16/im yours

6.8K 340 55
                                    

TINGGALKAN VOTE + KOMENTAR

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TINGGALKAN VOTE + KOMENTAR

🔞🔞🔞

Bright mengusap pipi memerah Win yang sedikit menggembung karena diisi kepala penisnya. Sudah hampir setengah jam berlalu dan si manis tidak kunjung puas menikmati rasa precum yang mengalir dari ujung kepemilikan sang dominan.

Berkali-kali Bright berusaha menjauhkan penisnya dari jangkauan Win tapi pria itu justru mengamuk sambil melempari barang ke arah Bright. Katanya Bright pelit, tidak cocok jadi teman tidurnya dan mengancam tidak mau dimasuki. Bright yang pada dasarnya takut akan ancaman, kini hanya bisa pasrah membiarkan penisnya di jamah sesuka hati, walaupun tidak munafik ia ikut menikmati tapi Bright lebih suka permainan inti.

"Bunny... udah ya jilatin penisnya? kita main tusuk-tusukkan aja, mau?"

Win menggeleng, tangannya masih sibuk memainkan twinsball Bright yang menggantung lucu. "Enggak, masih mau kulum bola-bola Bright. Enak, gemes"

"Tapi ini udah setengah jam Win"

"Terus kenapa?"

Bright berdecih pelan. Penisnya gatal ingin segera dimasukan ke dalam lubang Win tapi si manis justru mengulur-ngulur waktu.

Win terkekeh pelan melihat perubahan ekspresi Bright, lalu dijauhkannya tangannya dari penis Bright kemudian ia berdiri membalikkan badannya sehingga sang dominan bisa melihat jelas pemandangan bokong sintalnya. Dengan nakal Win menarik pipi bokongnya berjauhan sehingga anal merah berkedutnya terpampang jelas menggoda Bright yang kini menatap lapar. "Daddy ingin ini hm? ingin lubang bunny ya? ayo kemari daddy, nikmati lubang ini sepuasnya"

Layaknya singa yang menemukan rusa, Bright langsung mendekat ke arah Win, memposisikan dirinya tepat di belakang si manis. Tangan Bright bergerak nakal meremas bokong sintal Win, sesekali ia juga memberikan tamparan pelan yang membuat bokong Win bergetar.

"Siapa yang mengajarimu bersikap seperti jalang, bunny?"

"Ughh tidak tau, aku hanya mengikuti insting"

"Insting seorang jalang hm?"

Bukannya marah, Win justru mengangguk setuju. Alkohol membuat otaknya rusak sehingga tidak dapat digunakan untuk sementara waktu.

Bright menyeringai brengsek kemudian melesakkan kedua jemarinya secara tiba-tiba ke dalam anal Win, menggerakkan secata brutal hingga membuat tubuh Win mengejang hebat. Stimulasi yang Bright berikan berdampak juga pada penisnya. "Wohoo, liat itu bunny, penis tidak berguna mu mengacung tegak sayang"

"Nghh ahhh b-bukan tidak berguna! penis ku berguna dasar breng— akhhh"

"Dilarang mengumpat sayang atau lubang mu akan ku hancurkan"

Win menggeleng cepat, ia tidak mau lubangnya dihancurkan oleh jari, ia hanya mau yang menghancurkan lubangnya itu adalah penis Bright. Bright menambahkan satu jemari ke dalam anal Win dan mengocoknya asal.

"Bagaimana Win, nikmat hm?"

"Akhh yess! aku suka, enak, enak"

"Kau mau lebih, bunny?"

"Mau! ahh aku mau penis, mau penis, penis besar daddy"

Bright segera menghentikan kocokannya pada anal Bright kemudian membanting tubuh si manis ke ranjang. Win yang paham akan maksud Bright langsung melebarkan kedua kakinya, mempersembahkan lubang berkedutnya untuk Bright jamah.

"Ayo masuki aku daddy..."

Tanpa disuruh dua kali, Bright langsung memposisikan kepala penisnya tepat dihadapan anal berkedut Win. "Lubang mu berkedut nakal sayang, sudah tidak sabar ya di perkosa daddy hm?" Win mengangguk semangat, kakinya semakin dilebarkan dan tidak lupa melayangkan tatapan sendu menggoda ke arah Bright yang membuat libido si tampan naik dua kali lipat.

"Ah shit! wajah binal mu membuatku hilang kendali, win. Jangan salahkan aku jika kau tidak bisa berjalan selama beberapa hari ini karena aku benar-benar akan menghancurkan lubang nakal mu sayang"

Setelah kalimatnya barusan Bright langsung melesakan penisnya jauh ke dalam anal Win.

"Akhh sakitt! lubang ku sakit!"

Win menjerit hebat ketika Bright mulai memompa penisnya keluar masuk didalam lubangnya. Win itu sudah lama tidak jamah Bright jadi lubangnya kembali menyempit dan harus beradaptasi ulang dengan kepemilikan Bright yang besarnya diatas rata-rata.

Bright menatap wajah pasrah Win yang berada di bawahnya. Astaga, pujaan hatinya ini terlihat berkali-kali lebih seksi daripada bbiasanya. Bright membungkukkan tubuhnya kemudian meraup ganas bibir tebal Win, lidahnya juga ikut bermain-main mengeksplor mulut si manis, digigitnya juga bibir Win beberapa kali sehingga menciptakan luka.

Persetan jika esok pagi Win akan marah padanya karena saat ini yang berada di otak Bright hanyalah menyetubuhi Win hingga pria itu pingsan.

"Umhh B-brightt nghh ah.. ah... sudah.." Win berucap disela-sela ciumannya. Tangannya berusaha mendorong dada bidang Bright agar pria itu sedikit menjauh, namun usahanya sia-sia.

Pinggul Bright bergerak konstan menumbuk anal Win, gerakannya tidak cepat dan tidak lambat juga tapi berhasil membuat Win mendesahkan namanya berulang kali. Urat-urat yang terdapat pada batang Bright juga turut andil memberikan kenikmatan pada Win, si manis itu merasa jika rektumnya tengah di garuk oleh penis.

"Ahh fuck! lubang mu menjepit milik ku bunny nghh rasanya sangat nikmathh sayangg"

"Nghh Bright faster"

"As your wish"

Bright mengeluarkan penisnya hingga tersisa kepalanya lalu menghentaknya sedalam mungkin yang kemudian disambut dengan pekikan kesakitan Win. Tanpa memberikan Win waktu untuk bernafas, Bright langsung menggerakkan pinggulnya dengan cepat, berkali-kali sengaja menyodok prostat si manis hingga membengkak.

Win mencengkeram otot lengan Bright, berusaha menyalurkan kenikmatan yang ia dapatkan dari pria itu.

"B-brightt genjot lebih cepat, hancurkan lubangku dengan penismu, genjot aku bright, ahhh setubuhi jalang mu ini"

"Shit fuck! aku benar-benar akan memperkosa mu hingga pingsan bunny"

"Ahh yess daddy akhh"

Win menarik surai Bright, memposisikan wajah pria itu tepat di hadapan nipplenya yang menegang. "Hisap daddy"

Sesuai permintaan Bright memasukkan nipple Win kedalam mulutnya, lidahnya menari-nari diatas tonjolan si manis. Bright juga menyusu pada nipple Win layaknya anak bayi, menyesap dan menggigiti pelan. Win yang merasakan kenikmatan diberbagai titik sensitifnya hanya bisa mendesah. Lagipula memang itukan peran submissive diatas ranjang.

"Ahh sial jangan diketatkan bunny! penisku terjepit sayanghh ahh ahh"

Bukannya melonggarkan Win justru semakin mengetatkan lubangnya, sengaja agar Bright merasakan kenikmatan juga saat menyetubuhinya.

"Daddyy i wanna cum! ahh ahh i wanna cum"

"Together bunny"

Pada hentakan yang ke lima, Win mengeluarkan cairannya hingga mengenai wajah dan dadanya sedangkan Bright mengeluarkannya didalam tubuh Win.

Baru saja Bright ingin mengeluarkan penisnya dari dalam tubuh Win, namun—
"Katanya ingin menyetubuhi ku sampai pingsan, mana buktinya? ayo lakukan lagi, daddy"

Bright menggelengkan pelan kepalanya, tidak habis pikir akan kelakuan binal pujaan hatinya. "Jangan menangis besok pagi, winnie"

"No, im not. Im yours"

"Yes, you mine"

Tbc
kurang hot gak?

Perfect Sin 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang