TEKAN VOTE + TINGGALKAN KOMENTAR
Selama 7 tahun ini Win tidak pernah merasa payah sedikitpun dalam mengurus Hansel. Ia yakin 100% jika menjadi ayah tunggal adalah keputusan yang terbaik dibandingkan menikah lagi dengan seseorang yang sama sekali tidak ia cintai. Win tau jika Hansel memang butuh figur seorang ibu, namun Win rasa ia sudah cukup pandai untuk menjadi ayah dan ibu disaat yang bersamaan seperti sebelumnya. Tapi entah mengapa akhir-akhir ini Win justru merasa sedikit bimbang akan keputusannya.
Putranya itu memang tidak menuntut tapi terkadang Win merasa sedikit bersalah saat Hansel menatap iri teman-temannya yang mempunyai keluarga lengkap, sedangkan ia hanya memiliki seorang ayah workaholic berwajah datar dan minim ekspresi seperti Win.
Sedikit malang memang tapi mau bagaimana lagi, Wajah Win memang sudah begitu dari sananya.
Sejak kepulangan mereka dari rumah ibunya, Win merasa dirinya jadi sering uring-uringan memikirkan hal tidak penting itu lalu setiap berjalan melewati foto Lisa, perasaan bersalah terkadang menyeruak memenuhi hatinya. Ia sudah sebisa mungkin abaikan tapi tetap saja masih terasa.
Seketika lamunan Win terhenti saat Bright memberikan sepotong daging bulgogi diatas piringnya. "Makan yang banyak Winnie, kau keliatan lebih kurus dari sebelumnya" ujar Bright yang kemudian disusul senyuman tampan.
Tanpa pikir panjang Win langsung memasukkan potongan daging kedalam mulutnya, mengunyah dengan tempo pelan sambil menikmati rasa nikmat bumbu yang meresap di daging. Berbeda dengan Win yang terlihat tidak perduli dan lebih fokus ke makanan, Bright justru sebaliknya, ia hanya sibuk memanggang tanpa memakan satupun. Perutnya terasa kenyang saat melihat Win memakan daging pemberiannya dengan lahap.
Katakanlah jika dirinya budak cinta, Bright sudah tidak perduli lagi.
"Jadi malam ini Hansel menginap di rumah Gun?"
"Iya, memangnya mau dititipkan kemana lagi? rumah ibu mu?" Win berujar sarkas.
Pertanyaan yang Bright lontarkan barusan membuatnya sedikit kesal, mengingat bagaimana pria itu memaksanya untuk makan malam berdua dan sekarang malah sok peduli bertanya-tanya tentang putranya. Win bukanlah orang bodoh, ia tau betul niat dan tujuan dari ajakan Bright.
Pria itu ingin melanjutkan acara makan ke acara ranjang.
"Kau galak sekali Winnie, aku kan cuman bertanya tentang putra kita"
"Cih putra kita dalam mimpi mu sialan. Berhenti berbicara tidak penting atau aku akan pulang"
Bright merenggut saat Win mengancamnya. Padahal niat Bright itu baik menanyakan tentang Hansel tapi Win justru malah marah-marah padanya seperti kelinci yang tidak diberikan wortel.
Setengah jam kemudian berlalu dan Win masih asik melahap sisa potongan daging sambil meneguk botol alkoholnya yang ketiga. Walaupun Bright sudah melarangnya untuk minum tapi Win tetaplah Win, dia tidak memperdulikannya dan malah melanjutkan acara minum-minumnya seorang diri. Persetan dengan mabuk, Win tidak peduli. Sekarang dirinya sedang berada bersama Bright dan pria itu pasti akan mengurusnya dengan baik walau dikeadaan mabuk sekalipun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Sin | 🔞
FanfictionBRIGHTWIN AREA bright ingin win. cinta yang terus tumbuh setiap harinya diiringi dengan nafsu dan gairah untuk memiliki dan mengekang sesuatu yang telah menjadi miliknya. sedangkan win membenci bright yang terlalu memujanya. win yang sulit untuk di...