00.12

1.8K 199 17
                                    

Balutan kain kasa yang menutupi luka di keningnya membuat penampilan Alegori semakin buruk saja. Dia pergi ke sekolah dengan raut wajah yang begitu kusut, kejadian kemarin benar-benar diluar perkiraan nya. Pergi dengan Marka lalu berakhir dengan di tangkapnya Joan, lalu bertemu dengan Semesta yang entah datangnya darimana.

Alegori merengut pelan, bibirnya sedikit maju.

Sekumpulan siswa siswi yang tengah berkerumun di depan Mading, membuat atensinya sedikit teralihkan dan merasa tertarik dengan topik apa yang sedang mereka bahas sampai berkerumun seperti itu. Alegori mendekat ke arah kerumunan siswa siswi itu, membaca poster besar tentang olimpiade yang akan di adakan beberapa hari lagi.

Ternyata pengumuman olimpiade.

Dia berlalu dari sana karena rasa penasaran nya sudah terjawab, duduk di depan kursi beton yang terdapat di depan kelas sambil sibuk memainkan ponselnya. Pesan dari Marka? masih sama seperti kemarin, hanya centang biru tanpa balasan yang ia dapat.

Sedangkan daftar nama yang berada paling atas, ialah Semesta. Alegori membacanya.

____________

Semesta :
Sore gua berangkat olimpiade
Lo nggak mau nyemangatin gua tah?
Gua maksa sih.

---------------------

Kekehan kecil keluar dari bibirnya, Alegori kemudian mengirim voice note dan mengirimnya langsung kepada Semesta.

"Orang aneh." Gumamnya pelan.

"ALEE! LE ALE!!" dari ujung sana terlihat Aris tengah berlarian ke arahnya, dengan napas yang terengah dia kemudian duduk di samping Alegori sambil memegangi dadanya yang naik turun. "Hah hah huh."

"Abis ngapain anjir? Gabut banget Lo masih pagi gini udah lari-larian." Komentar Ale.

Aris mengangkat satu tangannya, meminta Alegori untuk memberi jeda waktu untuknya mengatur napas. Setelah di rasa membaik, Aris kemudian menatap Alegori dengan tatapan serius. "Lo udah tau soal ini belum? Kabar yang lagi booming sekarang!"

"Oh, soal olimpiade? Gue udah liat tadi di depan."

"Bukan!" Potong Aris cepat dengan tatapan tajam. Alegori mengerutkan keningnya, menunggu kelanjutan cerita dari teman sebangkunya ini. "Marka, sama Darrel resmi pacaran sekarang. Gue liat di ciutan tweet mereka."

"Hah?" Alegori mengerjapkan matanya beberapa kali. "Oh.."

"Lo nggak kaget?"

"Kaget."

"Kok nggak nangis? Lo kan belum putus sama Marka!" Tegur Aris seraya menepuk tangan Alegori pelan.

"Ngapain? Emang tangisan gue berguna? Enggak kan Ris."

Aris terdiam, kemudian menarik tubuh temannya kedalam pelukan, ia usap punggung sempit milik Alegori. Dia bisa saja berbohong dengan mengatakan tidak, tapi gestur tubuhnya sangat jelas bahwa sekarang Alegori sedang tidak baik-baik saja. Punggungnya sedikit bergetar, Aris menepuk pelan punggung itu beberapa kali sebelum melepas pelukannya. Alegori masih dengan ekspresi yang sama, bahkan dia malah terkekeh sambil mendorong kening Aris untuk menjauh dari hadapannya. "Geli anjir!" Ia meringis. Kemudian memeluk tubuhnya sendiri. "Aris pedo ih!"

"Goblok!" Maki Aris. "Ketawa Lo hambar, nggak enak di denger!"

"Biarin!"

Alegori ; Haechan, Mark, Jeno.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang