereka duduk di kursi rooftop yang selalu di duduki Harvab dan Elsa.
"Lo mau ngomong apa?" Tanya Jevan memecah keheningan.
Yera menunduk di hadapan Jevan.
Jantungnya berdegup kencang."Kak sebenernya... aku... aku... aku suka sama kakak. Maaf ya kak kakak jangan marah please." Kata Yera.
Jevan tertawa melihat tingkah Yera yang menggemaskan.
"Gue gak marah kok. Makasih ya lo udah suka sama gue. " Jawab Jevan sambil tersenyum.
Yera mengangkat kepalanya menatap Jevan.
"Jadi kakak gak marah? Terus gimana kak?" Tanya Yera pelan.
Jevan tersenyum.
"Lo mau jadi pacar gue?" Tanya Jevan.
Yera terkejut mendengar ucapan Jevan.
Yera mengangguk malu menjawab pertanyaan Jevan.
Jevan menarik Yera dan memeluknya.
"Jangan nakal-nakal ya kak! Kakak itu cinta pertama Yera." Kata Yera.
Jevan terkejut, dia melepaskan Yera dan tertawa.
"Dan lo tau Yera? Lo juga cinta pertama gue. Gue belum pernah pacaran. Sorry ya kalo gue tiba-tiba ngeselin dan ngesbosenin." Kata Jevan.
Yera tersenyum manis menatap Jevan.
☆☆☆
KAMU SEDANG MEMBACA
TWINS
General Fiction"BAGAIMANA JADINYA JIKA DUA ANAK KEMBAR HIDUP TERPISAH? DAN BAGAIMANA JIKA PADA AKHIRNYA MEREKA TAU TENTANG SEBUAH KEBENARAN?" ● Cerita ini 100% fiksi ● Jangan lupa vote sebelum membaca (Budayakan untuk saling menghargai)