08.

3.8K 529 21
                                    

Disana ia melihat punggung lebar seseorang. Ah, ia seperti mengenalnya.

"Maaf, cari siapa ya?" Tanya Lusi

Seseorang itu membalikkan badannya menghadap ke arah Lusi.

Gadis itu mendelik saat mengetahui siapa yang datang kesini. Kalian tau? Iya dia, si singa liar....

"LEON!!"

Ngapain dia disini, sialan!!,batinnya.

Tanpa tampang berdosanya cowok itu tersenyum tipis dan mengucapkan kata "Hai" dengan nada datar.

"Siapa Lus?" Teriak sang papah dari dalam sana

"Bukan siapa-siapa kok pah!!" Jawab Lusi

Kemudian ia menatap Leon tajam sambil memasang muka yang sengaja ia seram-seram kan. Namun, bukannya terlihat seram, gadis itu terlihat sangat cute menurut Leon.

"Ngapain Lo kesini?" Ketus Lusi

"Berangkat bareng" Kata Leon santai

"WHAT!! Lo gila? Gak mau gue" Kata Lusi

"Kenapa?" Tanya Leon bingung

"Karena....karena gue berangkat nya sama Abang! Iya, sama Abang!" Kata Lusi mencari alasan

Bukannya apa-apa. Tapi, ia tidak mau jika ia terlalu dekat dengan Leon, ia bisa jatuh hati pada cowok kaku itu. Ia tidak mau seperti Lusi asli yang ada di novel. Lagipula, ia sudah melupakan tekadnya untuk menjadi tokoh utama wanita. Karena ia pikir itu kan sia-sia saja. Alur bahkan masih terus berjalan sesuai novel. Lantas ia harus bagaimana?

Yang ia lakukan sekarang hanya harus menghindari Leon sebisa mungkin agar ia tidak jatuh hati pada cowok itu. Oh ayolah, memangnya siapa yang akan menolak pesona seorang tokoh utama pria yang sudah pasti sangat sempurna?

Ya walaupun kecil kemungkinan untuk dirinya menghindari Leon, karena mereka masih terikat oleh perjodohan.

Tapi, Lusi tidak memusingkan hal itu sampai-sampai ia harus secepatnya membatalkan perjodohan ini. Toh, kelak Leon sendiri yang akan memutuskan nya. Dirinya hanya perlu menunggu dan memantapkan diri serta hati saja.

"Loh, Leon? Aduh sini masuk kita sarapan bareng! Lusi, kok kamu nggak suruh Leon masuk sih?!" Kata sang Papah yang tiba-tiba saja nongol dari balik pintu

"Gak usah om,saya ingin berangkat dengan Lusi saja" kata Leon dengan raut datar namun tak menghilangkan sikap sopan nya pada papah Lusi

"Oh iya, haha" jawab papah Lusi

"Tapi pah..." Lusi yang hendak protes langsung di pelototi oleh sang papah agar diam

Ia menghela nafas pasrah.

"Sudah sana berangkat, takut telat! Ambil tas kamu Lusi" Kata sang Papah

Lusi dengan gontai melangkah ke ruang tamu mengambil tas sekolahnya dan setelah itu ia keluar dengan raut wajah yang murung.

"Ayo cepet,lama Lo!!" Ketus Lusi pada Leon

Gadis itu menaiki motor Leon yang lebih besar darinya dengan sedikit kesusahan. Bahkan sesekali dirinya mengumpat karena Leon yang membawa motor sebesar ini.

Hingga tiba-tiba sebuah tangan kekar menahan pinggang rampingnya dan mengangkat nya, mendudukkan dirinya di atas motor besar itu.

Lusi menoleh dan mendapati Leon yang menatapnya tanpa ekspresi apapun.

Astaga, kenapa jantung nya berdegup kencang begini? Dia jadi gugup tau.

Tidak, tidak!! Ini bukan cinta. Tapi Lusi hanya merasa terkejut saja.

Supporting RoleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang