00.10

2.1K 209 6
                                    

i can't take my eyes off you. I hope you wont forget me either, even when you're not with me.

-

"Heh Lo semua jangan hobi nyontek anjirrr!" Alegori berdiri tegak di depan kelas sembari membawa lap pel di tangannya, karena hari ini adalah jadwal piketnya. Terlihat beberapa teman sekelasnya sedang mengerjakan PR di sekolah, padahal kan PR itu pekerjaan rumah.

"Diem Al, Lo juga pasti belom kan." Sahut Adi, cowok berambut kriting gondrong yang sering jadi sasaran anak OSIS serta guru kesiswaan yang hobi razia potong rambut.

Alegori berdecak halus sembari melanjutkan kembali pekerjaan nya yang sempat tertunda. "Nyenyenye." Nyinyirnya.

"Morning epribadeh!!!" Aris dengan segala kerempongannya datang membawa tas selempang berwarna army miliknya. Dia duduk di bangku paling depan, sedangkan Alegori terpaksa harus duduk di bangku paling belakang karena pertukaran tempat duduk yang selalu di adakan tiap Minggu. Jadilah satu Minggu ini dia akan duduk di bangku belakang.

"Umumu bayiku rajin banget ngepel nya." Kata Aris sambil menjawil pipi tembam Alegori. Tubuhnya boleh agak kurus, tapi pipinya mana boleh absen dari kata 'gembul'.

Yang di perlakukan seperti itu tentu saja langsung menjauhi Aris. Dia menodongkan kain pel yang sudah sedikit kering karena sudah di peras air nya itu kehadapan Aris. "Senggol bacok Lo sama gue!" Pekik Alegori yang sudah siap dengan kuda-kuda perangnya.

Aris pun sama, dia sedang mengcosplay ular hijau jadi-jadian, dengan kedua tangannya yang ia tekuk seperti moncong ular. "Maju Lo." Kata Aris penuh tantangan.

"Anjirr masih pagi woy!" Hendra berteriak dari ambang pintu. Dia baru saja bertugas untuk membuang sampah ke tempat pembuangan yang ada di belakang sekolah, tenang saja. Sekolah mereka bebas dari yang namanya sampah, karena pasti saat mereka sudah pulang sekolah tiap harinya akan ada mobil pengangkut sampah. Jadi sekolah mereka bebas dari yang namanya sampah. Meskipun masih terlihat ada beberapa siswa/i yang kedapatan membuang sampah sembarangan. Namun tentu saja hal itu langsung di bersihkan oleh petugas kebersihan sekolah.

"Ribut mulu." Sambung Hendra.

Aris berdehem kecil, dia kembali normal. Enggak lagi menunjukkan jurus ular hijau andalannya. "Ini namanya pertarungan antar bestie Hen." Kata dia.

Alegori menyahuti. "Gue tunggu Lo di parkiran." Sahutnya masih dengan penuh drama.

"Uuuuuu siapa takut." Balas Aris.

Hendra selaku ketua kelas mereka hanya bisa geleng-geleng kepala. Kedua orang itu memang sangat aneh, Aris terkenal dengan kepintaran nya namun juga bodoh di saat yang bersamaan. Bukan bodoh dalam hal tugas, melainkan dia sering melupakan sesuatu yang sangat penting.

Sedangkan Alegori, dia yang paling heboh. Semua penghuni kelas pun mengakui itu, kalau saja Alegori diam sehari, maka itu akan menjadi penyakit di kelas mereka. Dia ceroboh, humoris, dan jamet. Semua orang pasti akan menjadikannya kambing hitam kalau mereka mempunyai alasan untuk tidak mengerjakan PR. Pasti mereka akan mengatakan. "Alegori ngajakin kita ngerumpi pak, jadi kita lupa buat nugas." Ucap salah seorang siswi cantik dengan rambut ikal bernama Ricel itu.

Alegori yang baru saja beristirahat di bangkunya mendongak. "Heh! Nggak kok pak, si icel nya aja noh yang kebablasan dandan makanya lupa ngerjain tugas!" Sungut Alegori sebal.

Pak Bakti guru Prakarya dengan kepala botak itu hanya bisa menghembuskan napas panjang, kemudian memaklumi nya dengan memberi tugas tambahan sebanyak lima belas soal. Ini yang namanya memaklumi atau malah menyiksa? Tanyakan itu pada pak Bakti yang kini puas melihat raut wajah terbengong-bengong para murid nya.

Alegori ; Haechan, Mark, Jeno.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang