←Happy Reading→
Kemarin Tya berkata akan membantuku menyelidiki apa yang terjadi. Sekarang, dia mulai bersikap aneh. Mengendap-endap, mengintipku, bahkan juga menyamar. Huft, itu terlihat bodoh dimataku.
Harusnya dia menyelidiki apa yang terjadi, bukannya mengawasiku seperti ini. Aku tidak akan berbohong padanya. Untuk apa dia memata-mataiku?
Seperti saat ini. Di hari libur ini, aku pergi ke mall bersama Samuel. Kemarin, dia berjanji akan membelikanku bobba, dan sekarang aku menagihnya.
Sibuk mengelilingi mall, tiba-tiba mataku menemukan hal yang janggal. Seorang ibu berkerudung dan berkacamata hitam mengikutiku. Sudah berapa lama aku mengelilingi mall, dan wanita itu tetap dibelakangku.
Ya, siapa lagi kalau bukan Tya. Aku mulai menyadari bahwa wanita itu adalah Tya saat melihat bibirnya, postur tubuhnya, bentuk wajahnya, serta gayanya. Jelas sekali itu Tya. Susah sekali aku menahan tawa melihat Tya yang menyamar seperti itu.
Iseng-iseng, aku kerjai dia. Apa yang akan dilakukannya saat aku berlari lalu masuk toilet? Hihihi.
"Samuel, kamu tunggu sini bentar," ujarku lalu berlari kencang meninggalkan Samuel dan Tya yang menyamar. Aku memasuki kerumunan, dan berputar-putar tidak jelas. Semoga saja Tya pusing, wahaha.
Apa dia mengejarku? Aku terus berlari hingga menemukan toilet. Segera aku memasuki toilet itu dan menguncinya rapat-rapat. Hihihi.
Tiga menit di dalam toilet, aku mulai teringat pada Samuel. Apa dia menungguku? Atau mencariku? Atau kesal dan meninggalkanku? Rasa panik mulai menghampiriku.
Aku membuka pintu toilet pelan-pelan. Entah kenapa rasanya aku agak takut jika Tya menemukanku. Sensasinya seperti bermain petak umpet.
Aku mulai membuka pintu toilet pelan-pelan dan mengintip keluar. Tiba-tiba saja sosok ibu berkerudung dan berkacamata hitam sudah berdiri di depan pintu toilet, seperti sedang mengantre. Aku sedikit kaget dan memegangi dadaku.
Aku membuka pintu toilet seutuhnya dan menatap Tya yang sedang menyamar. Senyum usilku terbentuk. Aku menekan-nekan perut Tya dengan jari telunjukku. Namun, tidak ada tanggapan. Ya, wajar saja. Tya memang tidak mudah tertawa.
Oh, iya. Aku kembali teringat pada Samuel. Aku meninggalkan Tya sendirian, berlarian mencari keberadaan Samuel. Aku kembali ke tempatku tadi saat meninggalkan Samuel, namun aku sedikit lupa lokasinya.
Hingga aku menemukan Samuel sedang berdiri lurus sambil celingak-celinguk.
"Samuel!" panggilku.
"Dari mana?! Main ngilang aja, hih!" Samuel sepertinya kesal padaku. Ya, wajar saja. Aku menyuruhnya menungguku, sedangkan aku menghilang entah ke mana.
"Maaf, hehe," ucapku.
"Es bobba kamu udah cair, nih," Dia menyodorkan segelas bobba kepadaku. Tidak apa, aku memang tidak suka dingin.
^~^~^~^~^
Setelah kemarin libur, hari ini aku kembali ke sekolah. Saat ini Pak Ray baru saja selesai mengajar di kelasku.
Pak Ray keluar kelas dan memintaku membawakan LKS teman-teman ke ruangan guru. Kenapa harus aku? Sedangkan kita punya Julian sebagai ketua kelas. Aku hanya mematuhi Pak Ray. Mengumpulkan LKS, dan membawakannya ke ruangan guru. Aku berjalan mengiringi Pak Ray dari belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything I Don't Know || Kim Sunoo [SEDANG REVISI]
General FictionVelly baru saja mendapat seorang adik laki-laki. Namun sebelum bertemu dengan adiknya, Velly malah terjebak di latar lain yang tidak dikenalnya. Dimensi lain, waktu lain, dunia paralel, atau hanya mimpi? Segalanya terasa tidak asing, namun nyatanya...