←Happy Reading→
Sebelum pulang, aku dan Samuel duduk di taman depan danau terlebih dahulu.
"Gimana sekolahnya hari ini?" tanya Samuel saat aku akan mendudukkan bokongku di ayunan taman.
"Bagus," jawabku. Aku duduk di ayunan, dan Samuel ikut duduk di ayunan sebelahku.
"Apanya yang bagus?" Samuel menatapku.
"pak Ray baik, temen sekelasku juga kayaknya baik," jawabku.
"Owh, trus?"
"Trus apanya?" Aku sedikit terkekeh dengan pertanyaan Samuel.
"Temen sekelas kamu siapa yang ganteng?" tanya Samuel.
"Semuanya ganteng, Pak Ray juga ganteng," ujarku sambil tersenyum.
"Iya, aku tau. Maksudnya, yang gantengnya istimewa itu siapa? Kamu sukanya sama siapa? Siapa cowok yang bikin kamu tertarik?" tanya Samuel sambil tersenyum teduh.
Deg!
Jantungku bergetar cepat tak mengenal batas kecepatan. Sebenarnya Samuel satu-satunya yang membuat jantungku berdetak cepat. Aku suka Samuel. Aku akui itu sekarang. Sejak kemaren aku adalah gadis yang senang berpura-pura. Bersikap seolah lelah dengan Samuel, padahal aku menyukainya. Apa aku harus memberi tahunya? Aku perempuan, memalukan jika aku mengatakan itu.
"M-memangnya kenapa?" tanyaku tergagap-gagap.
"Pengen tau aja. Sekarang kan aku abang kamu. Kalau kamu suka sama seseorang bilang aja, biar aku bantu," Samuel tersenyum teduh.
"B-bantu apanya?! Jangan gila! Aku masih kecil," Wajahku memerah, nafasku tidak teratur. Aku sangat kaget Samuel menanyakan itu. Itu memalukan bagiku. Apalagi orang yang ditanyakan Samuel adalah dirinya sendiri. Samuel tertawa melihatku yang terlihat aneh. Sesuka apa pun aku pada Samuel, tetap saja dia menyebalkan di mataku.
"Emang kamu sendiri sukanya sama siapa?" tanyaku memutar keadaan.
"Aku sukanya samaa..." Samuel menggantung ucapannya. Sedangkan jantungku terus berdetak hebat di dalam sini. Aku sibuk menyiapkan mental. Berusaha tabah jika dia tidak menyebut namaku, dan berusaha tidak gila jika dia menyebut namaku. Tapi rasanya tidak mungkin dia menyebut namaku. Dia saja menganggapku sebagai seorang adik.
"Aku suka-"
"WOY, PINSA! BALIK NGGAK LU? BALIK ATAU GUE LEMPARIN BANGKAI IKAN??!" Seorang gadis berlari dengan kaki telanjang, dikejar oleh 3 orang temannya yang terlihat kesulitan. Di satu sisi itu hiburan bagiku, apalagi saat melihat salah satu dari mereka tercebur ke dalam danau. Tapi di sisi lainnya, bagaimana dengan jawaban Samuel? Aku menunggu itu sedari tadi.
Aku melihat Samuel di sebelah kiri, ia sedang tertawa melihat 4 gadis tadi. Aku pun ikut tertawa.
"Pulang, yuk!" Tiba-tiba saja Samuel berdiri dari duduknya. Baiklah, aku simpulkan bahwa tadinya aku tidak perlu menyiapkan mental.
^~^~^~^~^
Aku telah sampai di rumah. Setelah makan siang dan mandi, sekarang aku sedang merebahkan diri di atas kasur. Aku meraih handphone yang tadi aku taruh di atas nakas. Aku lihat, ada beberapa notifikasi dari aplikasi WhatsApp. Aku pun mengetuk notifikasi itu.
Chat teratas adalah dari nomor tak dikenal. Atas dasar rasa penasaran yang tinggi, aku pun mengetuknya.
+62 8xx-xxxx-xxxx
Online
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything I Don't Know || Kim Sunoo [SEDANG REVISI]
General FictionVelly baru saja mendapat seorang adik laki-laki. Namun sebelum bertemu dengan adiknya, Velly malah terjebak di latar lain yang tidak dikenalnya. Dimensi lain, waktu lain, dunia paralel, atau hanya mimpi? Segalanya terasa tidak asing, namun nyatanya...