Leon berlari melewati lorong demi lorong kelas guna mencari Lusi. Namun, tak ia temukan di manapun gadis itu. Entah menghilang kemana gadis nakal tersebut.
Tampak dari kejauhan terlihat siluet seorang gadis tengah duduk santai di bawah pohon beringin besar. Tidak salah lagi, gadis itu sudah pasti Lusi. Memang siapa lagi yang berani duduk di bawah pohon yang terkenal angker itu? Gadis itu memang ajaib.
Perlahan Leon mendekat dan ternyata benar gadis itu adalah Lusi. Tapi, seperti ada yang aneh dengan gadis ini. Leon bisa melihat kekosongan dimata gadis itu. Ah tidak, ada sedikit kegelisahan dan ketakutan juga disana.
Lihat?! Bahkan gadis itu tidak sadar bahwa Leon sudah duduk anteng di sampingnya.
Tangan Leon terangkat untuk mengelus rambut Lusi yang terasa halus. Lalu bertanya "Kenapa?"
Lusi merasa kaget akibat elusan di rambutnya terlebih dari Leon, sang tokoh utama. Tapi disisi lain ia sedikit nyaman akan usapan lembut tangan Leon pada kepalanya.
Sejenak Lusi memejamkan matanya menikmati usapan lembut Leon pada rambutnya.
"Kok Lo bisa disini?" Tanya Lusi sambil menatap Leon dengan kalem tak seperti biasanya
Leon menaikkan satu alisnya bingung. "Lo sendiri? Kenapa bisa disini?" Tanya Leon balik
"Lo ditanya bukannya jawab malah tanya balik!!" Ujar Lusi bersungut-sungut
Leon terkekeh kecil. "Cari kamu" jawabnya
Lusi menoleh kaget kearah Leon.
"Gue? Lo nyari gue?" Ucapnya sambil menunjuk dirinya sendiri
Leon mengangguk membenarkan
"Buat apa Lo nyariin gue?" Tanya Lusi bingung
"Lo...gak cemburu?" Tanya Leon
"Cemburu soal?" Heran Lusi
"Gue sama dia"
"Ha? Dia siapa? Yang jelas anjeng!!"
Keluar sudah Lusi yang asli. Leon memang benar-benar membuatnya stress. Bingung tujuh keliling karena perkataan menggantungnya itu, huh. Golok mana golok?!
Ku sunat dua kali langsung pandes tau rasa lu!!
"Anak beasiswa"
Lusi mengangguk paham. Aishhh, kenapa pula cowok itu tidak langsung sebutkan namanya saja sih? Pake muter-muter segala cara.
"Cemburu kenapa emangnya?"
Leon menggeleng pelan. "Gak papa, gak jadi"
Lusi menatap aneh cowok disampingnya. Setelah itu mengedikkan bahunya merasa bodo amat.
"Oh iya, Lo kapan lomba nya sama Jessy?"
"Lusa"
"O, gitu"
Setelah itu hening tak ada satupun yang mau membuka pembicaraan terlebih dahulu. Ah, Lusi sangat bosan jika terus berdiam diri seperti ini. Mulutnya serasa ingin memakan sesuatu yang manis-manis. Uhmmm, kira-kira apa yang enak ya? Mungkin kue?
Ah, dirinya menginginkan kue coklat!
"Iaannnn...." Panggil Lusi sambil menatap binar ke arah Leon
Sedangkan yang ditatap hanya membalasnya dengan tatapan bingung nya.
"Ian siapa?"
"Ian itu elo, Leon. Nama tengah Lo kan Ian." Leon mengangguk paham
"Ada apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Supporting Role
FantasyMasha Washington, si gadis cantik yang tiba-tiba saja terbangun di tempat yang entah berantah yang sebenarnya dunia Novel. Harus menerima nasib jika dirinya menjadi salah satu karakter di buku itu. Sungguh mustahil, pikirnya. Berawal dari dir...