1. Kontrak

6.5K 552 73
                                        


Sejak beberapa hari yang lalu saat Yuuji ditangkap karena nyaris membunuhnya, kehidupan Megumi berubah.

Jika dulu dia melakukan misi sendiri, sekarang misinya selalu diawasi oleh Gojou. Dia tetap melakukan semuanya sendiri tentu saja, dan gurunya itu hanya campur tangan jika ada keadaan gawat. Setelah misi-misi itu, dia masih tidak bisa beristirahat, karena ada latihan tambahan yang dia lakukan dengan Gojou. Gurunya itu semakin brutal karena kejadian beberapa hari kemarin, membuat setiap sesi latihan diakhiri dengan sakit dan memar di tubuhnya. Tapi sebanyak apapun dia membencinya, dia harus mengakui bahwa itu membuatnya lebih kuat.

Selain latihan, ada pembelajaran juga, dari sejarah dan strategi hingga teks yang lebih misterius tentang rahasia kutukan. Dia tidak suka belajar, tapi jika itu bisa membuatnya menolong Yuuji, dia akan melakukannya. Untuk seorang pria yang cepat bosan, Gojou adalah tutor yang sangat sabar, bersedia untuk duduk dan menjawab pertanyaannya selama berjam-jam ketika dia tidak mengerti suatu topik.

Ya, bahkan saat dia belajar, Gojou masih menemaninya. Pria itu tidak pernah meninggalkannya sendirian sama sekali setelah kejadian beberapa hari lalu.

Lalu ada makan malam.

Setiap malam, pada jam yang sama, Gojou tiba di kamarnya sambil membawa makanan. Makanannya bermanfaat dan bergizi seimbang juga enak, tetapi bagi Megumi rasanya asrep karena mengingat Yuuji yang masih ditangkap. Mereka berbicara sangat sedikit selama makan, meskipun Gojou selalu menjawab pertanyaannya dengan ceria jika dia menanyakan hal tentang kutukan. Megumi mencatat info itu di otaknya, mengingat itu mungkin berguna untuk pertarungan yang akan datang.

Ketika makan malam selesai, dia bertanya tentang Yuuji.

"Dia masih dikurung, dan Nobara masih setia menunggunya," jawab gurunya setiap saat dengan tenang.

"Aku ingin melihat dia."

Gojou mengeluarkan sebuat tablet dan menampilkannya rekaman kamera keamanan yang menunjukkan bahwa Yuuji aman dan tidak terluka. Dia melihat dengan putus asa saat gambaran Nobara yang berwajah sedih melintas di layar.

Gojou hanya membiarkan rekamannya menyala selama sekitar lima menit. Setelah koneksinya terputus, dia berdiri untuk pergi.

"Kapan dia akan dibebaskan?" Meskipun Megumi sudah tahu jawabannya, dia masih selalu bertanya.

Gojou hanya menghela napas panjang. "Ketika persyaratannya disetujui."

Setelah itu gurunya pergi dan meninggalkannya sendiri untuk tidur malam.

Seperti biasa, mimpinya dipenuhi Kematian Yuuji dan pandangan benci Nobara.

=================

Beberapa hari kemudian, gurunya akhirnya membawakan kabar tentang Yuuji.

"Nasib Yuuji telah diputuskan," kata pria itu dengan tenang. Gurunya itu terlihat sedikit lebih lelah dari biasanya, lingkaran di bawah matanya sangat gelap."

Megumi tidak bisa menahan diri untuk tidak tersenyum lebar saat dia berdiri, wajahnya sedikit sakit karena sudah lama tidak tersenyum. "Dibebaskan?"

"Tidak."

Senyum Megumi menghilang dari wajahnya. "Apa?"

Bahkan sebelum gurunya berbicara, dia tahu itu berita buruk. Cara Gojou mengalihkan pandangannya dari mata Megumi— itu hal langka yang jarang sekali terjadi. "Yuuji akan dieksekusi."

Rasa dingin menyebar di dada Megumi saat mendengar itu. " Apa? "

"Sebagai seseorang yang hampir membunuh banyak jujutsu—"

"Bukan itu yang kita berdua sepakati!"

"Para tetua sepakat bahwa orang seperti itu pantas dieksekusi."

"Tidak, kita berdua sepakat bahwa Yuuji akan bebas, dan sebagai gantinya aku akan berlatih dan melakukan misi denganmu!"

Dia bisa melihat rasa bersalah melintas di wajah Gojou. "Aku sudah mencoba untuk membebaskannya. Tapi para tetua tidak setuju." Dan dia hampir membunuhmu, Megumi.

Megumi ingin berteriak pada gurunya bahwa usahanya tidak cukup. Sial. Yuuji adalah sahabat baiknya dan Nobara— dia tidak bisa kehilangannya. "Kamu tidak bisa membiarkan mereka melakukan itu. Kau tidak bisa. Aku—" dia tergagap, pikirannya kacau. "Aku akan pergi. Aku akan melarikan diri dengan Yuuji."

Mata Gojou menyipit dan dia mendesis. "Kau tidak akan. Aku selalu bisa menemukanmu— dan lain kali, aku akan membunuh mereka semua yang melukaimu, entah dia berharga bagimu atau tidak." Tidak peduli jika orang itu berharga bagiku sekalipun.

Kata-kata mengerikan itu terputar berulang-ulang di pikiran Megumi, dan dia tidak punya cara untuk menghentikannya. Pikirannya saat ini dipenuhi bagaimana caranya menyelamatkan Yuuji. Jujutsu lain tidak mau membantu, mereka telah sangat memperjelas fakt itu saat dia memohon-mohon agar Yuuji dibebaskan. Gojou adalah satu-satunya harapannya, tapi ternyata itupun kandas sekarang.

Suaranya serak ketika dia berbicara lagi. "Aku akan membunuhmu."

Itu membuat Gojou tertawa. "Kau dapat mencoba."

Mereka berdiri seperti itu, saling berhadapan untuk waktu yang lama. Bahkan jika Megumi menyerang pria didepannya sekarang, dia tidak mungkin mengalahkannya. Dia tahu seberapa kuat gurunya. Jikapun dia bisa mengalahkannya, dia masih harus melewati seluruh jujutsu yang menjaga Yuuji. Hell, bahkan dia tidak tahu di mana temannya itu ditahan. Hanya Nobara yang diberi tahu. Kemudian kalaupun dia berhasil menyelamatkan Yuuji, mereka entah bagaimana harus menghindari para jujutsu yang akan mengejar mereka

"Aku— aku akan melakukan apa saja," Mengumi berkata, merasa putus asa dengan situasi yang ada. "Karena itu, selamatkan Yuuji, tolong."

"Tidak ada yang bisa kamu tawarkan padaku, Megumi." Wajah Gojou yang marah melembut menjadi rasa kasihan. Megumi berpikir pria itu menyukai dirinya lebih dari kemarahannya pada Yuuji.

Sebenarnya rasa marah Gojou tidak salah. Dia memang sudah pasti mati di tangan Yuuji kalau tidak ditolong gurunya itu. Tapi tetap saja. Ini Yuuji. Sahabat terdekatnya. Orang yang akan kembali untuknya ketika tidak ada siapapun disampingnya.

Megumi sendiri belum kehabisan akal untuk menyelamatkan temannya. Selama ini, dia memperhatikan cara Gojou mengawasinya ketika pria itu berpikir bahwa dia tidak melihat. Cara gurunya itu terang-terangan tidak menatapnya ketika dia baru saja keluar dari shower, atau cara pria itu bergegas untuk menutupinya dengan seragamnya ketika bajunya robek selama latihan. Tidak salah lagi !

"Itu tidak benar," katanya, tangannya mulai gemetar. Dia masih memiliki satu kartu terakhir yang bisa dia mainkan.

Senyum Gojou menghilang. "Apa yang kamu-"

Sebelum Megumi bisa kehilangan keberaniannya, dia mencengkeram ujung kemejanya sendiri dan menariknya ke atas kepalanya dengan gerakan cepat. Dengan posisi menantang, dia berdiri telanjang di depan gurunya. Udara yang sejuk dari jendela membuat perasaan merinding di sepanjang kulitnya.

Ini gila, tapi dia tidak punya apa-apa lagi selain ini.

Dia menatap langsung ke mata Gojou. "Bebaskan dia, dan kamu bisa memilikiku, termasuk semua yang ada di tubuhku."


TBC or not ?

Silahkan Vote jika ingin dilanjut

[BL] Kontrak (18++)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang