04.

4.4K 581 23
                                    

"Lo lagi suka sama.....anak baru itu kan? Jessy?" Tanya Lusi sambil menatap dalam manik mata Leon dengan bergetar

Leon menatap lama Lusi. Kemudian menjawab "Emangnya Kenapa?"

Lusi kembali menolehkan kepalanya ke depan. Menatap lurus dengan wajah sendu.

"Ya nggak papa sih, itu hak Lo kok. Lagian pertunangan ini juga karena paksaan dari orang tua kita kan?" Kata Lusi

Leon menggeram lirih. Kenapa ia malah merasa tidak suka dengan kata-kata yang dikeluarkan oleh gadis ini? Ia menghembuskan nafas pelan.

"Pulang!" Kata Leon kemudian bangkit dri duduknya diikuti Lusi di belakangnya

Satu jam kemudian, mereka sudah sampai di mansion mewah milik keluarga Clametin.

"Makasih udah nganterin" Kata Lusi sambil tersenyum

"Hm" Jawab Leon yang langsung menancap kan gas keluar dari mansion mewah tersebut.

🌻🌻

Leon kini baru saja sampai ke rumahnya. Jam menunjukan pukul 22.50 yang dimana ia hanya membutuhkan waktu 40 menit untuk sampai ke rumah.

Didalam kamar bernuansa biru laut, kini sedang terbaring lah seseorang di atas ranjang nya. Kemudian menatap langit-langit kamarnya seraya melamun kan sesuatu.

Leon masih memikirkan anggapan-anggapan mengapa Lusi bertanya seperti itu pada nya di taman tadi.

Kenapa gadis itu mengatakan kalau dirinya menyukai Jessy si anak beasiswa itu?

Tapi, setelah dipikir-pikir kembali...bisa di bilang Lusi sedang cemburu padanya kan?

Haha,

Tak berselang lama kemudian ia mulai memejamkan matanya memasuki alam mimpi sambil tersenyum manis.

🌻🌻

Keesokan harinya, kini Lusi tengah di pusingkan dengan angka-angka yang berjajar secara abstrak di papan tulis.

"Aduh tulisan apaan sih tuh" gerutunya

"Tulisan jaman dinosaurus baru muncul itu mah"

"Bisa-bisanya si Jaenab dipilih jadi sekertaris!! Tulisan nya aja kaya mukanya si Digo"

"Emang kenapa sama mukanya Digo?"

"Burem kek masa depan Lo!!"

"Wah ngajak gelud!! By one dek!!"

"WOI JUNAEDI, MINGGIR!! NGGAK KELIATAN LU NULIS APAAN"

"Jaenab tolol, ngapa jadi Junaedi. Junaedi mah bapak gue"

"Anak salah saya apa?!"

Bukan hanya Lusi yang menggerutu namun juga satu kelas. Bisa-bisanya si Jaenab di jadikan sebagai sekertaris oleh wali kelas mereka. Bahkan tulisan dokter pun lebih baik dari pada tulisan milik Jaenab.

"Huwaaa, gue stres banget asli. Gue nyontek aja ntar deh!!" Kata Lusi dengan putus asa dengan tulisan milik Jaenab

Kalo kalian tanya kenapa nggak ganti aja sekertaris nya? Atau sekertaris keduanya mana? Kenapa nggak yang lain aja yang nulis? Jawabannya adalah GAK ADA YANG MAU JADI SEKERTARIS.

Cuma Jaenab aja yang minat. Sekertaris satu-satunya di kelas ini. Mereka semua tidak ingin menjadi sekertaris ya sudah pasti jika guru tidka masuk dan di beri tugas mencatat, mereka harus mencatat materi sebanyak dua kali. Malesin banget. Apalagi kalo tulisan nya nggak jelas, kekecilan lah apa lah, ini lah itu lah..huuuh stress.

Supporting RoleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang