Taehyung sedang menandatangani berkas di ruangan miliknya. Begitu serius sampai pintu ruangannya terketuk dari luar dan mengganggu konsentrasinya.
"Masuk" titahnya.
Pintu pun terbuka dan menampilkan sosok Irene. Membungkuk sopan, Irene pun berjalan mendekat pada meja kerja Taehyung.
"Sajangnim, ini laporan yang sajangnim minta. Saya sudah berikan salinannya pada Jay. Dan siang nanti, sajangnim akan makan siang bersama tuan Park dan putrinya" jelas Irene sembari menerangkan jadwal Taehyung.
Taehyung mengangguk mengerti. "Bertemu dimana?" tanyanya tanpa menoleh menatap sekretarisnya itu.
"Di restoran dekat Vantae Senior High School, sajangnim. Dan tuan Park mengajukan untuk saya tidak ikut menghadiri acara makan siangnya" jelas Irene.
"Ini pertemuan bisnis, bukan?" tanya Taehyung mengerutkan dahinya. Pasalnya, kalau memang ini pertemuan bisnis, seharusnya sekretarisnya pun ikut serta.
"Apa sekretaris tuan Park juga tidak ikut?" tanya Taehyung sekali lagi.
Menganggukan kepalanya, Irene menjawab "Iya, sajangnim. Sekretaris tuan Park juga tidak hadir. Beliau mengatakan kepada saya, putrinya sangat ingin bertemu dengan anda. Jadi tuan Park meminta sedikit privasi untuk makan siang bersama nanti"
Menaikkan sebelah alisnya, Taehyung terlihat berfikir.
"Privasi, heh?" batinnya.
"Baiklah. Kau boleh keluar sekarang" titahnya.
Membungkukkan badannya, Irene pun keluar dari ruangan Taehyung.
"Privasi apanya. Si tua bangka itu hanya menginginkan sahamku dengan membawa putrinya sebagai senjata. Sial. Putrinya bahkan tidak secantik Jungkookku" gumamnya.
Omong-omong soal Jungkook, pesan balasan yang dikirim oleh pria manis tersebut sama sekali belum dibalas oleh Taehyung. Ini bahkan sudah lewat tiga hari.
Bukannya apa-apa, Taehyung hanya terlalu bodoh dalam memikirkan balasan untuk pesan yang dikirim oleh bocah berpipi tembam itu.
Nanti juga bisa bertemu. Pikir Taehyung.
Dan kalau ada yang bertanya kenapa Taehyung tidak meminta tuan Jeon untuk datang ke perusahaannya dan mengobrol? Atau menjodohkan saja putra kesayangannya dengan dirinya? Padahal tuan Jeon pasti akan dengan senang hati menerima Taehyung sebagai menantunya.
Jawabannya adalah, Taehyung hanya ingin Jungkook menerima dirinya tanpa ada paksaan.
Si iblis ini rupanya bisa berpikiran begitu. Cinta memang bisa merubah semuanya.
KIM'S MAFIA
Jungkook berjalan gontai di trotoar dekat Vantae Senior High School. Wajahnya terlihat sangat menggelikan. Perpaduan wajah lelah, sedih, kesal, atau mungkin sedikit bahagia itu sungguh sangat tidak enak untuk dipandang.
"Huh, andai saja ada Jiminnie. Aku pasti tidak akan terlihat menyedihkan begini" gumamnya.
Jadi sebenarnya, Jungkook sehabis mengunjungi sekolah barunya. Orang tuanya terpaksa tidak menemani dirinya dikarenakan bisnis yang tidak bisa ditinggal begitu saja. Pada akhirnya, dengan sedikit keterpaksaan, Jungkook akhirnya menjawab kalau dirinya akan baik-baik saja nanti meskipun mengunjungi sekolah barunya sendirian.
KAMU SEDANG MEMBACA
When Kim's Mafia Fall in Love (Taekook/Vkook)
Fanfiction[ Very Slow Update ] Kim Taehyung tidak akan pernah jatuh cinta. Tidak seorangpun yang bisa membuat hatinya berdebar. Sampai dia bertemu anak SMA yang dengan beraninya menatap matanya penuh kebencian hanya karna dia tidak sengaja menumpahkan eskrim...