¹*Everything Changed*¹

159 24 237
                                    

Bel pulang sekolah baru saja berbunyi. Guru menutup pelajaran dan setelahnya para siswa bersiap-siap untuk pulang. Begitu juga denganku. Aku mengemas bukuku ke dalam tas dan keluar dari kelas.

Drrrr...
Handphone-ku berdering. Aku tersenyum gembira, dan mengecek handphone-ku. Aku sudah tahu pasti itu adalah pesan SMS dari Papa.

|| Velly, udah keluar?

|| Langsung ke rumah sakit, ya...

|| Adik kamu udah lahir ^^

Aku tersenyum lebar melihat layar kecil handphone. Benar-benar senang! Sekarang aku bukan anak tunggal lagi.

Aku melipat handphone-ku dan berjalan dengan langkah yang ringan. Melewati koridor, melintasi lapangan, hingga sampai di gerbang sekolah. Di depan gerbang, aku berhenti sejenak dan menghirup udara segar.

Di seberang jalanan terdapat sebuah danau kecil. Luasnya 100 km², cukup kecil untuk ukuran sebuah danau. Aku menatap air biru danau itu dalam ketenangan.

"Hey!" sapa seseorang sambil menepuk pundakku.

"Hmm."

"Ngapain ngelamun?"

"Enggak, kok."

"Kamu keseringan ngelamun," ujarnya dengan memasang mimik bertanya-tanya.

"Kenapa? Ada masalah?"

"Enggak, kok. Justru sebaliknya, aku lagi bahagia!" jawabku semangat.

"Aku sekarang udah punya adik. Jadi sekarang aku mau ke rumah sakit dulu. Duluan, ya!" Aku melambaikan tangan padanya lalu berjalan sambil meloncat-loncat.

"Tunggu!"

"Apa?! Aku buru-buru, maaf," ujarku spontan membentak.

Dia adalah teman sekelasku. Dia adalah anak yang cukup manis. Maksudku, sangat manis. Mungkin aku suka padanya. Tetapi maaf, aku belum pernah punya kisah cinta sebelumnya. Berdekatan dengan seorang anak laki-laki membuatku gugup dan tidak bisa mengendalikan emosi.

"Kita punya tugas kelompok. Tunggu di sini sebentar, aku mau ke fotokopi. Nggak lama, kok," ucapnya. Oh, sangat memalukan.

"O-oke." Bocah itu pun pergi menjauh. Dalam diam, aku menatap bocah itu. Oh, aku harap adikku akan seperti dia saat sudah besar nanti. Aku pun menunggunya dalam beberapa saat.

Tetapi lama sekali. Sepuluh menit berlalu, dia belum juga muncul. Mulai lelah, aku memilih duduk di taman depan danau, sambil kembali menatap pada air jernih yang terlihat kebiruan.

Namun lamunanku terpecahkan kala seekor ikan mendongak dari permukaan air, tepat di hadapanku. Kenapa? Meminta makanan? Ikan itu menatapku dengan tatapan aneh. Ada apa dengan ikan itu? Otakku pun mulai berpikir, mungkin saja ikan itu adalah manusia yang dikutuk menjadi ikan, seperti dalam dongeng. Aku melambaikan tangan sembari tersenyum pada ikan itu. Mungkin saja dia benar-benar siluman, jadi aku harus bersikap sopan padanya.

"Adikmu akan menjadi anak yang manis, seperti yang kau inginkan. Kau ingin melihatnya?"

Hm? Aku mulai membuat kalimat aneh dalam otakku, dan berimajinasi ikan itu berbicara padaku. Hahaha, tiba-tiba saja aku merasa takut. Ada perasaan aneh yang aku rasakan.

"Velly!" panggil seseorang. Oh, itu pasti dia. Aku memutar badanku menghadapnya. Tapi tiba-tiba saja dia menghilang dari pandanganku. Pandanganku mengabur. Aku tidak dapat melihat apa-apa. Semuanya buram. Apa aku sakit? Aku mengerjapkan mataku berkali-kali, namun sama saja. Pandanganku tetap buram.

Merasa pusing, aku jatuh terduduk. Aku tersentak saat pantatku menyentuh tanah. Pandanganku kembali jelas. Aku tersadar kalau sekarang sudah malam.

Apa aku tertidur dan bermimpi? Aku tertidur di pinggir danau?! Yang benar saja! Mimpi macam apa itu?! Aku harus ke rumah sakit.

Everything I Don't Know || Kim Sunoo [SEDANG REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang