00

7.4K 637 81
                                    

"Sha, mau minum apa?"

"Apa aja deh, cepetan ya haus nih gue!"

"Ck. Iya-iya!"

Marsha Washington, si gadis cantik yang pecicilan ini lahir dari keluarga yang berkecukupan. Tidak kaya, tapi tidak juga miskin. Sederhana saja. Kini gadis itu duduk di bangku kuliahan. Ia berhasil meraih beasiswa di tempat sekarang ia bersekolah. Sebenarnya orang tuanya mampu-mampu saja membayar sekolahnya, tapi karena ia mendapat beasiswa kenapa tidak?

Masha memiliki satu sahabat bernama Clara. Mereka berteman sejak masuk SMP. Clara adalah gadis yang dewasa menurut Masha. Ia sudah menganggap Clara seperti kakak kandungnya sendiri. Usia keduanya hanya beda satu tahun. Masha yang berumur 19 tahun dan Clara yang berumur 20 tahun.

Masha adalah gadis yang ceria. Namun dibalik wajah cerianya itu, tersimpan luka yang menyakitkan. Masha memang memiliki orang tua yang lengkap, tapi setiap hari orang tuanya selalu bertengkar. Dan yang membuat mereka bertengkar, masalahnya selalu sama. Perselingkuhan. Hal itu terlah berlangsung selama 10 tahun lamanya. Mengapa orang tuanya tidak bercerai? Masha juga tidak tau. Dia stress dan bingung. Sampai akhirnya dia bertemu Clara. Hanya Clara yang bisa memahaminya.

Kini seperti hari-hari biasanya, ia datang ke rumah Clara untuk sekedar bermain bersama. Jika ditanya orang tua Clara dimana, maka Clara hanya tinggal bersama ibunya. Karena ayahnya baru saja meninggal satu tahun yang lalu akibat kecelakaan pesawat.

Sambil menunggu Clara yang sedang mengambilkan air minum untuknya, ia menonton kartun kesukaannya, yaitu Shinbi's House. Ah, Kanglim masa depan ku!!, Batinnya.

Dan pada dasarnya kalau Masha adalah gadis yang tidak bisa diam, ia kini melihat-lihat isi kamar Clara. Yah meskipun ia sudah sering melihatnya, tapi terserahlah.

Kini bahkan gadis itu sudah terbaring terlentang di lantai kamar Clara. Kemudian mulai membayangkan kalau dirinya akan menikah dengan Kanglim atau Ian, salah satu karakter favorit nya di film Shinbi's House. Sesekali dirinya terkekeh seperti orang gila. Lalu menolehkan kepalanya ke samping kanan.

"Eh, apaan nih?" Gumam nya.

"Ih, jelek banget bukunya. Buku apaan nih?" Ucapnya sambil melihat-lihat buku yang di ambilnya dari kolong ranjang Clara.

Sesaat kemudian ia ber'oh' ketika mengetahui bahwa itu adalah novel tua. Novel dengan judul 'CINTA' itu terlihat sangat usang. Mungkin karena terlalu lama di bawah kolong ranjang. Karena penasaran dengan isi novel nya, ia pun mulai membacanya dengan serius. Jangan lupa kalau Masha juga suka membaca. Tapi bukan membaca buku pelajaran, melainkan Novel dan sejenisnya.

Sejam kemudian, ia telah menyelesaikan bacaan nya. Ia mendengus kesal dan mengangguk lemas saat mengetahui alur cerita tersebut. Klise sekali, pikirnya.

Oh ya, ngomong-ngomong kenapa Clara lama sekali? Bukankah dia hanya mengambil air minum di dapur? Ini bahkan sudah satu setengah jam terlewat. Tidak mungkin hanya mengambil air minum di dapur memerlukan waktu yang lama. Kecuali kalau dapur nya harus melewati samudra Hindia.

"Ah, lama sekali dia. Aku sangat mengantuk. Apakah mengambil air minum begitu lama, hoammmm!!" Gumam nya kesal

Seperkian detik berikutnya ia terlelap sambil memeluk novel usang tersebut. Tak menyadari jika sang Novel kini menghilang entah kemana. Hilang seolah-olah tidak pernah ada.

🌻🌻

Cit...cit...cuit....cit...cuit...

Suara kicauan burung terdengar nyaring membangunkan seorang gadis yang tadi terlelap.

Supporting RoleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang